"Kami sudah mendengar semuanya dari Sulli, kau tidak perlu lagi menjelaskan panjang lebar asal - usulmu, jadi kapan kau akan menikahinya?"
"Secepatnya Sir, apa dua minggu dari sekarang terlalu lama?", Sehun terus tersenyum dan terus menggenggam tangan Sulli disampingnya yang terasa begitu dingin.
"Kau terlihat sangat yakin, apa secepat itu kau akan langsung mengambil anakku? Kau tidak menghamilinya terlebih dahulu bukan?"
"Appa!", suara tawa disana benar - benar terasa hangat, Sehun tidak bisa lagi menunggunya.
"Baiklah kau diterima Oh Sehun"
Setelah pertemuan dengan kedua orangtua Sulli, Sehun merasa sangat lega sekarang, saat ini dia baru saja selesai menonton sebuah pesta kembang api dan tidak bosan - bosan terus membawa Sulli kepelukannya.
"Aku akan menjadi orang yang paling beruntung didunia", ucap Sehun senang.
"Apa kau sangat senang?", Sulli mengelus pipi Sehun lalu tersenyum.
"Apa menurutmu aku terlalu berlebihan?"
"Tidak", Sulli menggeleng dan Sehun kembali membawa Sulli kepelukannya.
"Ah Sayang aku tidak bisa menyalakan ponselmu jadi aku menchargernya, kau bilang aku harus mengingatkanmu untuk menghubungi seseorang" Sulli menyerahkan handphone Sehun.
"Kau memang sangat perhatian honey, terima kasih", Sehun mengambil ponsel itu dan segera menghubungi seseorang, baru saja dia akan mencari nomor seseorang disana, layar handphonenya menunjukkan tanda panggilan masuk dan tertera nama kakaknya disana.
"Nunaku, aku akan mengangkatnya"
"Yak! Oh Sehun! Kau dimana? Cepatlah kemari!"
"Tapi Nuna saat ini aku sedang tidak bisa"
"Tidak ada penolakkan datanglah bersama Seulgi, jika besok kau tidak datang maka semuanya akan hancur!"
"Nun.."
Sambungan telepon itu tiba - tiba terputus dan Sehun merasakan perasaan yang tidak enak, sesuatu akan terjadi.
"Ada apa?", tanya Sulli.
"Besok aku akan kerumah orangtuaku dan membicarakan semuanya", Sehun menggenggam tangan Sulli.
"Apa aku harus ikut?", Sehun tersenyum.
"Aku akan membawamu di lain waktunya, kau tidak apa?", Sulli mengangguk, Sehun sangat yakin bahwa kekasihnya pasti belum siap jika harus berhadapan dengan kedua orangtua Sehun, terlebih lagi Sehun masih memiliki istri.
"Baiklah, pastikan kau menceraikannya dengan cepat"
"Tentu sayang, kau harus pulang sekarang sudah hampir jam sepuluh malam"
"Ayo antarkan aku, kau bawa saja mobilku nanti bukankah akan dingin jika kau membawa motor?"
"Tidak apa - apa sayang"
"Kau terus - terusan mual, sepertinya kau masuk angin gara - gara mengendarai motor"
"Ini akan cepat membaik percayalah"
"Baiklah aku sudah mengingatkanmu"
Sehun kembali menyalakan mesin motornya, dia sudah mengantar Sulli pulang, dan perasaannya kembali tidak karuan, dia segera melajukan motornya ke rumah sakit.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.