Kepingan ke - 3

729 94 6
                                    

Pagi itu, Jungkook sudah ada dirumahku. Dia sedang mengobrol bersama ibu dan ayah. Sedangkan aku bersiap-siap di kamar.

"2 tahun setelah kamu pindah, kita pindah kesini. Awalnya Hana gak mau. Takut kamu dateng dia nya gak ada katanya." ucap Ibu Yoo

"Hahaha. Maafin jungkook ya tante."

"Gak kok, gak ada yang mesti dimaafin."

Aku pun menuruni tangga. Lalu langsug berpamitan Dan pergi kerumah Jungkook. Jungkook menjemputku menggunakan motornya.

Beberapa menit kemudian, aku sudah sampai dirumah Jungkook. Aku sempat mengobrol dengan orang tuanya. Namun beberapa saat kemudian orang tuanya pun pergi. Karna ada kepentingan bisnis. Kini hanya ada aku, jungkook--dan noona-nya Jung kook.

Aku memutuskan untuk pergi ke kamar Unnie Jung. Karna rasanya kikuk bila harus berduaan dengan Jungkook didepan. Aku mengobrol banyak hal dengan Unnie. Mulai dari kebiasaan Jungkook, hingga hal kecil yang tak terfikirkan akan jadi bahan obrolan.

"Kamu sudah punya pacar, Na?"

"Hah? Eum itu.."

"Ayo, cerita dong."

"Udah sih, Un. Cuma udah jadi mantan hehe."

"Walahh, Hana, anak kecil yang unnie kenal manja banget ke Jungkook. Ternyata udah pernah pacaran."

"Ih unnie.. Jangan gitu."

"Hahaha."

Setelah kenyang mengobrol. Aku pun memutuskan untuk ke depan--menemui jungkook.

"Kuk," ucapku. Seketika hening. Aku melihat Jungkook sedang mengobrol dengan seorang wanita. Entahlah aku tidak mengenal dia siapa.

"Siapa dia?" ucap wanita tersebut. Nadanya sinis, apa dia pacarnya?

"Dia Hana, teman kecil gue." jawab Jungkook enteng. Jungkook pun meyuruhku menghampirinya. Dan akupun duduk disampingnya.

Mata wanita itu mendelik, seperti tidak suka jika aku berada disana.

"Na, ini Hyesun. Temen gue."

"Hei, gue Hyesun. Mantan jungkook."

Aku mengerjapkan mataku. Lalu menatap jungkook.

Jungkook mengusap tengkuknya, "iya, dia mantan gue."

Entah kenapa ucapan itu seperti pukulan bagiku. Padahal, aku dan jungkook dia mempunyai hubungan spesial. Bahkan akupun masih tidak mengerti--apa arti perasaanku padanya.

"Oh, hai gue Hana." kurasa jawaban itu cukup. Aku memilih tidak banyak berkomentar.

"Hye, lo mendingan pulang. Gue juga mau keluar. Mau nganter Hana."

"Loh? Gue gak akan dianter?"

"Lo bisa pulang sendiri, kan? Lagian ngapain lo kesini?"

"Tapi cewek itu juga bisa pulang sendiri, kan? Dia siapa sih? Kok dimanja banget. Gue aja yang mantannya b aja. Heh lo siapa?"

Aku mengekerutkan dahiku. Aneh. Kenapa dia begitu sewot?

"Udah, Kuk. Gue pulang sendiri aja."

"Alah so-soan baik."

"Lu bisa diem gak sih, hye?"

"Oke fine, bye!"

Aku menggelengkan kepalaku, heran. Aku tak habis pikir dengan kelakuan wanita tadi.

"Sori ya, Na. Dia orangnya emang gitu."

"Haha. Santai aja. Jadi lu udah pernah pacaran?"

"Dua kali."

Aku mengangguk.

"Tapi sekarang gue jomblo kok."

Aku diam. Untuk apa Jungkook berkata seperti itu?

"Yuk, gue anter pulang."

Jungkook pun meminjamkan jaketnya kepadaku. Ia memakaikan nya dan membenahi posisi rambutku. Entahlah perlakuan nya itu menimbulkan perasaan aneh dalam diriku.

📷

"Pegangan." ucap Jungkook.

Aku menggeleng. Jungkook terus membujukku tapi aku tetap menolak. Akhirnya Jungkook pasrah.

"Kuk, pelan-pelan bawa motornya." ucapku. Aku yakin, mukaku sudah pias. Karna Jungkook melajukan motornya dengan cepat.

"Makanya pegangan."

"Apaan sih gak mau."

"Eh-eh, Na. Kok gak bisa direm ya?"

"S-serius Kuk? Jangan bercanda gua takut!"

"Beneran, Na. Peluk gue Na peluk! Entar lo jatoh!"

Aku pun menurutinya.

Tiba-tiba tubuh Jungkook bergetar. Ia seperti tak kuasa menahan tawanya.

"Cie meluk, wkwkwk. Masa harus digituin dulu sih baru mau pegangan."

"Ih! Nyebelin tau gak?"

"Makanya pegangan."

"Sebel, ah."

Tanpa sadar, pelukanku pun belum lepas. Tetap bertahan hingga kita sampai didepan rumahku.

Akupun turun.

"Makasih ya, Kuk."

"Iya, Na. Sama sama."

"Gue masuk ya, bye."

"Eh, Na. Bentar."

Aku pun diam diam, lalu menatap Jungkook penuh tanya.

"Lo mau gak jadi pacar gue?"

Deg! Apa ini?

"Lo gak lagi bercanda kan?"

"Enggak, gue serius."

"Tapi kita baru aja ketemu kemarin."

"Iyasih.. Tapi menurut gue, gue gak perlu pdkt. Percuma kalo manis pas pdkt doang, giliran jadian? Hambar. Gue maunya jadian dulu, baru pdkt."

Aku mengerjapkan mataku, tak percaya dengan apa yang baru saja Jungkook katakan.

"Lo mau gak?"

Akupun mengangguk malu.

"yes! Makasih ya sayang." jungkook turun dari motor dan cup! Ia mengecup keningku, lalu mengusap poniku sambil tersenyum.

"Dah, mimpi indah ya sayang." motor jungkook pun melaju meninggalkan halaman rumahku.

"Gimana gue bisa tidur kalo lo giniin." gumamku.

📷

Vomment ya😚

I Miss(ing) You -jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang