10

927 120 32
                                    

Jisoo dan Hanbin sudah berada di sebuah cafe dekat sekolah. Gadis dengan rambut terurai itu sangat menikmati ice cream dihadapannya, wajahnya yang riang terpampang nyata. Membuat Hanbin sedikit-sedikit tersenyum.

"Gini kek Bin tiap hari, kan gue seneng." Ucap Jisoo setelah menyendokkan ice cream vanillanya ke dalam mulut.

Hanbin memutar bola mata, "Lo kata gue bapak lo."

"Bikin orang bahagia tuh dapet pahala," Jawab Jisoo, "Termasuk ngebahagiain gue."

Lahhhhh apaaaann ini kok gue jadi ngegass gini.

"Yaelah yodah sini gue bahagiain," Respon Hanbin, ia juga ikut menyendokkan waffle green tea nya ke dalam mulut, "Hanbin mah siap ngebahagian Jisoo."

"Eneg gue tuh."

"Dih serius nih gue, katanya minta dibahagiain," Hanbin menatap Jisoo.

"Ya gue juga serius.... eneg." Gadis itu lalu merunduk dan kembali menikmati ice creamnya.

Susah banget sih Jis serius sama gue, sekali doangg :((((

Hanbin menghembuskan nafas.

Debaran jantungnya kembali tak menentu, tubuhnya terlalu gugup.

Ia memang sudah tidak sabar untuk mengatakannya, kapan lagi kalau bukan sekarang, mumpung ada waktu, momen juga lumayan mendukung, nggak buluk-buluk amat.

Ia menggembungkan mulutnya, lalu menghumbuskan nafas lewat mulutnya.

"Jis," Panggil Hanbin, gadis itu mendongak.

"Hmm?" Jawabnya sembari menaikkan sebelah alisnya.

"....Emmm," Sejenak lelaki itu berfikir, merancang kata-kata, "Jis, gu--"

"Woyyyy!!"

Fakkkk!

"Gitu ya lo berdua sekarang," Lelaki yang tiba-tiba menghampiri Jisoo dan Hanbin itu langsung mengambil posisi di sebelah Jisoo, "Nongkrong nggak ngajak-ngajak."

Hanbin menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi. Kata-kata yang ingin dilontarkannya kembali ditelannya.

Siap-siap duit abis buat traktir Jennie udon Bin.

"Tumben lo Bob kesini," Tanya Jisoo, "Mau ngapain?"

"Lo nggak baca Bob di depan?" Tanya Hanbin.

Bobby mengernyit, "Paan?"

"Pengemis dilarang masuk." Jawab Hanbin.

"Yeee bisa aja lo semut uruguay." Bobby beranjak dari duduknya, "Eh gue pesen makan dulu ya, ntar gue gabung."

Jisoo mengangguk, lalu menyendokkan ice cream terakhirnya.

Hanbin mencondongkan tubuhnya pada Jisoo yang duduk di depannya.

"Jis," panggilnya, "Kok lo bolehin sih dia gabung sama kita?"

Jisoo mengernyit, "Lah, emang kenapa?"

"Ah, lo mah nggak peka," Hanbin memajukkan bibir bawahnya, "Nggak asik lo."

"Hah?" Gadis itu semakin tidak paham, "Nggak peka apa?"

"Sekali-kali kek kita berdua aja, nggak usah ada Bobby," Ekspresi Hanbin terlihat sedikit kecewa.

"Lah, biasanya juga bertiga kali Bin," Jawab Jisoo, "Dari sd juga kita bertiga mulu, lo nggak pernah protes, aneh deh."

"Ah serah deh."

"Dih, kenapa jadi sensi begitu sih lo."

Hanbin melengos, tatapannya mengarah pada meja-meja di cafe itu. Wajahnya tampak begitu kesal, nyawanya sudah dikumpulkannya dengan susah payah, sudah mantap untuk mengatakan semua perasaannya pada Jisoo, tapi semua itu gagal akibat kedatangan Bobby tanpa diduga-duga.

Bobby kembali dengan nampan ditangannya. Tubuhnya itu duduk dengan santai di samping Jisoo, membuat Hanbin menatapnya tajam.

"Nih Jis, gue beliin ice cream matcha," Bobby tersenyum lalu meletakkan mangkuk ice cream yang dibelinya dihadapan Jisoo.

Cih, sok manis, lagian gue udah duluan beliin woy!

Hanbin masih saja menatap Bobby yang memperlakukan Jisoo dengan manis.

"Serius Bob ini buat gue?" Jisoo terlihat antusias, senyumnya merekah, "Waaahh Bobby baik bangettt."

Cih, ini juga satu lagi, gampang banget di sogok ice cream doang. Gue jajanin sampe mabok juga bisa kali.

Tatapan Hanbin juga mengarah pada Jisoo.

Kehadiran Bobby disini benar-benar membuat Hanbin geram, rencana yang sudah dibuatnya gagal total, quality time yang ingin dilakukan berdua dengan Jisoo juga berantakan.

Semua gara-gara Bobby.

"Kok lo diem aja Bin? Kenapa?" Tanya Jisoo disela-sela makan ice cream, "Lo sakit?"

Hanbin hanya menggeleng, moodnya sudah benar-benar berantakan.

"Enggak, lo pasti sakit kan?" Jisoo mencondongkan tubuhnya, lalu menyentuh kening Hanbin dengan pungung tangannya, "Eh tapi nggak panas."

"Gue nggak sakit Jisoo," Lelaki itu menepis tangan Jisoo.

Membuat ekspresi Jisoo sedikit berubah.

"Orang kayak dia mah mana bisa sakit Jis," Bobby yang sedang menikmati ayam gorengnya menyeletuk, "Bakteri sama virus aja mati dalam tubuh dia."

Hanbin hanya menatap Bobby datar. Sama sekali tidak ingin menanggapi.

"Eh Jis, ntar pulang sama gue ya," Celetuk Bobby.

Seketika mata Hanbin membulat.

Apa-apan woyy! Berangkat sama gue pulang ya sama gue!

"Gue butuh bantuan lo nih buat nyari kado mak gue." Lanjut Bobby.

Jisoo tampak mempertimbangkan.

Sama gue aja Jis! Tadi berangkat sama gue!

"Ntar pulang gue traktir kebab." Bobby menoleh pada Jisoo lalu tersenyum.

Jisoo mengangguk, "Brrrrangkatt!"

Hanbin mendelik pada Jisoo.

KENAPA SIH KAMU BEGITU MURAH JIS?!

Hanbin pun beranjak dari duduknya, lalu menyampirkan tas ranselnya.

"Mau kemana?" Tanya Jisoo.

"Mau makan udon, sama Jennie!" Jawab Hanbin lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Ha?! Udon?! Mau Bin!"

•••••

Jisoo kalo nggak peka-peka, Hanbin nya sama gue aja deh. Kesian cakep-cakep tergantung gituu ^___^

Bermuda Triangle [HB✖️KJ✖️KB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang