Teman Lama

180 20 6
                                    

"Lolita!" panggil seseorang.

Dia Vitho, orang yang terima-terima saja dengan keputusan Lolita saat itu.

"Apa?" sahut Lolita.

"Kata Rain dia nggak bisa nganter lo pulang, mau ngejenguk orang," jelasnya.

"Oh, iya udah tau kok, tadi Rain nelpon, eh kamu tau nggak dia jenguk siapa?" tanya Lolita.

"Lha, dikirain kamu udah tau, katanya sih Soya-Soyara- apa gitu namanya aneh, eh kalo gitu kamu pulang sama aku aja, aku bawa motor kok," jelas Vitho dan mengajak Lolita.

Lolita menimang-nimang, seseorang bernama Soya--yang juga sahabatnya sejak SMP. Mengapa hanya minta Rain saja yang menjenguk sedangkan dianya tidak? Lolita sebenarnya tidak peduli tapi dia ingat bahwa sebelumnya Soya pernah cerita bahwa dia menyukai Rain. Semoga perasaan itu sudah pergi.

"Oke deh, mumpung lagi nggak hujan."

***

Esoknya, Lolita berniat untuk inisiatif menjenguk teman lamanya–Soya. Lolita meminta Vitho menjemputnya di rumah karena takut ada sesuatu yang diluar dugaan.

Dengan motor Ninja merah Vitho siap menjemput Lolita, akhir-akhir ini mereka bersahabat saja walau Vitho masih menyimpan rasa.

Lolita memakai dress selutut berwarna putih tanpa lengan, dan legging berwarna senada serta ditangannya terdapat sekeranjang buah yang sudah ia beli.

Sesampai dirumah Soya, merekapun turun dari motor namun Vitho hanya menunggu diluar.

"Eh ada Lolita, masuk masuk, kesini sama siapa?" tanya ibunya Soya.

"Sama temen, Bu, tapi dianya lagi jajan bakso diluar," jawab Lolita sambil menyalami ibunya Soya.

"Oh yaudah, masuk aja ke kamarnya Soya," ucap ibu dan didapatkannya anggukan Lolita.

Satu persatu kakinya yang jenjang itu menaiki anak tangga, ia menemukan satu pintu krem bertuliskan Soya's room, Lolitapun segera memutarkan knop pintu dan masuk.

Entah badai atau hujan darimana, didapatkannya pemandangan yang mengejutkan.

Soya mencium pipi Rain dan Rainpun menerimanya, merekapun saling bertukar pandang dengan Lolita.

Tatapannyapun terkejut seolah tak percaya, Lolitapun menjatuhkan buah-buah tersebut dan meninggalkan mereka.

"Lolita!"

Rain mengejar Lolita namun gadis itu cukup cepat apalagi ia segera minta Vitho untuk bergegas lebih cepat.

***

"Kenapa, Ta? Kok tiba - tiba nangis?" tanya Vitho masih mengendarai motornya, dia merasakan punggungnya basah karena tangisan Lolita.

"Tho, kamu pernah ngerasain yang namanya ngasih harapan dan kepercayaan sama orang yang kamu sayang? Dulu, harapan ini dirajut dengan baik, sampai akhirnya orang yang aku percayailah yang merusaknya," jelas Lolita.

"Maksudnya si Rain?" tanya Vitho. "Gue nggak mau ngebiarin orang yang gue relain pergi justru disakiti, tenang aja, Ta."

...

It's RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang