Satu tahun yang lalu...
Keira membuka matanya seraya menyingkirkan sebuah novel tebal yang menutupi wajahnya. Yang terakhir kali ia ingat yaitu ia membaca novel horror sebelum tidur, dan ya sepertinya di luar dugaan ia malah tertidur dengan novel yang menutupi seluruh wajahnya.
Monday, biasanya selalu menjadi hari terburuknya. Tapi entah jin apa yang sedang merasuki Keira, hari ini ia sangat bersemangat. Untuk kalian yang bertanya karna apa, fyi, ini hari pertama MOS dan sebentar lagi Keira akan resmi menjadi siswi SMA Gannesha Mulia.
"Bang Kaisal, cepetan napa gue mau mandi nih!" Teriak Keira seraya menggedor-gedor pintu kamar mandi.
"Tunggu bentarlah, adekku sayang.." Jawab Bang Kaisal dari balik pintu.
Keira memutar bola matanya "Najis ih, gue bukan adek lo, gue gakenal sama lo!" Bang Kaisal terkekeh mendengar ucapan Keira yang menurutnya menggemaskan.
Akhirnya, setelah menunggu Bang Kaisal sekian abad lamanya, akhirnya Keira bisa masuk dan memulai ritual paginya. Setelah itu, Keira bergegas turun dan bergabung bersama Orangtuanya dan Abangnya di meja makan.
"Pagi, Mah Pah," ucap Keira lantas duduk di kursi sebelah Abangnya.
"Abang lo yang ganteng ini gamau di sapa gitu?" Bang Kaisal menepuk dahinya dan berlaga tersakiti. Oh sangat mendramatisir...
"Gapenting nyapa lo Bang, mending cepet abisin rotinya, terus anter gue ke SMA Gannesha Mulia. Abis itu kan lo bisa dengan tenang jalan ke kampus lo," oceh Keira yang membuat Firly--Mamanya menggeleng-geleng 'kan kepala.
* * *
Sialan memang, akibat Bang Kaisal yang mengemudikan mobil bagaikan siput hamil, Keira harus terlambat di hari pertama MOS. kalau di film atau sinetron sih, bakal ada kakak ketua OSIS galak yang ngehukum, tapi semoga aja, itu tidak terjadi untuk Keira.
"Lagi ngapain di sini?" seseorang menepuk bahu Keira. Nada suaranya datar dan dingin.
Setegah kaget setengah gemeter Keira memberanikan diri menghadap kearah orang di belakangnya "Eeumm, ini abis--hmm"
Cakep bener.. Gumam Keira di dalam hati. Ya, jelas cuma di dalam hati. Cari mati namanya kalau di ucapkan secara langsung. Keira melirik name tag yang di kenakan laki-laki itu, namanya Alvaro Gilang Abraham. Oh dan ini dia, si ketua OSIS yang katanya super dingin bagaikan es balok di tukang cendol.
Suara seorang gadis membuyarkan lamunan Keira. "Alvaro, kok lo disini? Ini siapa?" tanya gadis itu, lantas menunjuk Keira dengan dagunya.
"Calon adek kelas lo, Rin," jawab Alvaro lagi-lagi dengan nada yang sangat amat datar bagaikan aspal di jalan tol.
"Heh lo anak baru udah telat ya? Lo harus di hukum!" bentak gadis itu.
Keira melirik name-tag nya "eum, kak Karin, aku di hukum?"
Tanpa ba-bi-bu Karin menarik tangan Kanan Keira seraya berkata "Iyalah lo di hukum! Bersihin toilet perempuan sampai kinclong!"
"Rin, lo serius mau ngasih hukuman ke anak ini?" Alvaro mencengkram tangan kiri Keira lantas menarik Keira kebelakang tubuhnya.
Karin memutar bola matanya "Alvaroku sayang, lo itu ketua OSIS, tegas sedikit napa."
"Jangan panggil gue kaya gitu, gue bukan siapa-siapa lo!" Alvaro membentak. Lantas berjalan menarik tangan Keira dan meninggalkan Karin di belakang sana.
Mereka sampai di depan sebuah ruangan yang sedari tadi sudah di isi banyak siswa atau siswi baru, ya, itu aula sekolah.
"Nah, sekarang lo masuk. Kalo di tanya kenapa telat, bilang aja abis gue suruh sapuin taman sekolah," ucap Alvaro, dia mengulurkan tangannya "dan kenalin nama gue Alvaro, siapa nama lo?"
"Eumm-- Keira, salam kenal Kak," Keira balas mengulurkan tangannya seraya tersenyum.
"Tapi Kak, kayanya aku di hukum aja deh, karna bener kata Kak Karin, aku ini terlambat.." Lanjut Keira.
"Oke, berarti lo siap-siap aja. Satu jam lagi, lo harus tampil di depan seluruh siswa SMA Gannesha Mulia," ucapnya, lalu berjalan meninggalkan Keira tanpa pamit.
Collab Story
[ Elfadzzkya X Newtscarmander X KanitaKY ]Don't forget to leave your
Comment and Vote!February, 21st 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Keiyola for Kayla
HorrorIn fact, pembunuhan karna kecemburuan biasanya cuma ada di film atau novel horror yang biasanya di baca Keira. keira tidak tahu seberapa besar bahaya yang ada di hadapannya, dan seberapa besar rasa dendam yang membuatnya berubah menjadi sosok yang m...