Chapter 02

72 12 4
                                    

Besoknya jam 17:00

Setelah selesai membuat mochi yang diinginkan Alfin, Fiona membungkusnya dengan sangat cantik. Mochi itu di taruh dalam sebuah kotak yang dibungkus oleh kain pink bermotif bunga sakura yang cantik.

"Hah..selesai juga" ucap Fiona lega sambil mengusapkan punggung tangannya ke dahinya itu.

"Sekarang jam berapa ya?"
Fiona duduk di kursi yang berada di belakangnya sambil mengangkat lengannya untuk melihat jam yang ada di tangannya.

"Jam 5:20?! Mampus gue" ucap Fiona dengan nada yang agak tinggi sambil beranjak dari tempat duduknya dan segera menuju ke kamarnya untuk ganti baju.

Ia hanya menggunakan setelan baju kasual biasa. Tidak ada waktu lagi untuk berusaha terlihat cantik di depan Alfin.

Jam menunjukkan pukul 5:30.
Fiona langsung membawa mochi tersebut dan menuju rumah Alfin.

-----------------------------------------------------

"Permisi" ucap Fiona sambil menekan tombol bel rumah Alfin.

Tidak lama kemudian. Alfin membukakan pintu untuk Fiona dan mempersilahkannya masuk.

"Ni kak kue nya" ucap Fiona sambil menyerahkan bingkisan cantik itu pada Alfin.

"Lu kaga mau minta maaf gitu karna telat?"

"Lah kan gua telat karna bikinin lo mochi."

Alfin hanya terdiam. Ia tidak bisa menjawab apa-apa.

"Eh kak, gua pulang ya" ucap Fiona sambil berdiri, bersiap untuk pergi.

Alfin yang saat itu sedang duduk pun secara refleks menarik pergelangan tangan Fiona hingga ia kembali duduk disampingnya.

"Etdah ni orang pesonanya gak ilang-ilang ya, ganteng bat dari deket ya Tuhan"batin Fiona

"Apaan sih, gausa pegang-pegang"

"Yee geer lu, abisnya lu mau pergi sih, jadi gua tarik deh"

"Emangnya mau ngapain lagi sih"

"Gua mau ngomong sama lo Fi..."

"E-eh ngo-ngomong apa" ucap Fiona dengan gugup karena Alfin terlihat seperti ingin menyatakan perasaannya.

"Lo lagi suka sama orang gak?" tanya Alfin yang sukses membuat jantung Fiona berdetak tidak karuan.

"Ngapain lo nanya-nanya kak? Lo suka ya sama gue?" tanya Fiona mengejek Alfin

"Ya" jawab Alvin singkat dengan wajah datarnya yang tampan.

"Ya Tuhan ni cowo jujur banget sih, bego atau polos Yalord, terhura gue" batin Fiona.

"Apaan sih, gaje deh kak, gabakal ketipu gue mah sama trik kuno gitu" ucap Fiona yang pura-pura tidak percaya pada kata-kata Alfin.

"Lo mau gak jadi pacar gue?" ucap Alfin sambil menatap mata Fiona.

"Mau!" dengan spontan Fiona menjawab. Membuat Alfin tertawa kecil.

"Semangat banget mbak" ucap Alfin meledek Fiona.

Fiona merasa apa yang dikatakan Alfin semuanya bohong.
"Mana mungkin pangeran dari sekolah gue nembak gue? Dia pasti cuma mau ngebaperin gua" batin Fiona.

Fiona yang merasa dipermainkan pun langsung bangun dan pergi dari rumah itu. Alfin yang umm.. Polos dan sedikit bego itu pun kebingungan.

"Ngapa dia lari? Gue salah ngomong ya? Apa karna gue udah gak ganteng lagi? Ah masasih, tadi gua kacaan masih ganteng tu" batin Alvin.

Dan sangking begonya pun, dia gak ngejer Fiona yang langsung pulang ke rumahnya dalam keadaan nangis.

------------------------------------------------------

Besok paginya mereka sekolah seperti biasa.

Karna hari ini, setelah pulang sekolah juga hujan. Seperti biasa, Fiona menunggu di depan halte sekolah.

Namun, tiba-tiba ada sesosok lelaki tampan yang benar-benar sedang tidak ingin dia temui.

"Hai" sapa Alfin pada Fiona.

Fiona tidak menanggapinya dan hanya asik memainkan gadgetnya itu.

"Lo kemaren kenapa langsung pulang" tanya Alfin sembari duduk di samping Fiona

"Gausah pura-pura bego deh" balas Fiona dengan dingin.

"Eh? Maksud lo apaan?"

"Sumpah ni cowo ngeselin banget" batin Fiona.

"Gua perjelas ya! Jadi lo itu nyatain pernyataan palsu kalo lo suka sama gue dan lo pura-pura nembak gua buat mainin perasaan gua kan!"

Wajah Fiona dipenuhi amarah. Pria yang kemarin ingin mempermainkannya sekarang datang untuk menghinanya?.

"Fi...lo salah paham, gue tulus kok, gue suka sama lo dari hari pertama mos lo"

Fiona hanya terdiam. Ia masih tidak percaya pada Alfin.

"Lo inget gak, abis pulang mos, di tas lo ada susu sama obat-obatan buat kaki lo yang luka karna kena hukum dengan inisial 'A.P.A' , coba lu singkat nama gua"

"Apa lo yang ngasih gua susu sama obat itu?" tanya Fiona.

"Bukan gua sih tapi temen gua yang satunya, inisialnya sama kayak nama gua, hehe"

"Gak lucu kak"balas Fiona dingin.

"Anjir dasar ogeb_-" batin Fiona.

"Jadi Fi... Lo mau gak jadi pacar gua? Gua serius nih? Jarang-jarang lho di tembak cogan, dua kali lagi"

Fiona memainkan kedua jarinya. Ia merasa bingung karna sahabatnya juga menyukai lelaki yang sama dengannya, Alvin.

"Eh...gua jawab nanti malem aja lewat line ya kak"

"Hmm oke deh, btw pulang bareng kuy, ujan nih"

"Ya" Fiona membalas singkat dan masuk ke dalam mobil Alvin.

------------------------------------------------------

Sesampainya di rumah, Fiona mengucapkan salam kepada ibunya.

"Lah mami kok udah pulang?"

"Hari ini sempet pulang Fi, mamo juga mau ngasih tau kalo besok mami sama papi bakal ke Singapore selama 2 minggu"

Fiona memandang ke bawah, lalu menghembuskan nafasnya.

"Ya"

Lalu ia langsung menuju ke kamarnya dan duduk di kursi yang ada di depan meja riasnya.

Fiona Eveline : Rin?

Arin Noviandra : ya? Lo ditembak kak Alvin ya?

Fiona Eveline : kok lo tau si?

Arin Noviandra : apa sih yang gua gatau tentang sahabat gua ini.

Fiona Eveline : Jadi gimana rin?

Arin Novindra : Ya terima lah bloon.

Fiona Eveline : bukannya lo suka sama kak Alvin?

Arin Novindra : gue sukanya cuma sebatas penggemar kok, siapasih di sekolah yang gasuka kak Alvin? Tapi kan ada yang suka sebagai laki-laki, ada yang sebatas kagum aja.

Fiona Eveline : oke, makasiih Arin
[Read]

^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Fiona Eveline : kak gue terima.
[Read]

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kalo ngerasa ceritanya kurang seru, kependekan atau alur nya ga maju maju. Sampein di komentar ya.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang