Awal Perkenalan

115 10 0
                                    

Tak jauh-jauh dengan yang namanya asmara. Kehidupan remaja baik tempo doeloe maupun sekarang, cinta menjadi hal yang sangat lumrah dialami oleh makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna. Binatangpun juga bisa merasakan cinta. Siapapun dapat merasakannya. Manis diawal. Ini pasti yang dialami oleh orang yang telah merasakan pahitnya cinta. Semua orang bisa berubah. Kapan saja. Tergantung bagaimana menanggapinya. Patah hati soal biasa. Cinta sejatipun pasti pernah merasakan patah hati terhebat sampai akhirnya dia menemukan orang yang tepat dan pas yang telah ditentukan oleh sang pencipta.

*******

Semuanya tak indah seperti yang lain. Asmara yang tak pernah merasakan kebahagiaan. Selalu saja sakit diawal. Kesalahan bodoh yang selalu saja mengutuk diri karena tak bisa menempatkan situasi. Selalu saja sayang yang berlebihan, sehingga menimbulkan sakit yang luar biasa. Menimbulkan kekecewaan yang teramat susah untuk dilupakan.

"Febby" terdengar seseorang memanggil dengan suara cempreng
Seorang cewek melihat ke sumber suara dengan wajah datar. Mungkin sudah menjadi kebiasaan sehingga ia bersikap seperti itu.

Perlahan cewek yang memanggil mulai mendekat dan menepuk bahu Febby.

"Disini mulu, kapan move on nya?" Ucap cewek tersebut tanpa basa-basi

Febby hanya terdiam. Tak dipungkiri, memang benar yang dikatakan Gege, sahabatnya. Selalu dan selalu tempat ini yang menjadi tempat Febby meluapkan semua rasa rindunya akan Megan. Megan adalah cinta masa SMA nya. Cinta yang mungkin menurut Febby tak akan pernah tergantikan oleh orang lain. Hanya Megan lah pengisi hatinya.

Dengan satu hembusan nafas, Febby langsung tersenyum dan beranjak pergi dari tepian danau indah berwarna biru.

"Ikut gue?" Tawar Febby kepada Gege

Tanpa menjawab, Gege pun berdiri dan menganggukkan kepala tanda setuju. Gege hanya menurut, anehnya dia merasa percaya kepada Febby, bisa sajakan Febby, kan menyekapnya, meminta tebusan, jika tak dipenuhi, Gege akan di mutilasi, dan potongan-potongan badannya akan disebar di seluruh pelosok Jakarta. Ah sudahlah, jangan negatif thinking dulu.

Hanya butuh 15 menit, Febby dan Gege pun telah sampai di tempat yang dituju.
Sebuah kafe yang dipenuhi pengunjung tetapi tidak terlalu besar malah bisa dikatakan kecil.

"Ayuuk ikut gue, kita ngopi" ajak Febby sesaat setelah mematikan honda jazz merah miliknya.

Beginilah kebiasaan Febby sekarang setelah ditinggal pergi oleh Megan. Ditinggal pergi tanpa sepatah katapun dan menghilang tanpa jejak. Benar-benar lenyap.

"Ada Azof gak?" Tanya Gege ingin tau. Azof adalah seorang barista sekaligus pemilik di kafe tersebut. Dengan perawakan yang tidak terlalu tinggi, putih, menjadi type idaman untuk Gege yang sudah menjomblo akut.

"Dasar jomblo lu, ya pasti ada lah. Kan dia kerja disini" terang Febby yang begitu sangat senang jika sahabatnya ini dekat dengan seseorang

"Takutnya kayak kemaren Feb, gue udah rela-relain kesini cuman liat dia, eh taunya dia gak ada" curhat Gege yang kecewa tak bisa bertemu dengan Azof.

"Makanya kita liat dulu, daripada lu ngoceh gak jelas disini" ucap Febby menenangkan

"Ayuukk" girang Gege

Febby hanya takut jika Gege bersikap berlebihan kepada Azof. Karena setau Febby, Azof sangat tidak menyukai cewek pecicilan.

Tapi satu hal yang Febby tidak ketahui, jika Azof menyimpan rasa terhadapnya.

Do you remember?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang