(1) Park Family

313 33 14
                                    

Jimin Pov

Ada yang aneh dengan adikku.. namanya Park Jirin, dia anak yang memang aneh, terkadang pendiam, dan terkadang hiper aktif sepertiku.
Hanya saja, kali ini ia terasa sangat aneh, semenjak ibuku, aku dan adikku pindah kerumah kami yang baru.

Kami memang tidak memiliki seorang ayah, kendati ingin memilik seorang ayah tapi ibu kami tak menginginkannya.

Sebagai seorang kakak, tugasku tentu menjaga adikku, hanya saja untuk kali ini aku seperti orang bodoh yang tak bisa menjaga adikku sendiri.

"Jirin-ah.. apa yang sedang kau lakukan?"

Aku mengintip dari pintu kamarnya yang tak sepenuhnya tertutup, aku melihatnya sedang bermain..
untuk gadis berumur 15 tahun sepertinya, memang masih suka bermain seperti anak kecil, adikku memang orang yang polos.

Sosoknya yang memakai baju dress putih terlihat sedang bermain boneka sendirian

"Oppa.. apa kau mendengar suara tikus diatas loteng? Suara itu benar - benar mengganggu.."

Aku mengernyit, menatap kelangit - langit rumah kami, aku yakin tak ada tikus disekitar sini ataupun diatas loteng, karena aku yang selalu disuruh menyapu loteng yang sekaligus sebagai gudang rumah kami.

"Makanlah dulu. Eomma sudah memasakkan makanan kesukaanmu."

Wajahnya yang terlihat pendiam tampak tersenyum tipis, ia membawa bonekanya berjalan menghampiriku yang berdiri didepan pintu kamarnya.
Boneka itu selalu ia bawa kemana saja, itu pemberian almarhum Abeoji.

Tingkah anehnya tak hanya terjadi sampai disitu.. adikku, dia bilang kalau sering ada wanita yang mengganggunya tidur, terkadang wanita itu menangis didekatnya, terkadang mengajaknya bermain sampai mengeluarkan bisikan - bisikan aneh.

Bahkan ia pernah pergi kekamarku untuk tidur bersamaku, tentu aku menolak, tetapi semenjak hari itu sifatnya semakin aneh dan sangat aneh..

Adikku yang manis, berbicara sangat kasar padaku, dia membentak dan berbicara yang kotor.
Baru kali ini aku seperti tak mengenal adikku, bahkan tatapan matanya.. yang biasanya kosong dan datar sekarang berubah tajam.

"Berhenti bicara kasar! Jirin-ah.. itu tidak sopan!"

"Binatang sepertimu tak pantas menasihatiku! Dasar kau kotoran anjing!"

Aku tak tahan dengan sikapnya begitu pula dengan ibuku.
Tapi tak hanya kondisi jiwanya yang aneh, dia juga tidak mau makan.. tubuhnya mengurus wajahnya menjadi pucat. Ia tampak seperti mayat hidup.

Karena ia semakin parah akhirnya ibu membawa Jirin kerumah sakit, namun setelah diperiksa tak terjadi apapun padanya.
Aku mulai takut, justru setelah ia diobati oleh dokter ia suka mengambuk sendiri, membanting apapun yang ada didepannya seperti saat ini.

"Brengsek! Berhenti menyuntikkan obat itu padaku! Dasar manusia tidak berguna!"

Sudah berapa kali dokter yang dipanggil kemari menyuntikkan obat penenang dan bius padanya.
Karena ketakutan, akhirnya kami memutuskan agar ia tipasung didalam kamarnya, ibuku tak mampu memberi biaya untuk membawanya kerumah sakit..

***

Jimin Pov End

Seperti pada anak SMA biasanya, Jimin berangkat kesekolah dengan lesu, mengingat adiknya yang kondisinya semakin buruk.
Jimin duduk dibangkunya, membaca buku novel walaupun fikirannya tidak fokus dalam membaca buku itu.

Didepannya.. duduklah seorang lelaki berambut hitam, anak dari seorang Exorcist sekaligus anak dari psikiater yang aneh, dia sangat pendiam.

The ExorcistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang