33. Manis Beranjak Pahit

7K 654 155
                                    

Aku bersyukur pelurunya tidak mengenai Jane. Meskipun Jane telah menyebabkan semua kekacauan ini tapi aku masih menginginkan dia hidup. Dia adalah satu-satunya keluarga dari ibuku yang kupunya, keluargaku sudah tewas karenanya. Akan tetapi aku yakin bahwa Jane bisa berubah menjadi orang yang baik.

Kevin beberapa detik lalu menjatuhkan pistolnya dan menangkap tubuhku yang hampir terjatuh. Ia mengira aku lah yang tertembak, tapi dugaannya salah. Aku hampir terjatuh karena kaki kiriku menginjak pecahan botol yang tajam. Darah mengalir dengan deras dari telapak kakiku. Kevin yang melihat itu langsung mengangkat tubuhku dan membawaku ke atas tuk mengobati lukaku.

"Jangan melakukan hal bodoh seperti tadi," bentak Kevin seraya membersihkan lukaku. "Jika aku sedang memarahi seseorang atau hampir membunuh seseorang jangan muncul seperti itu. Aku takut kejadian dulu terulang lagi dan itu bisa saja malah membunuh dirimu."

Aku terdiam membeku. Kejadian tadi hampir sama dengan kejadian sekitar sebulan lalu. Kevin sedang berkelahi dengan Adam dan aku datang tiba-tiba menghampiri mereka, dan celaka lah aku hingga keguguran. Aku tidak ingin mengingat hal itu lagi, hak tersebut bisa saja membuatku semakin sulit tuk memaafkan Kevin.

"Apa yang akan kau lakukan jika tadi aku yang tertembak?" tanyaku dengan wajah datar.

Kevin membalut lukaku dengan perban kemudian ia mendongak menatap manik mataku. "Berhenti menanyakan hal bodoh Luna."

Aku tersenyum tipis. "Maafkan aku. Tadi itu aku hanya kaget karena kau berusaha menembaknya."

Kevin beranjak dan duduk di sebelahku. Wajahnya terlihat sangat kesal sekali. Aku tahu di dalam hatinya ia sangat kesal karena membiarkan Jane hidup. Kevin akan sangat bersikap protektif jika menyangkut Harry. "Seharusnya kau membiarkanku untuk membunuhnya."

"Ada cara lain untuk menghukumnya. Tidak dengan membunuh. Aku tidak ingin kau membunuh seseorang meskipun ia bersalah. Harry pasti akan kecewa jika tahu, sama sepertiku saat pertama kali mengetahuinya."

Kevin tidak menjawab apa pun. Bibirnya terkatup rapat membuat garis lurus. Aku menggeser tubuhku menempel padanya. Dari rautnya Kevin tampak sedang memikirkan suatu hal. Raganya berada di sampingku tapi tidak dengan pikirannya. Tanganku mengelus sisi wajahnya, aku cukup terkejut mendapati suhu tubuhnya yang panas. Kevin demam. "Kau harus istirahat."

"Kau tidurlah lebih dulu. Ada urusan yang harus kuurus."

Aku tahu beban pikirannya terlalu berat dan mungkin itu yang menyebabkannya demam seperti ini. Sikapku padanya biasa saja, pura-pura tidak tahu bahwa Kevin sedang demam karena itu akan membuat Kevin tidak nyaman. "Aku merasa pusing, tidak bisakah kau temaniku sampai terlelap?"

Sesaat Kevin tampak menimbang-nimbang tapi pada akhirnya dia berbaring di sampingku menemaniku. Aku memeluk tubuhnya yang panas. Kevin benar-benar demam tinggi.

"Jadi sekarang kau mulai menjadi istri yang manja," ledek Kevin. Lengannya menjadi tumpuan kepalaku dan tangannya yang lain mengusap bibirku.

Aku menatapnya dengan wajah cemberut. "Kau lebih senang aku marah-marah daripada bermanja denganmu?" gerutuku kesal.

Kevin tersenyum mengiyakan. "Rasanya sudah lama tidak seperti ini."

Ya, sudah sangat lama. Pertengkaran kami membuat kami semakin menjauh satu sama lain. Tapi aku senang karena Kevin masih mau bersabar menghadapiku yang kelewat batas menyalahkannya terus menerus. Aku mendekatkan bibirku dengan bibirnya. "Dan juga ini." kusentuh bibirnya dengan lembut. Tanganku meremas kaos Kevin saat ia membalas ciumanku. Tapi kemudian Kevin mendorong tubuhku menjauh darinya.

"Aku tahu kau belum siap jadi jangan membuatku terangsang," kata Kevin mengakhirinya dengan mengecup keningku.

Aku mengangguk. Hal yang baru kusadari setelah sekian lama hidup bersamanya adalah ia tipe suami yang pengertian. Dia tidak memaksakan kehendaknya padaku jika aku tidak mau meskipun kutahu ia sudah tidak tahan. Tapi bagaimana pun, keguguran yang kualami membuatku sedikit trauma untuk melakukan hal intim.

STORM #TDOM2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang