3. Labrak

1.4K 318 21
                                    

Janne mengeluarkan handphonenya untuk menghubungi nomor Echa, setelah balik dari New York mood Janne jadi hancur saat tahu Vragas membela cewek lain dibandingkan dirinya. 

"SHIBALLLL!" Teriaknya dengan lantang sambil menatap orang yang ada di hadapannya dengan menggebu-gebu.

Semua orang menjadi ikut berlari ke arah koridor sekolah saat mendengar ada suara keributan, karena suara Janne terdengar sampai ke ujung koridor sekolah.

Cewek yang berambut sepundak itu langsung menundukan kepalanya, "Maaf kak Janne aku nggak liat!" Ujarnya dengan terbata-bata.

Janne sudah mengepalkan kedua tangannya, saat ia ingin menjambak rambut orang yang menginjak kaki nya langsung ditahan sama Echa.

Echa yang baru sampai jadi ngos-ngosan karena ia ikut berlari untuk menemui sahabatnya, "Janne gue ada berita hot!"

Janne melirik malas kearah Echa, "Apa?"

Orang yang tidak sengaja menginjak kaki Janne rasanya ingin menghilang sekarang juga, sebelum ia kena amuk.

"Mau kemana lo?" Sarkas Janne yang sudah menaiki sebelah alisnya dan menahan tangan orang itu.

"Ak-Aku ngg,-" Ucapannya langsung dipotong oleh Janne.

Janne memegang dagu orang itu agar menatap ke arahnya dan tersenyum smirk, "Impas!" Ucapnya yang sudah menginjak kedua kakinya.

Setelah itu Janne langsung menarik tangan Echa agar ikut dengannya, Echa menengok ke arah belakang dengan tersenyum.

Janne dan Echa kini sudah berada di kantin, mereka tinggal menunggu makanan dan minumannya datang ke mejanya.

Echa dengan heboh langsung menepuk-nepuk tangan Janne, "Itu orangnya!" Ujarnya.

"Apa si!" 

Echa menunjuk ke arah Xairin yang baru keluar dari kamar mandi, ia melihat dengan jelas muka waktu kejadian cewek itu melempar bola basket kepada Vragas.

"Cewek itu!" Ucap Echa langsung dengan heboh.

Janne menengok ke arah yang ditunjuk oleh Echa, "Siapa si?!"

Echa menatap Janne dengan serius, "Cewek yang ditembak Vragas, pas sebelum lo balik dari new york!" 

Sontak membuat Janne jadi ikut berdiri dan melipatkan kedua tangannya didepan dada. "Yang mana? Buru kejar dia!" Pinta nya.

Echa menganggukan kepalanya patuh, ia langsung berlari untuk mengejar Xairin, "Woi berhenti lo!" Teriaknya. 

Janne tidak sanggup untuk mengikuti lari seperti Echa, jadinya ia memilih untuk berjalan saja sembari melipatkan kedua tangannya didepan dada.

Echa sudah menghalangi jalan Xairin, ia menatap dari ujung rambut sampai ujung kaki Xairin.

Sedangkan Xairin yang diperhatikan seperti itu merasa sangat risih, ia menatap kearah orang asing yang ada di hadapannya dengan menaiki sebelah alisnya.

"Tunggu sebentar lagi ada yang mau nemuin lo!" Ucap Echa kepada Xairin.

"Siapa?"

"Cewek Vragas!" Jawab Echa dengan bangga kepada Xairin.

Xairin yang mendengarnya jadi tersenyum tipis, "Gue nggak punya urusan sama kalian!" Ucapnya dengan penekanan.

Saat Xairin ingin pergi, tanpa aba-aba rambutnya langsung ditarik dari belakang oleh Janne. "Lo punya urusan sama gue!" 

Xairin menghembuskan napasnya gusar, lalu ia menengok ke arah belakang dengan cepat. Janne terkejut bukan main saat rambut yang ia tarik barusan adalah saudara tirinya, ia langsung menggigit bibir bawahnya. 

Vragas Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang