"Sehun kenapa kau tidak menjawabku?", Seulgi terus mengajukan pertanyaan yang memojoki Sehun, sang pria seakan membeku dan kebingungan, yang dibutuhkan saat ini adalah alasan dan kebohongan dua hal itu yang memungkinkan.
"Kau tidak meninggalkan anakku dirumah sendirian kan Sehun?", Seulgi tampak sangat khawatir dan Sehun merasa seperti terhantam bencana dahsyat. Lagi - lagi Seulgi menekannya perkataannya pada kata 'anakku' seakan Sehun tidak terlibat didalamnya, hal itu lebih membuat Sehun sedih lebih menyakitkan daripada Seulgi menuduhnya meninggalkan Jino dirumah.
Tapi bukankah Seulgi benar? Memangnya apa yang telah Sehun berikan untuk Jino? Dan apa Seulgi menuduhnya? Bukankah Sehun benar - benar meninggalkan Jino dirumahnya sendirian. Tapi, ini tidaklah benar, Sehun juga sangat panik saat itu dan ah lupakanlah Sehun benar - benar terlarut dengan pikirannya.
"Sehun-ssi kau baik - baik saja?", Seulgi menyadarkan Sehun, dia menunggu jawaban Sehun dengan kerutan dikeningnya melihat Sehun yang begitu kebingungan dan berkeringat.
"Ehm, Seulgi makanlah dulu makananmu akan akan keluar dan segera membawa Jino, dia sedang ada disuatu tempat, aku tidak meninggalkannya sendiri kau tenang saja"
Baru kali ini Sehun berkata secepat itu dan tidak seperti Oh Sehun biasanya, biasanya dia hanya menjawab singkat atau bahkan tidak menjawab sedikitpun, dia bahkan tidak memberikan pandangan dingin dan tatapan tajamnya saat ini, dia berusaha menyembunyikan perasaan gugupnya dan sepertinya dia telah menghancurkannya, Seulgi pasti akan mencurigainya.
Pintu ruangan itu terbuka, Suster itu menghampiri tempat Seulgi berada dengan tersenyum, Sehun menghela nafas lega, dia harus melarikan diri saat ini.
"Ah Suster aku akan keluar, tolong jaga istriku", kali ini Sehun yang kebingungan dengan kata - katanya, oke kau harus bersikap santai Oh Sehun kau tidak bisa mengambil perkataanmu kembali, dia melihat kearah Seulgi dan syukurlah pandangan Seulgi tidak menunjukkan bahwa dia mendengarnya atau dia hanya terlihat seperti mengabaikannya dan tidak terlihat terkejut, dan bagaimana dengan sebenarnya? Apa dia benar - benar terganggu dengan perkataaan itu? Tapi kenapa Seulgi tidak bereaksi, harusnya dia terkejut dan menatap bingung ke arah Sehun atau menegurnya dan apalah itu.
"Baik Tuan", Sehun seperti sedang terburu - buru dan keluar dengan terbirit - birit, dia baru saja berhasil melarikan diri.
Sementara itu, Seulgi benar - benar tidak tahu lagi harus bereaksi seperti apa, bukankah barusan Sehun baru saja mengakuinya? Apakah dia harus merasa senang sekarang?
"Nyonya kau bisa menghabiskan makananmu terlebih dahulu lalu saya akan kembali memeriksa keadaanmu"
"Tapi suster bisakah aku pulang setelah makan?"
"Tidak nyonya kau masih harus beristirahat"
"Aku merasa sudah lebih baik dan sepertinya aku memang sudah baik - baik saja"
"Tapi nyonya kondisi janinmu juga masih harus kami pantau"
"Maksud Suster?"
"Untung saja karena kejadian itu nyonya tidak sampai mengalami pendarahan", Seulgi bingung, dikepalanya benar - benar penuh dengan pertanyaan, apakah saat ini dia sedang hamil? Dan dia benar - benar lupa jika sudah lama sekali tidak menstruasi.
"Saya permisi dulu nyonya, silahkan habiskan makanannya"
Seulgi benar - benar paham dengan keadaannya saat ini, dia sedang mengandung sekarang, apakah maksud Sehun tadi bermaksud sedalam itu?, Seulgi mencoba memindahkan makanannya dan segera memakannya, air mata itu terasa seperti tambahan bumbu dimakanannya.
Jangan lagi, jangan ada Jino yang lain, ini bukanlah waktunya, Seulgi takut, apakah dia harus dengan senang hati menyambut calon anak keduanya setelah menyadari bagaimana perlakuan Sehun setiap saat pada Jinonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh Jino
FanfictionBecause, experience is the best teacher. copyright © 2017, -awessome.