Rion POV
Aku menuruni tangga. Kamarku memang terletak di lantai dua.
"KAMU SELINGKUH PAH?!" teriak ibuku pada ayahku.
"LOH, YANG DULUAN SIAPA? BUKAN SALAH AKU JUGA KAN." balas pria itu.
"DASAR KAMU YA! UDAH AKU BILANG, AKU ITU GAK SELINGKUH."
"Oh gitu. Tapi aku punya bukti-buktinya." jawab pria itu dengan nada yang mulai merendah.
Perempuan itu hanya menatap sinis ayahku. Pemandangan ini selalu kulihat hampir setiap hari.
Kalau memang saling tidak mencintai, mengapa tidak berpisah saja?
Mereka selalu bilang kalau mereka tetap bertahan karena aku. Mama bilang dia tidak mau aku punya keluarga yang tidak lengkap.
"Memangnya sekarang ini aku merasa benar-benar memiliki keluarga yang lengkap?"
Mama mengatakannya bukan karena sayang padaku. Dia hanya mempertahankan keadaan sampai ia mendapat warisan dari kakek. Selama kakek masih hidup, mama selalu bertingkah baik, dan ketika kakek sudah meninggal?. Ia seperti dua orang yang berbeda.
Semenjak kakek meninggal. Mama selalu pergi clubbing dengan teman-temannya.
Bahkan tidak jarang dia pulang mabuk bersama seorang pria ketika papa keluar negeri untuk urusan pekerjaan.
Aku masih bersyukur karena setidaknya, aku punya ayah yang baik dan bertanggung jawab. Tapi itu dulu, sebelum aku tahu yang sebenarnya.
[Flashback on]
Saat itu umurku 14 tahun dan aku masih duduk di bangku kelas dua SMP.
"Papaa." teriaku sembari menuju ayahku dan memeluknya.
Bukannya manja. Ini hal yang wajar karena saat itu ayah hanya pulang satu tahun dua kali.
Ia mengusap rambutku dengan lembut. Bagiku, dia adalah satu-satunya orang yang tulus menyayangiku setelah kakek wafat.
Kring!
Telepon ayahku berbunyi. Ia yang menyadarinya langsung menyuruhku berganti baju untuk makan siang bersama.
Aku menaiki tangga dengan semangat. Tapi semangat itu seolah-olah hilang terbawa angin saat aku mendengar percakapan ayahku di telepon.
"Kenapa sayang? Kamu kangen ya sama aku."
...
"Istriku? Tenang dia gak akan peduli kok."
...
"Iya, iya nanti malam kita belanja semua yang kamu mau."
[Flashback off]
Aku menutup telingaku. Aku bosan mendengar semua ini. Mereka saling tidak mau mengaku.
Tapi aku tahu yang sebenarnya. Mereka berdua. Mereka yang kusebut "papa" dan "mama" itu.
Tidak pantas dipanggil seperti itu.Aku melihat ke arah kalender.
Hari ini hari ulang tahunku.Yah, apa yang harus dirayakan. Lagipula tidak akan ada yang ingat selain kakek dan 'Mama' yang dulu. Tapi mereka semua sudah mati.
Line!
Fiona Eveline
Hbd Rion. Wish you
all the best.Sebuah pesan singkat. Pesan singkat yang membuat semangat hidupku kembali hadir. Pesan singkat yang membuat dadaku berdebar. Pesan singkat yang membuat aku ingin menitikkan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
Genç Kurgu"Jika saja aku tidak pernah mencintaimu, bukankah tidak akan ada perpisahan?" -Fiona "Aku akan mencintaimu dalam diam. Perlahan-lahan menghilang dan merelakanmu bersamanya. Tetapi perasaanku tidak pernah berubah. Tetap mencintaimu." -Alfin "Menc...