2. Xairin Adeva Lova

1.7K 355 5
                                    

Xairin menghembuskan napasnya gusar, ketenangan ia pindah ke sekolah ini benar-benar sudah musnah gara-gara cowok sialan itu nembak dirinya di kantin.

Selama perjalan ke kelas Xairin menjadi mendapatkan tatapan aneh dan sindiran yang begitu pedas dari ciwi-ciwi disekolah ini.

Kenzo mengepalkan kedua tangannya karena tiba-tiba ada tiga orang yang langsung menarik tangan Kenzo untuk ikut pergi dengan mereka dan tentunya Kenzo mendengar Xairin ditembak oleh Vragas di kantin, ia langsung berlari ke kelas untuk menemui Xairin.

Kenzo menghembuskan napasnya dalam-dalam karena lega sudah melihat Xairin di kelas dengan tertidur yang menutupi wajahnya dengan tas sekolahnya.

"Xairin," Panggil Kenzo yang sudah menaruh pop ice milik Xairin, tapi Xairin tidak mendengarkan ucapan Kenzo karena ia memasang earphone.

Kenzo mencolek lengan Xairin lagi, "Xa, udah ada guru!" Ucapnya yang mencabut earphone Xairin agar mendengar suaranya.

Xairin memelekan matanya perlahan dan menatap kearah Kenzo dengan tatapan datarnya.

"Xa, sorry tadi gue,-" Ucapan Kenzo langsung dipotong oleh Xairin.

"I'm fine!" Jawab Xairin yang menyadari perubahan wajah Kenzo yang sangat gugup, ia menoleh kearah pop ice dan meminumnya dengan seteguk. "Thank!" Ucapnya lagi kepada Kenzo, dan Kenzo pun menganggukan kepalanya.

Kenzo melihat wajah Xairin yang kebingungan saat mencari halaman yang diterangkan oleh gurunya, "Sini," Pinta Kenzo yang langsung mengambil buku paket Xairin dan tangannya mulai membukakan halaman buku paket Xairin lagi. 

Xairin memperhatikan materi yang diterangkan oleh gurunya dan mulai mencatat point-point yang penting dari pelajaran tersebut.

Bel pulang pun berbunyi.

Kenzo yang melihat Xairin memasukan buku-bukunya kedalam tas,  "Xa, mau bareng pulangnya?!" Tawar Kenzo kepada Xairin.

Xairin menggelengkan kepalanya sebagai jawaban kalau ia menolak. "Yaudah gue duluan ya." Pamit Kenzo kepada Xairin.

Safia mendengar jelas Kenzo menawari Xairin pulang bareng, setelah selesai memasuki buku-bukunya ia menoleh ke arah Xairin. "Gue Safia, ketua kelas di sini, jadwal piket elo besok ya!" Ucap Safia kepada Xairin dengan tiba-tiba.

Safia semakin geram kepada Xairin, karena Safia ajak bicara, Xairin hanya diam saja. "Gue ngomong sama elo Xairin!"

Xairin menatap ke arah muka Safia. "Oke." Dan Xairin langsung pergi begitu saja meninggalkan kelas dan Safia.

Safia menghentakan kedua kakinya dan menatap belakang punggung Xairin dengan kesal. "Ih, nyebelin banget!"

Sedangkan Vragas sedang duduk di lapangan sambil memegang bola basket dan memperhatikan orang-orang yang sudah pada bubar.

Tringg.. Tring...

Handphone Vragas berbunyi, ia menghela nafasnya gusar karena melihat nama yang tertera. "Hallo, Vragas."

"Kenapa?!" Jawab Vragas dengan malas.

"Kamu bisa jemput aku di Bandara sekarang nggak?" Ucap seorang cewek di seberang sana.

"Gue sibuk!" Ucap Vragas menolaknya dan menutup telepon tersebut dengan cepat.

Vragas langsung menaruh bola basketnya dan setelah selesai itu ia menuju ke arah parkiran dan tidak sengaja melihat ke arah Xairin yang berdiri di depan pagar sambil menerima telpon. 

Vragas masih tetap terdiam di parkiran untuk memperhatikan ke arah Xairin diam-diam sampai jemputannya dateng.

♡♡♡

Vragas Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang