6 : Salinitas :

92.1K 9.3K 1.2K
                                    

6

: salinitas :

[ Kandungan garam di dalam satu liter air ]


2009




Sesi latihan fisik Nolan hari itu berakhir pada jam setengah sepuluh malam.

Nolan lalu mandi, membereskan apartemennya, kemudian bersiap cari makan. Di apartemen dalam USCG Training Center, dapur merupakan tempat yang jarang dikunjungi, sebab banyak trainee yang lebih memilih beli makan di luar. Kalaupun mau masak, Nolan juga harus beli bahan-bahan makanan dulu. Dan, hari ini, dia ingin makan di luar saja.

Nolan baru selesai mengunci kamarnya saat mendengar suara langkah kaki. Dia lalu berbalik, menemukan lelaki bertubuh besar dan berotot. Tato serigala dan tulisan-tulisan Latin tertera di kedua tangannya. Sekali lihat wajah dan penampilan sang lelaki, Nolan tahu lelaki ini adalah tipe yang sering dikejar-kejar wanita. Tan skin, tall, dark, and all those stereotypes. Lelaki itu mengangkat alisnya. "Nice tatoo, dude."

Nolan tersenyum tipis.  "Thanks."

"Wanna go outside?" tawar lelaki itu. "I'm James, by the way."

"I'm Nolan," ujar Nolan sambil melafalkan namanya dengan aksen Amerika. Dia berjabat tangan dengan James. "Kau mau cari makan malam?"

"Yup. Come join me and my friends, Nolan."

"Sure." Nolan meritsleting jaket hoodie hitamnya. Membuat tato jangkar laut di lehernya tak terlalu kelihatan karena tertutup hoodie. "Let's go."

Kedua lelaki itu bergabung dengan beberapa trainee lelaki lainnya di depan pintu keluar. Totalnya ada lima orang termasuk Nolan. Mereka berjalan melewati kios-kios dan rumah makan diiringi obrolan ringan. Bertanya identitas diri, alasan jadi MST, dan pertanyaan basa-basi lainnya. Setelah tiga menit berjalan, Nolan akhirnya bertanya, "Where are we going?"

Salah satu dari mereka yang berambut keriting menatap James. "You don't tell him?"

"He will enjoy it, anyway." James tersenyum, melirik Nolan. "You said you wanna eat, right?"

"Yeah. Tapi, ke mana tepatnya tempat makan yang kita tuju itu?"

"You'll see. Kau tidak alergi dengan seafood, kan?"

Nolan menahan diri untuk tidak memutar bola mata. Lucu sekali rasanya alergi seafood ketika dirinya adalah anak kelautan. Yah, memang ada beberapa yang alergi seafood jika mengingat masa kuliah di fakultasnya dulu. Namun, dalam beberapa acara, makanan yang disuguhkan biasanya ada ikan. Itu semacam tradisi di fakultasnya. Lagi pula, kalaupun ada, jarang ada anak fakultasnya yang alergi seafood. "No, James. Kau mau membawaku ke restoran seafood?"

"Sort of." Tak lama, James berhenti melangkah di depan sebuah bangunan. Nolan membaca plang di atas pintu masuknya. Mermaids Dining.

Kakinya melangkah masuk bersama rekan-rekannya yang lain. Suhu di Mermaids Dining terasa lebih hangat dibanding di luar. Nolan membuka ritsleting jaketnya, mengedarkan pandang di lorong yang dia lewati. Satu-satunya cahaya dari lorong itu hanyalah dari lampu yang berasal dari pintu masuk dan pintu lain di ujung lorong. Sayup, Nolan mendengar suara saxophone yang mengeluarkan nada-nada yang menurutnya sensual. 

Aberasi | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang