09

962 129 17
                                    

Hanbin yang sedang duduk diam dibangkunya jadi termenung, matanya sedari tadi fokus pada sosok gadis yang sedang asyik pada ponselnya, ia terkadang ikut tersenyum ketika melihat gadis itu kesal dengan game yang sedang dimainkanya.

Gadis itu tersenyum, kadang tertawa, terkadang menggembungkan pipinya karena harap-harap cemas, atau juga bibirnya mengerucut efek kekalahannya dalam bermain games.

Hal itu sangat membuat Hanbin gemas, ingin sekali mencubit pipinya hingga merah.

"Woy," Tepukan pada bahu Hanbin membuat lamunannya bubar seketika, "Tumben diem, abis minum obat cacing?"

Jimin mengambil posisi duduk di meja sebelah bangku Hanbin, membuat pandangannya pada Jisoo terhalangi.

"Ngapain sih lo?" Tanya Hanbin sedikit nyolot.

Jimin mengernyit, "Dih lo pms? Tumben banget sensi."

"Kuy Jim," Taehyung yang beranjak dari duduknya berjalan menghampiri Jimin dan Hanbin, "Gue dah laper nih."

"Eh Bin, jangan-jangan.." Ucap Jimin dengan tatapan menyelidik, "Lo transgender ya?"

"Hah?! Emang iya Bin?" Sahut Taehyung sembari mendelik.

"Enyah sana lo berdua," Ucap Hanbin, kali ini dia tak ingin menanggapi lebih dalam.

"Lo ikut nggak?" Tanya Jimin.

"Nggak," Jawab Hanbin cuek.

"Udah ah yuk Jim, ntar kita balik beliin kiranti aja." Taehyung menepuk bahu Jimin, "Pmsnya Hanbin mah ngalah-ngalahin ganasnya Joy."

"Bacot! Pergi nggak lo berdua." Teriak Hanbin yang mulai geram.

"Anaknya kokila marah Yung."

Jimin dan Taehyung pun akhirnya meninggalkan kelas.

Kini kelas hanya tersisa dua orang.

Hanbin dan Jisoo.

Yang lain sudah keluar sejak bel berbunyi tadi.

Hanbin melirik kembali gadis yang masih asyik dengan gamenya, Jisoo yang terkadang teriak-teriak histeris karena gamenya hampir kalah membuyarkan kesunyian kelas.

Jantung Hanbin sudah mulai jelas dentumannya. Ia terlalu gugup untuk mendatangi Jisoo, padahal sebelumnya ia tak pernah begini. Selama dua belas tahun berteman dengan Jisoo ia sama sekali tak pernah punya rasa malu, canggung, bahkan gugup, kecuali setelah adanya perasaan lain pada sahabat kecilnya itu.

Hanbin mengembuskan nafas kuat-kuat.

Tubuhnya mulai beranjak dari duduknya, berjalan melewati satu bangku yang menjadi pembatas antara bangkunya dan gadis itu.

Jisoo yang merasa didatangi seseorang, mendongak, "Eh Bin, kenapa?" Kepalanya kembali merunduk menatap layar ponsel.

Hanbin mengambil posisi duduk disebelah Jisoo, "Rame banget lo main, sampe keganggu gue tidur."

Ya. Itu hanyalah sebuah alibi Kim Hanbin agar mendapat topik pembicaraan.

"Ya sorry, lagian lagi seru nih." Ucapnya tanpa memandang Hanbin yang berbicara.

"Lo mah kalo main game kapan nggak serunya sih." Ucap Hanbin, "Heran cewe hobinya main game mulu."

"Gue yang liat laki suka sama Anandhi, gopi dan sebangsanya nggak pernah heran."

"Ye anjing, pake disamain." Ucap Hanbin, "Udahan kek Jis mainnya, ini gue lagi ngomong."

"Ya lo ngomong tinggal ngomong, telinga gue kan nggak ikutan main."

Bermuda Triangle [HB✖️KJ✖️KB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang