Bagian 7

2.4K 259 95
                                    

Seulgi mendekap Jino kepelukannya lebih erat, tak lupa ciuman pengantar tidur yang dia berikan bertubi - tubi di puncak kepala Jino sebelum dia memutuskan untuk menyusul Sehun yang sudah berada di balkon kamar itu.

Seulgi mendekap Jino kepelukannya lebih erat, tak lupa ciuman pengantar tidur yang dia berikan bertubi - tubi di puncak kepala Jino sebelum dia memutuskan untuk menyusul Sehun yang sudah berada di balkon kamar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun memulai pembicaran setelah keduanya terdiam cukup lama.

"Apa maumu Kang Seulgi?", Seulgi menoleh kearah Sehun saat mendenhar namanya dipanggil.

"Aku? Bukankah aku yang seharusnya menanyakan itu padamu?", Sehun tersentak, ini seperti bukan Seulgi yang dia kenal, nada bicaranya terdengar sangat datar, tidak seperti biasanya, Seulgi menjadi lebih berani.

"Kenapa kau menolak berpisah denganku?", Seulgi menghela nafas.

"Dengarkan aku Sehun, aku benar - benar tidak menolak jika kau ingin menikah dengan kekasihmu, aku tidak bisa membantah untuk itu, aku sangat menghormatimu sebagai kepala keluarga tapi apa aku harus diam saja?, banyak yang ingin aku katakan kepada semua orang tentang apa yang aku rasakan, banyak sekali hal yang ingin aku keluhkan, tapi kau sama sekali tidak membantu, kau akan berubah bukan? Aku tidak peduli kau ingin berlaku apa saja sesukamu, aku tidak ingin melepaskanmu karena anakku, Jino juga anakmu Sehun, dia membutuhkan seorang ayah, sebrengsek apapun kau, tidak akan pernah ada bekas ayah bukan? Jadi, jika aku memutuskan bercerai denganmu apa dia bisa berhenti memanggilmu ayah dan menganggapmu oranglain? Tidak. Jadi apa bedanya?", airmata Seulgi mulai mengalir, dia sendiri pun tidak percaya bisa mengatakannya kepada Sehun, tubuhnya gemetar.

"Aku tidak meminta banyak hal, aku tidak meminta kau memberikan semua hartamu bahkan cintamu, tapi tolong perhatikan Jino, lakukanlah sesuatu yang baik untuk dia, dan jangan lupakan calon anakmu juga Sehun", Sehun diam, tidak berpikir untuk mengeluarkan kata apapun saat ini, dia benar - benar bingung, tak tahu apa yang harus dia lakukan.

Tubuh Seulgi melemas, kepalanya terasa pening, Sehun yang melihat Seulgi akan terjatuh segera membantu Seulgi yang semula bersandar dipagar balkon duduk disofa yang ada disana.

"Kau tidak apa - apa? Aku akan mengambil air"

"Tidak usah, ini tidak apa - apa"

"Baiklah", Sehun mendudukan dirinya di samping Seulgi, kata - kata yang tadinya ingin dia ucapkan, saat ini benar - benar sudah menghilang.

"Sehun?"

"Hm?"

"Bisakah aku memelukmu satu kali saja?", tanpa menjawabnya, Sehun langsung membawa Seulgi kepelukannya, tanpa rasa paksaan dan keberatan, Sehun memeluknya dengan lembut dan rasa perlindungan, membuat Seulgi merasa aman dan nyaman.

Seulgi kembali terisak, dia benar - benar butuh sesuatu yang menenangkan, biasanya Ibu dan Ayahnya selalu memberinya pelukan saat dia dalam masa - masa sulit, dia sadar akan hal itu, bahwa dia benar - benar masih butuh pelukan itu, pelukan kasih sayang yang selalu ia rindukan, yang seharusnya selalu dia dapatkan dari suaminya saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oh JinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang