06.00
"Pagi Loui." Dia melambaikan tangan.
"Pagi juga Mike." Seraya aku menghampirinya.
Dan segera kami bergegas untuk berangkat kuliah, kali ini aku dibonceng dengan motornya.
Tubuhku serasa hampir terempas oleh angin, karena Mike yang begitu cepat mengendarainya.
Tanganku pun reflek memegang pundak Mike dengan erat."Loui.. kamu tidak apa kan?!" Menoleh ke belakang.
"Tidak, tapi terlalu kencang kamu mengendarainya," ucapku dengan sedikit gemetar.
Tak lama kemudian Mike langsung mengurangi laju kecepatan motornya.*****
Setelah jam kuliah berakhir, aku tidak langsung pulang melainkan ke suatu tempat di mana hanya terdengar suara percikan air, di sini aku merasakan ketenangan, kesunyian menjadi satu seperti baru saja menemukan kedamaian.
Tak terduga sebuah air terjun tepat di depan mata yang tidak jauh tertutup beberapa pepohonan hutan, airnya yang begitu jernih.
Aku seraya mendekat dengan mencelupkan tangan ke aliran air sungai itu. Terasa segar hingga merambat ke sekujur tubuh."Tempat apa ini?! Indah sekali," ucapku.
"Ini adalah tempat dimana aku ada masalah, di sinilah aku menenangkan diri," balasnya sembari menghirup udara yang segar dengan menutup mata.
"Aku baru tau kalo di sini ada tempat yang begitu indah."
"Iya, di sini memang indah. Ini merupakan tempat favoritku," ucapnya.
"Oh.. iya."
Tidak lama setelah itu Mike hanya terdiam dan langsung memegang tanganku, seraya berlari dengan tergesa-gesa dan menarik tanganku.
Aku yang masih merasa kebingungan mengikuti Mike dari belakang, sesampainya di atas Mike langsung bergegas menuju ke arah di mana motornya di parkir."Ada apa Mike?" tanyaku.
"Sudah nanti aku ceritain, cepat naik," ucapnya dengan tergesa-gesa.
Aku pun segera naik, dan Mike seraya menghidupkan mesin motornya bergegas meninggalkan tempat itu..
Tapi belum sempat sampai di rumah, di tengah perjalanan kami dicegat dua orang entah dari mana orang itu berasal tiba-tiba sudah di depan, tepat ke arah kami melaju.
Dan Mike langsung menghentikan motornya yang berjarak tidak cukup jauh sekitar satu meter di depannya.
Laki-laki itu cukup tinggi, badannya sedikit kurus dan terlihat aneh.
Sedangkan wanita itu yang terlihat tidak terlalu tinggi dengan memakai sepatu bots, rambutnya yang bergelombang juga berwarna pirang. Dilihat dari tampangnya wanita ini lebih tua daripada laki-laki itu.Mike langsung menggenggam erat tanganku dan menarikku dengan kuat seperti melesat akhirnya jarak kami dari mereka pun lebih jauh kira-kira sepuluh meter.
"Ada apa dengan semua ini?" tanyaku sambil menatap mike.
Tapi yang kutatap saat itu seperti bukan Mike yang kukenal.
Kali ini Mike tidak menatapku, dan tetap menatap ke arah mereka seakan mereka begitu berbahaya..."Mike!" ucapku dengan nada keras.
"Maafkan aku dan tunggu di sini," balas Mike, melepas genggamannya dan berlari menuju arah mereka.
Wanita itu pun langsung berlari menuju arah Mike, dengan sangat cepat Mike yang sudah berada tepat di samping wanita itu dan langsung saja tangan kanan Mike memegang lengan kiri wanita itu lalu membantingnya ke tanah. Tapi selang waktu tidak cukup lama, Mike dihajar oleh laki-laki itu tepat pada bagian dagunya, hingga dia pun terhuyung dan jatuh.
"Mike!!" teriakku.
Seketika, laki-laki itu berlari ke arah Mike dan disusul wanita itu dari belakang dengan sangat cepat hingga sulit untuk kulihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Immortality
Fantasía[SLOW UPDATE] #84 in Fantasy (27 April 2017) COVER By @moccaArts Apa jadinya jikalau keluarga yang kalian sayangi dibunuh oleh sekumpulan Monster tanpa jiwa pembunuh berdarah dingin??? Seorang gadis bernama Louis Tera anak dari keluarga Jason Lincon...