Kayla masuk ke dalam rumah sambil bersenandung kecil. Saat ini, suasana hatinya sangat senang, karna Alvaro sang ketos menawarkan untuk pulang bersama. "Kayla!" panggil Varel, saat Kayla sedang menaiki tangga menuju kamar.
Kayla menoleh. "apa, mblo? "
"mblo?"
"jomblo."
"tadi lo balik sama siapa? Pacar baru? " Tanya Varel mengabaikan perkataan Kayla yang memanggil nya jomblo.
Kayla membelakakan matanya. "sotau banget sih! Itu cuman teman, bukan pacar, mblo."
"gue gak jomblo, kampret," kata Varel tidak terima.
"terus apa? Galaku?" Kayla melipat tangannya di dada.
"bang--" belum selesai Varel melanjutkan ucapannya, tiba-tiba Kayla memotong ucapan kakaknya itu.
"mamah! Si kakak nih, ngomong kasar!" Teriak Kayla.
Varel langsung membungkam mulut Kayla dengan tangannya.
"Varel! Ngapain kamu!" Ucap Vira--mamah Kayla, saat melihat anak perempuannya itu dibekap oleh putra pertamanya.
Varel yang kagetpun, langsung melepaskan tangannya. "hehe, mamah. Ngga kok mah, aku sayang Kayla. Iyakan, Kay?" Ucap Varel sambil mengusap-ngusap rambut Kayla dengan sayang.
Kayla menatap tajam ke arah kakanya, kakanya ini memang paling jago kalo ngeles.
"bohong, mah! Tadi, mulut Kayla dibekap gitu gara-gara Kakak gamau ketauan mamah, kalo kakak ngomong kasar ke Kayla!"
"eh, enak aja! Kayla yang bohong!" kata Varel membela diri.
"Varel, kamu memang nya ngomong apa ke adik kamu?" tanya Vira
Baru saja Varel ingin menjawab pertanyaan mamahnya, Kayla sudah menjawab terlebih dahulu, karna Kayla yakin, kakaknya itu akan membuat alasan kembali untuk membela diri. "mau ngomong, bangsat mah!"
"Varel, gaboleh kaya gitu ah." Vira mengingatkan. Dan tiba-tiba saja..
PRANG!
Terdengar suara piring pecah dari arah dapur. Varel, Kayla, serta Vira pun sontak menoleh ke sumber suara tersebut bersamaan.
Ibu dan kedua anak nya itu berjalan menuju dapur. Sesampai nya di dapur, mereka tidak melihat ada beling-beling dilantai akibat pecahan piring atau benda yang lainnya. Semua tersusun rapih. "mah, tadi Kayla rasa ada suara piring pecah deh." Kayla angkat suara.
"mamah juga Kay."
"kok Varel merinding ya, mah?" ucap varel sambil mengusap-ngusap tangan nya.
"lebay, najis. Pantes jomblo," sindir Kayla. Sedangkan Varel hanya menatap tajam adiknya itu.
"yaudah mungkin piring tetangga yang pecah," Ucap Vira menenangkan.
"masa sampe kedengeran kerumah kita sih, Mah?" tanya Kayla heran"Mamah juga gatau, mending kamu ganti baju gih, Kay. Abis itu makan," Kata Vera.
"oke." Kayla menaiki tangga menuju kamar nya. Sesampai nya di kamar Kayla langsung mengganti baju dan merebahkan diri di ranjang sejenak.
Kayla memandang langit-langit kamar nya sambil tersenyum. Dirinya masih tidak percaya bahwa tadi Alvaro mengantarkan nya pulang. Apa Alvaro peduli padanya? Ah, rasanya tidak mungkin. Alvaro yang terkenal dingin itu disekolah nya, mana mungkin peduli dengan siswa biasa sepertinya. Paling kasihan.
Kayla menggeleng-gelengkan kepala nya untuk menghilangkan bayang-bayang wajah tampan sang ketos.
Dia juga berusaha untuk menetralkan detak jantung nya kembali.Kayla bangun berniat mandi. Namun saat dia menghadap kaca, ada tulisan yang membuat Kening Kayla mengkerut.
Hati-Hati. Jaga Alvaro.
"jaga Alvaro? Ini siapa sih yang nulis?" Kayla berdecak.
Tidak mungkin kan jika keluarga nya yang menulis tulisan itu di Kaca? Kenal Alvaro saja tidak.
Terlalu malas memikirkannya, Kayla mengangkat bahu nya acuh lalu melenggang pergi ke kamar mandi.
----
Hari ini adalah hari terakhir Kayla mengikuti MOS, mulai besok dan seterusnya, Dia akan resmi menjadi siswa SMA Gannesha Mulia. Kayla mengunyah roti nya dengan cepat lalu meneguk susu putih nya hingga habis.
Setelah berpamitan dengan orang tuanya, Kayla berangkat bersama Varel menuju sekolah. Adik kaka itu sama sama diam. Hanya lagu dari radio yang terdengar, hingga akhirnya, Kayla membuka suara. "kak, lo ngerasa ada yang aneh ga sih dirumah kita?"Varel menoleh sebentar,"ngga."
"percaya ga, akhir-akhir ini ada yang neror gue?" tanya Kayla menghadap kakanya yang sedang fokus menyetir.
"masa?"
Kayla mengangguk mantap. "iya serius."
"bodo."
"anjir, mau ngomong kasar."
"ngomong aja," ucap Varel santai.
"kasar."
"pinter." Varel mengacungkan ibu jari nya sambil mengacak-ngacak rambut adiknya
Sedangkan Kayla hanya memutar bola matanya malas. Kayla mengumpat dalam hati, kenapa dia merasa sial mempunyai kakak seperti Varel?

KAMU SEDANG MEMBACA
Keiyola for Kayla
KorkuIn fact, pembunuhan karna kecemburuan biasanya cuma ada di film atau novel horror yang biasanya di baca Keira. keira tidak tahu seberapa besar bahaya yang ada di hadapannya, dan seberapa besar rasa dendam yang membuatnya berubah menjadi sosok yang m...