Aku terbangun dan membuka kedua mataku. Kurasakan sebuah lengan berada di pinggangku.
Tampan
Astaga apa yang kau pikirkan Angela bodoh. Tidur dengan orang asing yang tidak ia kenali sama sekali. Ia bahkan menyerahkan miliknya yang paling berharga dengn suka rela. Ya Tuhan apa yang sebenarnya terjadi kepadanya.
Karena terus meruntuki dirinya sendiri, aku sampai tidak sadar jika laki-laki di depanku sudah membuka matanya. Warnanya biru, aku merasa nyaman saat menatapnya. Aku terlalu larut dalam mata birunya. Entahlah aku merasa matanya mempunyai daya tarik tersendiri bagiku.
Laki-laki tersenyum kemudian mengecup sudut bibirku."Pagi Chara" ucapnya sambil terus tersenyum.
Jantungku terasa berhenti, ini sungguh gila. Ada orang asing yang satu ranjang denganmu dan kau tak bisa berbuat apapun. Seakan-akan kau telah tersihir untuk menerima orang itu. Tanpa sadar aku telah menahan nafas sedari tadi. Tiba-tiba kurasakan seseorang mengguncangkan bahuku sedikit keras.
"Sayang, bernafaslah. Heii"
Ternyata aku terlalu lama berhenti bernafas. Ia terlihat khawatir dan entah kenapa hatiku sedikit menghangat melihat hal itu.
"Apa yang kau pikirkan? Itu sangat membuatku khawatir".
"Maafkan aku" jawabku dengan lirihan. Ia menghela nafas kemudian kurasakan ia menarikku kedalam dekapannya.
"Jangan melakukannya lagi. Aku tak ingin kehilanganmu". Aku hanya bisa mengangguk dalam dekapannya. Entahlah akupun tak tahu mengapa aku begitu menurut dengan ucapannya. Ucapannya bagaikan mantra.
Kemudian ia melepas pelukannya dan menatapku lama.
"Dengar, aku akan pergi ke suatu tempat. Kau jangan pernah pergi kemana pun. Jangan pernah dekat dengan pria mana pun kecuali aku"
Tatapan lembutnya tadi berganti dengan wajah emosi dan tatapan yang tajam.
"Memang kau siapa" tanyaku dengan marah. Dia pikir dia siapa memerintah dengan seenaknya.
Tangannya bergerak ke rambutku dan menariknya ke belakang. Sehingga posisiku kini mendongak menatapnya. Sungguh ini sangat menyakitkan.
"Apa kau bilang? Aku siapa? Kau adalah milikku jadi kau harus menurut padaku" jawabnya sengan penekanan di setiap katanya.
"Sakitt". Ucapku yang sudah berderai air mat. Aku tak berbohong. Ini benar-benar sakit. Mengapa ia menjadi sangat kasar padaku?
Tiba-tiba ia tersentak dan melepaskan tarikannya pada rambutku.
"Apa yang kulakukan. Maafkan aku". Ucapnya kembali dengan wajah khawatirnya.
"Maafkan aku. Aku buru-buru ada sesuatu yang harus ku urus. Jaga dirimu baik-baik. Aku mencintaimu". Ucapnya lalu mencium bibirku kemudian beranjak pergi.
Aku merasa seperti perempuan murahan saat ini. Bagaimana bisa dia meninggalkanku setelah apa yang ia lakukan. Dasar pria brengsek. Sekarang aku sangat menyesal telah banyak mengaguminya.
Sudut mataku menangkap sebuah sticky notes di atas nakas.
Sayang maafkan aku telah kasar denganmu. Aku berjanji tidak akan mengulanginya. Dan terimakasih karena aku yang pertama bagimu. Aku mencintaimu.
~Leonardo Collins
♡♡♡
Flevins°
YOU ARE READING
APHRODITE
RomanceAku membencimu. -Angela Aprodhite- Tapi aku sangat mencintaimu. -Leonardo Collins-