Seulgi merasa sangat lelah hari ini. Padahal biasanya tidak seperti ini. Tidak ada kegiatan berbeda yang dia lakukan sehingga bisa menyebabkan kelelahan seperti ini. Kepalanya pun terasa pening. Mungkin ini gejala flu, pikirnya.
So I'm gonna love you like I'm gonna lose you
And I'm gonna hold you like I'm saying goodbye
Wherever we're standing
I won't take you for granted
'Cause we'll never know when, when we'll run out of time...
"Eomma, telepon!" Jino berlari menghampiri Seulgi.
"Ah, hati - hati sayang nanti kamu jatuh" Jino hanya memperlihatkan senyumnya.
"Eomma angkat teleponnya" Seulgi segera mengangkatnya.
"Yoboseyo"
"..."
"Aku sedang merapihkan tempat tidur tadinya, ada apa oppa?"
"..."
"Apa kau sedang salah sambung? Aku punya anak tetapi itu bukan denganmu"
"..."
"Sudah. Sekitar satu jam yang lalu. Bagaimana denganmu?"
"..."
"Hm.. Apa Sehun ada disana bersamamu?"
"..."
"Ah oppa aku harus menidurkan Jino dulu dia sudah sangat mengantuk"
"..."
"Aku juga sudah mengantuk"
"..."
"Baiklah, Annyeong"
Seulgi menutup teleponnya. Dan lagi selalu seperti ini, bukan Sehun sang suami yang mengabarinya jika tidak pulang. Pernah dia mendapat telepon dari tiga orang yang berbeda saat tiga hari Sehun tidak pulang kerumah dan menginap di tiga tempat yang berbeda. Dan Seulgi sangat yakin jika tidak ada kabar dari salah satu teman Sehun. Itu berarti sang suami sedang bersama kekasih tercintanya.
Sehun pasti akan berubah. Itu yang Seulgi pikirkan. Mungkin jika tidak ada Jino, Seulgi sudah menyerah. Tapi, dia tidak boleh egois, Jino butuh sosok ayah. Seulgi bisa saja mencarikan ayah lain untuk Jino. Bukan tidak banyak orang yang mengantri, hanya saja itu mungkin bukan pilihan yang terbaik. Seburuk - buruknya seorang ayah kandung mungkin akan lebih baik dibandingkan memiliki ayah tiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh Jino
FanficBecause, experience is the best teacher. copyright © 2017, -awessome.