Cinta Lama

174 18 3
                                    

Vitho Gamaliel❤
Besok temenin band aku nyanyi di cafe yah, vokalis bandku nggak bisa dateng, nanti aku jemput

Senyum simpul terukir di bibir Lolita, kini ia balas pesan tersebut.

Okey^^

Send.

Hubungan Vitho dan Lolita semakin baik setelah Lolita patah hati dan Vitho datang untuk menyembuhkannya, dilihatlah sebuah pot kaktus yang diletakkan di dekat jendela yang tertutup rapat karena di luar hujan.

"Nanti aku balikin kaktus ini yah, Rain."

Terdengar suara gaduh dari seseorang bersuara bariton dan keras.

"Lo mau ngapain dateng kesini? Mau bikin adek gue nangis lagi? Nggak cukup bikin adek gue patah hati, hah? Cowok macam apa lo! Lo mending nggak usah nemuin adek gue lagi, dia udah bahagia sama Vitho!"

Dengan kasar pintu tersebut ditutup.

"Lolita! Kamu harus denger penjelasan aku! Kamu salah paham, Ta!"

Teriak seseorang dari luar rumah, segera Lolita periksa dari balik jendelanya yang buram.

"Lolita kamu dibalik jendela itu, kan? Please dengerin penjelasan aku dulu!"

Lolita sejujurnya tidak mau menemui Rain lagi, tapi dia tidak tega melihat Rain kehujanan, apalagi sebelumnya Rainlah pahlawan agar Lolita tidak kehujanan.

Lolitapun mengambil kaktus tersebut dan segera turun mengambil satu jas hujan untuk Rain dan sebuah payung merah. Beberapa perselisihan antara dirinya dan kakaknya–Leonardo atau disapa Kak Ardo, dan akhirnya kakaknyapun mengalah.

"Rain, jangan gila kamu, ini hujannya deras!" ucap Lolita sambil memayungi Rain. "Pake jas hujannya, dan ini kaktusnya aku nggak bisa ngerawatnya lagi, pulanglah!"

"Kamu salah paham, Ta, aku ditipu sama Soya, katanya waktu itu kamu nyusul buat ngejenguk dia nyatanya nggak, dan aku dihasut buat ngejauhin kamu karena katanya kamu udah nggak akrab lagi sama dia, please aku minta maaf yah, dan soal apa yang kamu lihat, dia nyondorin sendiri sedangkan aku kaget," jelas Rain.

Senyum simpul terukir di bibir Lolita.

"Aku udah maafin kamu kok, tapi kalau masalah balikan, aku nggak bisa, aku udah sama Vitho."

Rain tercengang dengan pernyataan Lolita.

"Udah, Rain kamu pulang aja! Aku nggak setega kamu yang ninggalin aku, kalau misalnya ada apa-apa gimana, keluargaku kan jadi repot, lagian kamu pasti di cariin."

***

Rambutnya yang pendek hanya berhiaskan hairclip berbentuk cherry di sisi kanannya, dengan dress hitam selutut kini tengah duduk di sebuah kursi yang telah disediakan di panggung, jari telunjuknya mengetuk-ngetuk microphone tanda sudah siap, alunan pianopun dimainkan dan juga gitar yang dimainkan dengan tangan lihai Vitho.

Kuingin cinta hadir untuk slamanya, bukan hanyalah untuk sementara
Menyapa dan hilang
Terbit tenggelam bagai pelangi yang indahnya hanya sesaat
Tuk kulihat dia mewarnai hari

Tetaplah engkau disini jangan datang lalu kau pergi
Jangan anggap hatiku jadi tempat persinggahanmu untuk cinta sesaat

Mengapaku tak bisa jadi cinta yang takkan pernah terganti
(Kuhanya menjadi) cinta yang takkan terjadi
Lalu mengapa kau masih disini memperpanjang harapan?

Manik mata Lolita menemukan sesosok pengunjung lelaki yang datang dengan hoodie hitam dan sebuah pot kaktus yang Lolita kenal, lelaki tersebut melihat kearah Lolita dan tersenyum sambil duduk di kursi pojok kanan belakang, ia meletakkan pot tersebut lalu pergi.

Dengan spontan Lolita mengejar Rain, cukup membuat semua orang di cafe terkejut–termasuk Vitho, pacarnya sendiri.

...

It's RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang