Chapter 09

69 7 2
                                    

Aku sempat melihat mulutnya berbicara. Tapi, apa yang ia bicarakan. Aku tidak tahu itu. Volume musikku terlalu besar untuk mendengarnya.

"Apa coklat ini dari Fiona?" gumamku.

Ya, mungkin saja Fiona malu jika memberinya secara langsung padaku dan memberikannya melalui Arin bukan?

Jantungku mulai berdebar. Ya, tentu saja! Jika bukan dari Fiona, untuk apa gadis keras kepala itu mau memberikannya padaku.

****

Author POV

Rion menuju kelas dan mengikuti pelajaran seperti biasa. Sesekali ia menatap Fiona dan terkekeh malu sendiri. Tak jarang pula guru menegurnya karena kekehannya itu.

Arin yang menyadarinya pun ikut tersenyum malu.

"Apa dia suka coklatnya? Apa dia suka sama gua?" batin Arin.

Teng. Bel tanpa aba-aba lanjutan. Bel pulang sekolah.

Bu Marni menghentikan celotehannya dan meminta para murid untuk bersiap-siap pulang.

"Kalian siap-siap, habis itu doa pulang ya."

"Iya bu." sahut semua murid bersamaan.

"Eh, tapi Fiona, kamu tetap dikelas ya, kamu harus remedial ulangan harian biologi yang kemarin." lanjut Bu Marni.

"Sa-saya Bu?" ucap Fiona sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Memang siapa lagi yang bakal remedial biologi tiga kali berturut-turut?" goda Bu Marni mengundang gelak tawa dikelas tersebut.

Fiona mengerucutkan bibirnya dan mengeluarkan alat tulisnya yang tadi sudah ia masukkan dalam tas.

"Mau gua tungguin?" bisik Rion.

"Gak." jawab Fiona spontan.

Kelas mulai sepi. Hanya ada anak-anak yang sedang piket, Fiona dan juga Bu Marni.

"Kamu kerjakan yang ini, ini, dan ini." ucap Bu Marni sembari menunjuk satu per satu berkas tebal itu.

"Semua ini Bu?" jawab Fiona terkaget-kaget.

Bu Marni mengangguk pelan.

****

Sudah lewat 50 menit dari awal Fiona mengerjakan soal itu. Tapi, bahkan ia belum menyelesaikan setengah dari soal-soal itu. Dan sekarang hanya ada dia dan Bu Marni di kelas.

Sekitar 10 menit setelahnya ia baru selesai. Tentu saja dengan menjawab asal-asalan agar cepat pulang. Fiona menyerahkan kertas jawabannya pada Bu Marni untuk dikoreksi.

"Haduh Fionaaa... Kamu ini gimana sih udah remedial berkali-kali udah dijelasin melulu. Ibu ini capek Fionaaa... Kamu ini nilai Fisika dan Matematikanya selalu diatas 90, tapi kenapa IPS dengan Biologinya hancur semuaa, haduuh kalo gini ibu harus panggil orang tua kamu secepatnya." celoteh Bu Marni panjang lebar dengan kecepatan bicara di atas rata-ratanya itu.

"Iya bu, maaf." jawab Fiona singkat.

"Maaf, maaf, memangnya kamu pikir dengan minta maaf nilai Biologi kamu bisa besar? Makanya belajarr Fiona, belajaar!" oceh Bu Marni.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang