Keputusan Sepihak

41 6 2
                                    

Pertemuan keluarga yang malah membawa malapetaka yang besar untuk hidup Febby dan Anderu. Perjodohan yang tak pernah mereka sangka-sangka akan terjadi di kehidupan mereka. Dengan alasan agar perusahaan orang tua Anderu dan mama Febby akan berjalan lancar dan saling menguntungkan satu sama lain.

Batin Febby memberontak tak terima akan perjodohan yang diluar dugaannya. Kecuali kalau yang dijodohkan adalah dua orang yang saling kenal. Ini sama sekali tidak. Febby memang mengetahui siapa Anderu. Sedangkan Anderu, sama sekali tidak tahu siapa itu Febby Alisa Dwitari.

Anderu, sosok cowok berbadan atletis, tampan dan pastinya banyak yang mengidolakan dia. Ketua BEM Universitas yang berhasil membuat cewek-cewek kampus tergila-gila dengam pembawaannya yang tenang. Entah itu hanya pembawaan untuk menjaga image, entah bukan. Hanya saja Febby tidak mau menerka-nerka.

"Tidak" satu kata yang keluar dari mulut Febby dan Anderu.

Sontak kedua orangtua dan mama Febby melihat ke arah mereka.

Febby dan Anderu pun bingung, kenapa mereka bisa serentak seperti itu.

"Maaf sebelumnya om, tante, Febby gak setuju dengan perjodohan ini" ungkap Febby lantang tanpa mengurangi rasa hormat nya.

"Kenapa harus dijodohkan seperti ini? Memangnya kami tidak sanggup mencari pasangan? " lanjut Febby kemudian

"Iya ma, pa, tante. Anderu juga tidak sepakat dengan perjodohan ini. Kenapa mama dan papa egois seperti ini? " Anderu mulai mengeluarkan pendapatnya.

"Papa memang yang memiliki rencana seperti ini. Kamu yang akan meneruskan perusahaan papa, jadi papa berhak menentukan siapa pasanganmu. Pasanganmu harus setara dengan kita, ditambah lagi, mama Febby lah menolong kita selama ini. Saham mama Febby ada di dalam perusahaan kita. Jadi tolong dengan sangat, kami terima perjodohan ini" jelas Bima, papa Anderu.

"Tapi pa,  ini sama sekali tidak membuat aku bahagia pa. Selama ini aku nurut apapun mau papa, termasuk masuk di jurusan bisnis ini, tapi untuk kali ini, aku gak bisa menurutinya pa" lanjut Anderu.

Hooh, terungkap semuanya. Anderu kuliah bukan karena keinginannya melainkan karena menuruti kehendak Papanya. Mungkin ini maksudnya agar Anderu melanjutkan bisnis papanya.

"Gak adil pa, papa sama sekali.. '' perkataan Anderu tak bisa dilanjutkan lagi karena kaget melihat sang Papa memegang dadanya. Sesak. Ya, penyakit jantung papa Anderu kumat. Penyakit jantung yang bertahun-tahun dideritanya. Ini merupakan salah satu alasan kenapa Anderu selalu menuruti permintaan papanya.

"Papa" terlihat wajah khawatir dari Anderu. Baru kali ini Febby melihat seorang lelaki paruh baya yang meregang nyawa karena perdebatan antar anak dan bapak. Jujur, dia merasa sangat iba. Sekilas terbayang olehnya wajah sang Papa yang dibencinya.

"Kita bawa ke rumah sakit saja" kata Aryani, mama Febby.  Seketika dia mengambil handphone dan menelepon supirnya. Terlihat kepanikan dari wajah Anderu dan Mamanya. Febby tak bisa berbuat apa-apa lagi. Dia hanya shock dengan apa yang telah terjadi di depan kedua pasang matanya.

*********

Terlihat wajah penyesalan Anderu yang telah membuat papanya seperti ini. Dia menyesal. Dia tak mau terjadi hal yang diluar dugaan yang terjadi pada papanya

"Oh tuhan, selamatkan papaku" lirihnya . Bersandar di dinding dengan menekukkan wajah tanda penyesalan. Febby berusaha menenangkan, mengurangi rasa bersalahnya. Seketika Febby menyandarkan kepala Anderu di bahunya. Mengelus kepala tanda prihatin.

Satu tetes air mata jatuh tepat mengenai lengan Febby. Momen langka ketika seorang cowok menangis di depan matanya. Walau baru kenal pertama kali, Febby merasa Anderu adalah sosok cowok baik. Menangis mungkin tak kan menyelesaikan masalah. Tapi dengan menangislah, semuanya akan terluapkan.

Kreekk

Terdengar bunyi pintu di buka. Dengan segera, Anderu beranjak dan menanyakan keadaan Sang Papa. Mendengar kata-kata dari Dokter, dengan sigap Anderu masuk menemui papanya

Terlihat tubuh yang terbujur lemah di kasur dengan infus yang terpasang dan dengan bantuan pernafasan, Anderu terduduk di samping papanya. Namanya air mata, sekuat apapun untuk menolaknya supaya tidak jatuh, tapi ujungnya pasti akan tetap jatuh.

"Pa,  maafin Anderu. Anderu khilaf" terlihat penyesalan yang cukup dalam. Anderu terus mengenggam tangan pria tua tersebut.

"Anderu menerima perjodohan ini ,tp papa harus sembuh" sontak Febby kaget mendengar perkataan Anderu. Ini keputusan sepihak, tanpa meminta persetujuan dari Febby terlebih dahulu.

Tunggu part selanjutnya. Jangan lupa vote yaa  😘

Do you remember?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang