Sehun turun dari mobilnya dan segera membukakan pintu untuk Sulli, kekasihnya. Mereka sudah tiba di kediaman Suho. Ada pesta besar yang Suho adakan setiap sebulan sekali hanya untuk bersenang - senang.
Sehun merangkul Sulli memasuki rumah besar itu. Rumah yang sudah Sehun anggap rumahnya sendiri karena Suho tidak pernah segan - segan dan selalu membiarkan pintunya terbuka untuk semua orang yang dikenalnya.
"Oh kalian sudah datang"
"Hei Jung!" sapa Sehun. Sedangkan Sulli hanya melambaikan tangannya kepada Krystal menghampiri mereka berdua.
"Masuklah yang lainnya sedang berkumpul diruang tengah"
"Kau akan kemana?" tanya Sulli.
"Aku akan mengambil sesuatu yang tertinggal dimobil Kai" jawab Krystal.
"Apa itu sejenis kondom Krys?" Krystal memukul Sehun dengan tas kecilnya. Dan pergi meninggalkan mereka berdua.
Sampai diruang tengah. Semuanya sedang berkumpul dan menyambut Sehun yang baru datang. Hanya saja ada yang berbeda. Mereka semua tidak terlihat sedang merayakan pesta besar. Hanya ada beberapa snack dan wine disana.
"Apa pestanya tidak jadi?" tanya Sulli.
"Sebenarnya ada yang ingin aku katakan" ucap Suho.
"Ada apa hyung?" tanya Sehun penasaran.
"Aku bertanya kepada kalian semua, apa ada yang mengetahui tentang kematian Bambam?" Sulli terkejut. Mereka semua diam.
"Aku baru saja mengetahuinya, ada seseorang yang mengirimkanku dan Jongin email, sebuah foto" lanjut Suho.
Krystal yang baru datang, dia meletakkan foto yang dimaksud Suho di meja dekat sofa. Semua melihatnya secara bergantian. Difoto itu, ada tiga orang laki - laki, dua orang yang menodongkan senjata seperti mengancam dan satu orang yang dipojokkan tak lain adalah Bambam.
"Kita semua terancam bahaya, terutama kalian" ujar Suho menunjuk Sehun dan Kyungsoo bergantian.
---
Seulgi menghampiri Jino yang sedang berada dibalik gorden jendela.
"Apa yang sedang anak Eomma lakukan eoh?" Jino keluar dan membalikan badannya saat mendengar suara Seulgi.
"Eomma, Appa pergi" Jino menunjuk kearah jendela. Seulgi mengikuti arah Jino menunjuk dan melihat sesuatu dijari Jino. Seulgi meraihnya.
"Tangan Jino kenapa?" darah segar itu masih keluar dijari - jari kecil Jino.
"Terinjak Appa" ingin rasanya Seulgi menangis tapi tidak lagi, dia harus menjadi seorang Ibu yang baik dan harus tegar. Seulgi menggendong Jino, dia membawa Jino kekamar mandi untuk membersihkan jari - jari Jino. Dengan sigap Seulgi mengobati jari - jari Jino dengan P3K persediaannya.
"Sebentar lagi akan sembuh" kata Seulgi sembari menciumi jari Jino.
"Gomawo Eomma" ucap Jino.
"Jino tidak bisa masuk sekolah mulai besok"
"Kenapa?" tanya Jino sedih.
"Jino akan di tes menulis dan menggambar, tangan Jino kan sedang sakit" Jino mengangguk lemah.
"Jino tidak jadi sekolah Eomma?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh Jino
FanfictionBecause, experience is the best teacher. copyright © 2017, -awessome.