Aku tidak tahu, kamu baca puisiku atau tidak,
tapi aku benar-benar penasaran saat ini...
Tidakkah kamu pernah baca satu saja?
Satu saja, sudah mewakili apa yang kurasa.
Tapi kini waktu demi waktu berlalu,
semakin banyak pula puisi yang kubuat.
Bisa bayangkan seberapa besar perasaanku?
Sekali saja, sekali saja bacalah.
Kutempatkan ini di mana mungkin kamu dapat membacanya,
tanpa harus repot-repot membuka catatanku yang usang.
Ini, kubuat langsung di sini.
Bacalah.
Pahamilah.Ah, ini bukan puisi.
Kata-kataku tidak berdiksi.
Tidak indah.
Ah, tapi pahamilah, kubuat semua ini seolah ini puisi!
Seolah berdiksi tinggi!
Bermajas hebat!
Untuk... membuatmu terkesan...
AKU SUDAH BERUSAHA!
.
.
.
.
.
.
sia-sia... ya?
tidak berguna...
aku, tidak...
sebaiknya aku berhenti saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Catatan
RandomIni apa? Ini sebuah catatan. Catatan siapa? Catatanku. Aku siapa? Siapa aku? -sebuah catatan kecil yang dibuat saat si penulis hiatus. Walaupun statusnya hiatus, namun ia tak berhenti menulis. Karena itu adalah cara hidupnya-