2 | Biola itu

212 31 0
                                    

Kayla berjalan melintasi koridor sekolahnya. Beberapa menit yang lalu, setelah di jelaskan bahwa Kayla harus tampil dalam penutupan MOS hari ini, Kayla memutuskan untuk menunjukan keahliannya, memainkan biola.

Sayangnya, Kayla tidak membawa biolanya kesekolah. Toh, memangnya untuk apa ia membawa kesekolah? Jadi Kayla memutuskan untuk meminjam biola di ruang musik.

Alasan yang di gunakan Kayla untuk pergi dari kerumunan OSIS yaitu pergi ketoilet. Tapi faktanya Kayla malah berjalan dengan begonya mencari-cari letak ruang musik

"Aduh, dimana sih?" gerutu Kayla pada dirinya sendiri.

"Oh itu dia!" Kayla berlari kearah sebuah ruangan disebelah perpustakaan.

Ruangan itu cukup luas, dengan drum di tengah ruangan. Serta gitar-gitar yang sengaja di pajang di dinding ruangan. Cukup menghabiskan waktu kala Kayla mondar-mandir mencari dimana letak mereka menyimpan biola. Setelah sepuluh menit, akhirnya Kayla menemukan sebuah biola berdebu disudut ruangan.

Sejurus kemudian, Kayla sudah berlari-lari untuk secepat mungkin kembali kelapangan. Disana semua siswa dan siswi sudah berkumpul, serta semua anggota OSIS sudah siap ditempat masing-masing. Tetapi Kayla tidak melihat keberadaan Alvaro.

"Eh, itu biola?" tanya lelaki berkacamata itu, Kayla melirik nametag nya, namanya Rey.

"Iya, Kak. Saya boleh main biola aja kan?" Jawab Kayla lantas bertanya.

Rey tersenyum, mengangguk "Yaudah, lo tampil sekarang. Goodluck ya"

"Oke, thanks Kak Rey," ucap Kayla.

Semua mata langsung tertuju padanya. Dengan gugup, Kayla segera memainkan biolanya. Permainannya menghasilkan sebuah melodi indah yang membuat semua orang takjub tak berkedip.

"STOP!" Seorang laki-laki berteriak di belakang Kayla. Sukses membuat semua orang menatapnya bingung, dia Alvaro.

"Kenapa harus biola?" tanyanya dengan nada dingin.

Kayla tampak sangat bingung. Lantas balik bertanya "Emang kenapa, Kak?"

Alih-alih menjawab pertanyaan Kayla. Alvaro malah berlari kehadapan Kayla lantas membentak "Kok biola ini ada di lo? Dapet darimana?!" Kayla meringis, menundukan kepalanya.

"Jawab gue! Lo gapunya mulut, hah?!" Alvaro merebut paksa biola dari tangan Kayla. Lantas balik kanan, pergi meninggalkan Kayla dengan sejuta pertanyaan.

* * *

Satu tahun yang lalu...

"Jadi, lo mau nampilin apa?" Tanya Alvaro kepada Keira yang baru sampai di lapangan beberapa detik lalu.

"Setelah aku pikir-pikir, aku mau main biola aja deh," jawab Keira lantas menyengir.

Alvaro tersenyum, ini pertama kalinya Alvaro bertemu dengan manusia macam Keira. Alvaro suka itu.

"Yaudah, goodluck, Keira!" Alvaro menyingkir dari hadapan Keira. Mempersilahkan gadis itu untuk sesegera mungkin menampilkan permainan biolanya.

Seperti yang sudah Alvaro duga sebelumnya, Keira adalah pemain biola yang handal. Kini, seluruh mata siswa tertuju padanya. Bak seorang penari ballet yang dengan anggunnya menari, Keira perlahan-lahan mulai membuat sebuah melodi indah untuk di dengar. Sungguh penampilan yang sangat emosional.

Suara gemuruh tepuk tangan menggema seantero sekolah kala Keira mengakhiri permainannya. Gadis itu berlari kearah Alvaro sambil tersenyum bangga.

"Lo keren," pujian Alvarolah yang pertama kali Keira dengar. Dan Keira sangat senang kala tersadar Alvaro menatapnya dalam.

* * *

"Al, lo apa-apaan sih? Pake berhentiin permainan Kayla segala?" Tanya Rine kepada Alvaro. Nama si gadis gempal itu Rine.

"Iye, Al. Kayla tuh mirip kaya Keira ya. Mereka sama-sama telat, sama-sama main biola pula," timpal Rey.

"Jangan sebut nama Keira lagi,"  ucap Alvaro lantas menatap Rey tajam.

"Eh? Sori, Al."

Alvaro memperhatikan lamat-lamat biola di tangannya. Satu tahun lalu, seorang gadis terlambat mengikuti MOS. satu tahun lalu, gadis itu mendapat hukuman. Dan satu tahun lalu, gadis itu memutuskan untuk memainkan biola ini. Gadis itu Keira.

Langkah seseorang membuyarkan lamunan Alvaro. "Kak, Alvaro," panggilnya.

"Maaf Kak, Tapi saya harus bertanya," desak gadis itu, dia Kayla.

"Emang ada yang salah dengan permainan saya?" tanyanya.

"Ga ada," jawab Alvaro singkat.

"Terus, kenapa di berhentiin, Kak?" Kayla terus menerus bertanya tanpa jeda.

"Karna gue GAK suka." Alvaro sengaja menekankan kata 'gak' di kalimatnya.

Kayla menunduk, itu pertama kalinya ada orang yang memaki permainannya. Lantas dengan kaki gemetar, Kayla pamit pergi.

"Kenapa lo persis banget kaya keira sih?" gerutu Alvaro dalam hati.

Don't forget to leave your
Vote and Comment!

Thanks for reading...

February, 26 2017

Keiyola for KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang