Kepingan ke - 5

634 73 10
                                        

Author POV

Sehabis sarapan, Hana dan Jungkook pun pulang. Jungkook menggendong Hana sampai depan rumahnya. Bahkan sampai masuk ke rumah.

Hana merasa sedikit malu karna disepanjang jalan, orang-orang terus memperhatikannya. Tapi diam-diam dia merasa nyaman. Dia nyaman dipangkuan Jungkook.

Sesampainya di rumah Hana, mereka pun mandi. Setelah itu, mereka berniat untuk pergi jalan-jalan mengeliling kota menggunakan motor Jungkook.

Hana memeluk Jungkook dari belakang, tanpa disuruh dia sudah melakukannya. Karna dia tidak mau kejadian waktu itu terulang.

Saat sedang berada di pusat hiburan, tiba-tiba hidung Jungkook mengeluarkan darah.

"Kuki, kamu mimisan!" ucap Hana panik.

"Eoh? Benarkah?" Jungkook pun mengusap hidungnya, lalu matanya membulat ketika melihat darah keluar dari hidungnya.

"Kuki! Ayo kita ke dokter." ucap Hana khawatir.

"Gausah, Na. Mending kita pulang aja yuk. Kayaknya ini cuma kecapean aja."

Hana pun mengangguk nurut. Mereka pun segera pulang. Saat sampai didepan rumah Hana, Jungkook pun segera berpamitan.

Sebelumnya dia tak lupa untuk memeluk tubuh gadis tersebut dan mengatakan, "jangan khawatir, Na. Aku baik-baik aja kok."

Hana memang mengangguk, tapi ia tak bisa berhenti untuk mencemaskan keadaan Jungkook. Apakah dia sakit? Atau memang benar hanya kecapean?

📷

"Duh, Jungkook beneran gapapa?" ucap Hana yang sedari tadi hanya menggulingkan badannya di atas kasur.

Dia sangat khawatir, ditambah lagi sejak tadi Jungkook tak kunjung membalas pesan darinya. Ia sudah mencoba untuk meneleponnya, tapi tidak ada jawaban.

Ingin sekali Hana datang kerumah Jungkook untuk memastikan, apakah dia baik-baik saja? Tapi sayangnya diluar hujannya sangat deras. Ditambah lagi, kakinya masih terasa sakit.

"Duh, Jungkook kenapa sih bikin khawatir aja." Hana mulai kesal. Ia pun memutuskan untuk tidur.

📷

"Jungkook pulang," ucap Jungkook setiba dirumahnya.

"Dari mana kamu? Kok jam segini baru pulang?" ucap Mr.Jung, ayah Jungkook.

"Tadi ada urusan."

"Kamu udah makan?"

"Udah kok, pah. Jungkook ke kamar ya, ngantuk pengen tidur."

Jungkook pun pergi kekamarnya yang berada di lantai dua.

Tadi jungkook berkata kepada ayahnya bahwa ia pulang malam karna ada urusan. Apa urusannya? Sebenarnya, tadi Jungkook pergi ke Dokter untuk memeriksakan hidungnya.

Jungkook merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tangannya ia sumpah diatas dahi. Ia jadi teringat ucapan dokter tadi.

"Hidungmu ini, bukan sekedar mimisan biasa. Bukan karna kelelahan, atau terbentur sesuatu."

Jungkook menelan ludahnya, gugup.

"L-lalu? Sebenarnya saya kenapa dok?"

"Kamu menderita kanker ganas yang mematikan. Sulit untuk diobati, tapi saya akan berusaha membantu anda."

Mata Jungkook seketika berair. Matanya terasa perih, lidahnya kelu, hatinya sakit.

"S-saya ingin sembuh, dok. Saya masih ingin bersama orang-orang yang saya sayangi."

"Kita hanya harus berharap akan keajaiban. Semoga keajaiban berpihak kepadamu nak."

"Huft, kenapa harus gue yang ngalamin semua ini?" gumam Jungkook.

"Ngalamin apaan sih, kook?" ucao noonanya.

"Eh, gak ada kok, nun. Nuna ngapain disini? Ini kamar cowok."

"Ye, apaansih, gue cuma mau ngasihin ini." Nunanya menyodorkan sebuah buku diary.

"Apa ini?" Tanya Jungkook setelah mengambil diary tersebut.

"Itu diarynya Hana, ketinggalan kemarin di kamar gue. Yaudah ya, gue balik lagi ke kamar."

Jungkook pun hanya mengangguk. Ia kemudian meraih handphonenya dan mendapatkan pilihan misscall dan pesan dari Hana.

Hana : kamu gapapa kan?

"Sori, Na. Untuk sekarang, gue gak akan ngebiarin satu orang puu tau tentang penyakit gue." ucap Jungkook pelan.

Tanpa disadari, Nunanya Jungkook mendengar perkataannya tersebut dari balik pintu.

"Penyakit?"

📷
Vote dan coment ya😚

I Miss(ing) You -jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang