BAB 1

3.3K 101 23
                                    

#143 dalam SPIRITUAL 14 03 2017
#96 dalam SPIRITUAL 18 03 2017
#91 dalam SPIRITUAL 31 03 2017
#69 dalam SPIRITUAL 08 04 2017

Assalamu'alaykum readers :")
Untuk yang mengikuti wtpd lamaku mungkin udah tau cerita ini, karena dulu udah sempet aku post. Sekarang aku post ulang tapi aku revisi sedikit. Insya Allah alurnya tetep kok. Cuma benahin beberapa bagian yanh berantakan :")

Selamat membaca :")

🌹🌹🌹

    Pagi-pagi keadaan salah satu kampus besar di Jakarta itu sudah ramai. Apalagi saat seorang gadis berkerudung merah marun itu lewat di depan sekelompok pria dengan menundukkan wajah. Membuat para pria menjadi penasaran lantaran pakaian gadis itu menutup hampir seluruh tubuhnya, sama sekali tidak memperlihatkan tonjolan di mana pun. Ditambah harum parfum khas perempuan yang tertinggal di hidung para pria

"Subhanallah ...," ucap salah seorang pria kemudian tersenyum jahil.

"Nyebut? Tumben. Biasanya kalo ada cewek kinclong langsung lo deketin," timpal salah satu temannya.

"Yang ini istimewa. Jangan langsung bergerak cepat. Harus pelan-pelan," katanya yang langsung mendapat ledakan tawa dari teman-temannya.

Namanya Jihan. Bad boy di Ma'had Abu Bakar As-Shidiq.

🌹🌹🌹

    Namanya Humairah, biasa dipanggil Maira. Mahasiswi Fakultas Bahasa Arab Semester 3. Semenjak masuk di Ma'had Abu Bakar As-Shidiq, ia menjadi sorotan. Sikapnya yang ramah, sopan santun, juga kecerdasan yang ia miliki.

"Mai, minggu depan kan ada presentasi Bab Nahwu. Ajarin dong, aku belum paham bab itu," pinta Nabila. Wajahnya sedikit ditekuk. Bab Nahwu memang sulit, kalau nggak bener-bener merhatiin dosen, dijamin nggak bakal nyantol secuil pun.

"Oh iya, insya Allah nanti Mai ajarin. Tapi Mai juga belum mahir. Jadi kita belajar sama-sama ya." Maira tersenyum lalu memegang pundak Nabila. Sorot matanya mengatakan kita pasti bisa.

"Makasih ya, Mai. Kamu emang temenku yang paling baik."

Nabila memeluk Maira, erat. Ia nggak tau gimana nasibnya kalau nggak ketemu Maira. Bisa dibilang Nabila ini agak susah mengerti pelajaran Bahasa Arab. Lagian ini bukan keinginan Nabila masuk ke jurusan. Ini perintah dari papa dan mamanya.

"Ehemm ... berduaan aja nih," ujar seseorang. Maira dan Nabila kontan menoleh. Di belakang mereka sudah ada Diana yang membawa beberapa buku tebal.

"Diana? Yuk, duduk samping Mai sini," ajak Maira. Ia menepuk kursi di sampingnya agar Diana duduk di situ.

"Udah dari tadi ya?" tanya Diana. Ia meletakkan buku-bukunya di atas meja taman.

"Belum, sih. Mungkin sepuluh menitan," jawab Maira.

"Di, katanya mau bawa cookies. Mana?" Nabila mengulurkan tangannya ke depan Diana. Diana cengengesan sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Aduh, maaf, nih. Kayaknya aku kelupaan buat, deh. Soalnya fokus belajar buat kuis nanti," jawab Diana. Ia jadi tak enak hati pada Maira dan Nabila.

"Yaahh ... PHP!" Nabila mencemberutkan bibirnya. Tindakannya itu membuat tawa Diana dan Maira menyembur.

"Nggak papa, kok, Di. Besok kan masih bisa," ujar Maira menengahi.

"Makasih ya, Maira ...," Diana memeluk Maira, disusul Nabila yang juga ikut memeluk Maira.

🌹🌹🌹

    Baru saja Althaf mendapat panggilan dari Ustad Furqon, salah satu dosen Bahasa Arab. Katanya beliau nggak bisa ngajar hari ini, maka ia memberi amanah pada Althaf untuk menggantikannya.
Althaf adalah mahasiswa semester 7 di Fakultas Bahasa Arab.

Yaa, ZaujatiyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang