BAB 2

1.4K 73 1
                                    

"Assalamu'alaykum."

Althaf mengetuk pintu rumahnya. Tak lama kemudian, wanita berumur sekitar 40 tahunan membukakan pintu.

"Wa'alaykumussalam. Udah pulang, Nak. Ayo masuk." Wanita yang tak lain adalah Khalela, ibu angkat Althaf, mengajak pemuda itu masuk.

"Gimana kuliah hari ini?"

"Alhamdulillah lancar, Umi. Paginya Althaf ngisi di kelas anak semester 3," jelas Althaf.

"Wah ... anak Umi hebat ya bisa jadi Asisten Dosen. Umi dulu kuliahnya biasa-biasa aja."

Khalela teringat saat ia masih duduk di bangku kuliah. Mengingat anaknya menjadi Asisten Dosen, ia jadi teringat seseorang di masa lalu. Seseorang yang pernah ada dalam hatinya, membuatnya terbang, dan jatuh pada akhirnya. Seseorang yang mengobati luka dan akhirnya menorehkan luka yang lebih dalam. Ah ... itu masa lalu. Namun akhirnya kini mereka menjadi sahabat.

🌹🌹🌹

    Setelah mendengar kabar dari salah seorang temannya, Nabila langsung menelpon Maira.

"Hallo, Assalamu'alaykum, Mai."

"Wa'alaykumussalam, Bil. Ada apa? Kok suaramu kayak gelisah gitu?"

"Kamu udah tau belum?"

"Tau apa? Mai nggak ngerti. Coba Nabila ngomong pelan-pelan."

"Aku denger kabar dari temen, katanya Kak Jihan dan Kak Althaf tadi berantem rebutin kamu."

Maira terkekeh. "Kamu jangan ngaco, deh. Mai kan nggak kenal sama mereka. Cuma tau nama doang."

"Bener, Mai. Temenku tadi liat langsung kejadiannya."

Maira terdiam. Apa benar yang dikatakan Nabila? Tapi ... ia sama sekali nggak kenal Kak Jihan maupun Kak Althaf. Ia hanya tau mereka adalah dua pria populer di kampus.

Kalau Kak Jihan terkenal karena bad boy, Kak Althaf terkenal kecerdasan dan keramahannya. Kalau Kak Jihan berkelahi itu hal biasa, tapi Kak Althaf? Rasanya itu nggak mungkin. Apalagi mereka berdua memperebutkan dirinya.

🌹🌹🌹

    Khalela masuk ke dalam kamar Althaf karena setelah beberapa kali mengetuk pintu, tidak ada sahutan sama sekali. Ia tersenyum melihat anaknya tertidur pulas di kasur.

Dilihatnya wajah anak angkatnya itu. Kalau dilihat-lihat, sekilas wajah Althaf mirip dengan Alm. Abi, suaminya. Tiba-tiba hatinya berdesir mengingat memori itu.

PING!

Ponsel Althaf berbunyi. Khalela mengambilnya lalu membaca pesan yang masuk.

Gw bakal bales perbuatan lo ke gw. Kita belum selesai.

Khalela mengerutkan keningnya. Apa maksud dari pesan itu?

🌹🌹🌹

    Maira gelisah, ia masih kepikiran dengan kabar yang dilontarkan Nabila.

"Mai? Kamu kenapa bengong?" tanya Zahira yang tak lain adalah ibu Maira.

"Nggak, Umi. Maira lagi mikirin tugas aja yang makin lama makin numpuk," jawab Maira berbohong. Sepintar apa pun Maira berbohong, Zahira tetap tidak bisa tertipu. Ia kenal luar dalam Maira.

Zahira tersenyum simpul. "Yang bener? Kamu nggak lagi bohongin Umi kan?"

Maira terdiam. Ia baru ingat uminya nggak bisa dibohongi. Uminya terlalu kenal dengan Maira.

Yaa, ZaujatiyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang