Perjodohan

41 9 2
                                    

Suasana rumah sudah tak seperti biasanya. Bibi sibuk mengurusi semua makanan dan menyajikannya di meja makan. Seakan rumah ini menjadi berwarna kembali setelah beberapa tahun kebelakang ini hanya tinggal abu-abu. Untuk hanya tinggal di rumah ini, Febby malas. Tapi mau diapakan lagi, hanya ini rumah satu-satunya yang dimiliki. Febby masih memiliki seorang oma yang tinggal di Bali. Sayangnya, untuk saat ini dia tak bisa berjumpa dengan sang oma tercinta, karena kesibukan kuliahnya. UAS sebentar lagi. Otomatis sebentar lagi dia akan menghabiskan liburannya di Kuta Bali.

Febby berjalan menuju kamarnya di lantai dua yang bersebelahan dengan kamar Sang Kakak, Derby. Tapi nampaknya dia sedang tidak ada di kamar. Mungkin bosan juga dengan kehidupan di rumah yang kelam tak terjamah oleh rasa Kasih sayang.

Seorang wanita paruh baya berpenampilan sempurna dengan gaun merah selutut berjalan mendekati Febby. Dia lah sosok Mama bagi seorang Febby. Mama yang .... Entah lah, tak bisa digambarkan lagi. Sesering-seringnya Febby berdebat dengan Mamanya, sebenarnya Febby sangat menyayangi sosok wanita yang telah berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkannya di dunia ini.

"Cepat ganti baju, tamu mama akak datang" ucap wanita tersebut dengan ekspresi yang bisa dikatakan sangat datar

febby tak pernah ambil pusing dengan sikap mamanya. Karena dia tau, mamanya akan tetap seperti itu. Kecuali kalau Papa balik. Febby mengerti kesedihan yang dirasakan oleh mamanya, tapi Febby tak pernah menampakkan kepeduliannya terhadap Sang mama.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata, Febby hanya mengangguk dan segera membuka pintu kamarnya. Mamanyapun langsung berbalik ke lantai 1 untuk melihat semuanya sudah berjalan seperti yang diinginkan atau tidak.

Tampil sempurna dengan dress coklat terang, Febby berhasil membuat siapapun yang melihatnya akan terpana dan tak berkedip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tampil sempurna dengan dress coklat terang, Febby berhasil membuat siapapun yang melihatnya akan terpana dan tak berkedip. Sungguh ciptaan Tuhan yang sempurna.

Tok tok tok ...

Terdengar pintu kamar di ketok. Febby segera membuka pintu.

"Disuruh sama nyonya ke bawah non, tamu nyonya sudah datang non" kata bibi memberitahu

"Iya bii, sebentar ya" balas Febby dengan lembut.

Pintu kemudian ditutup kembali. Sekali lagi, Febby berdiri di depan cermin. Besar yang menunjukkan seluruh badannya berada di depan cermin. Melihat dirinya sendiri. Mengecek apakah ada yang salah atau tidak. Sepertinya sudah perfect. Waktunya Febby menemui tamu Mamanya.

Febby menuruni anak tangga dengan Anggun dan memakai high heel yang lumayan tinggi. Sudah menjadi kebiasaan bagi Febby menggunakan high heel. Mamanya yang mulai mengajarkannya semenjak dia masih kecil. Kecilnya sudah centil ya?  Hahahaha

Semua mata tertuju pada Febby. Termasuk mamanya.

"Cantiiknya " ucap seorang Bapak yang umurnya kira-kira tidak begitu jauh dari mamanya.

"Iya pa, cantik ya. Sepertinya kita tidak salah pilih" timpal seorang ibu yang duduk disebelahnya

Mama Febby tersenyum bangga karena melihat anak gadis satu-satunya di puji oleh keluarga rekan kerjanya.

"Permisi om, tante " sapa Febby langsung ketika sampai di meja makan. Sungguh anak yang santun.

Febby seketika melihat kearah sampingnya.  Sepertinya dia mengenal sosok anak muda nan gagah ini. Tapi ia lupa. Febby hanya tersenyum kepadanya.

**********

Pembicaraan antara kedua keluarga ini sungguh membosankan. Ingin rasanya dia melarikan diri ke kamar. Tapi dia sangat menghargai tamu mamanya. Kalaupun dia melarikan diri ke kamar, otomatis akan terjadi perang dunia ketiga, sungguh, Febby lagi tidak mood untuk bertengkar.

Tibalah saat pembicaraan pokok di meja makan. Menegangkan karena kedua orangtua masing-masing melirik Febby dan anak cowok di sebelah Febby dengan lama.

"Kami mengumpulkan kalian disini karena punya maksud lain. Tapi kalian jangan menolaknya" ucap mama Febby memulai percakapan

"Kami bermaksud untuk menjodohkan kalian" lanjut mama Febby to the point.

Sontak Febby dan Cowok tersebut kaget bukan kepalang, saling tatap menatap antara mereka.

*apakah mereka terima akan perjodohan ini? Dan siapakah cowok tersebut?

Tunggu part selanjutnya ya, dan jangan lupa vote sekalian follow. Terimakasih

Do you remember?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang