"Senyummu itu adalah hal terindah bagiku"
Saat ini aku sedang berada di pojok kelas. Duduk di bangku kayu yang sejak awal aku tempati. Ya. Aku gak pernah pindah dari tempat dudukku sejak awal masuk di sekolah ini. Tepatnya di kelas X IPA 3. Karena apa?! Gue juga gak tau kenapa. Gue ngerasa nyaman aja duduk disini. Nyaman ada di deket dia juga sih?
Mata gue memandang keluar jendela, menatap langit biru dan menghiraukan suasana di kelasku. Melamun. Hal yang sekarang jadi kebiasaan gue sejak gue kenal yang namanya Gavin.
"WOYYYY!" Teriaknya membuyarkan lamunanku.
Brakkk. Gue memukul meja yang ada di depan gue. Semua murid ngelihatin gue tapi gue mah masa bodo.
"Paan sih lo Vin!, ngagetin gue segala, ntar gue jantungan lo mau nanggung akibatnya. Gak kan! Yaudah gak usah ngagetin bisa gak sih." bentakku
"Eh sorry Sya. Lo sih pake acara nglamun segala."
"Ya terserah gue lah, mau nglamun apa gak?! Itu juga bukan urusan lo!!"
Gue langsung berjalan meninggalkan kelas. Amarahku sudah memuncak. Dan gue berjalan gak tau mau kemana. Dan tiba-tiba aja..
Bukkk.
"Woy, jalan liat-liat dong! Ngeselin banget sih." bentakku ke orang itu.
"Lo juga yang salah, malah nyalahin gue, jalan tu pake mata dong."
Saat gue mendongakkan kepalaku ternyata orang itu.
"Devonn!" teriakku." Lo lagi lo lagi, kenapa sih yang nabrak gue mesti lo terus."
"Jodoh kali?"
"Paan sih."
"Lo ngapain keluar kelas, habis ini kan pelajaran dimulai?"
"Gue lagi kesel sama temen gue, jadinya gue ninggalin kelas. Guru yang ngajar di kelas juga lagi sakit. Jadinya gak da pelajaran."
"Gue tau tempat yang pas kalo lo lagi kesel kayak gitu. Dijamin keren deh"
"Emangnya dimana?"
"Udah deh ikut gue dulu."ucap Devon sambil menggenggam tanganku.
Rooftop. Yap disinilah kami berada.
"Tempatnya keren banget yaa!"
"Gue bilang juga apa. Yuk ikut gue."
"Kemana lagi, kita kan dah di rooftop."
"Udah ikut aja, lo mah banyak tanya terus."
Devon mengajakku ke pojok dari rooftop sekolah ini."Wah dari sini keren banget pemandangannya."
"Iyalah, jelas. Duduk disini yuk sambil liat pemandangan gitu "
"Yuk."
Hening beberapa menit. Dari kami belum ada yang berbicara sepatah kata pun. Dan kemudian Devon yang memulainya terlebih dahulu.
" Gis lo dah punya pacar?" tanyanya ragu-ragu
"Belum. Kenapa emangnya?"
"Ga papa tanya aja"
"Eh iya Von, lo kelas berapa sih, gue gatau?"
"Gue kelas IX IPA 1."
"Yaampunn, ternyata lo kakak kelas gue! gue kira lo seangkatan sama gue. Hehe"cengirku "Gue berarti panggil lo kakak."
"Ga usah panggil kak, panggil nama aja."
"Oke deh. Balik yuk, kita dah lama disininya, siapa tau ada yang nyariin"
"Siapa?"
"Gavin."
"Oh iya Gavin sekelas sama lo ya?"
"Iya, lo kenal Gavin?"
"Ya jelas lah, gue kan temennya Gavin, gak deng. Sahabat lebih tepatnya."
"Kayaknya lo dah kenal lama banget ya sama Gavin?"
"Iya, gue dah kenal dia dari SMP."
"Oh? Yaudah yuk balik."
"Oke."
***
"Syaa!!! Lo darimana aja sih, gue tu nyariin lo daritadi tapi lo gak ketemu temu. Lo dari mana aja."
"Gavin nyariin gue, demi apa!!"batinku
"Gue dari rooftop."
"Lo anak baru dah main ke rooftop aja. Mesti ada yang ngajak lo ya?"
"Kok lo tau ada yang ngajak gue?"
"Ya jelas tau lah, cuma anak-anak tertentu aja yang sering kesana."
"Anak- anak tertentu yang kayak gimana?"
"Ya gitu deh pokoknya."
"Lo pernah ke rooftop?"
"Pernah"
"Sering yaa?"
"Ga sering juga sih?"
"Ngapain lo kesana."
"Bolos pelajaran, kalo lagi bosen gue juga kesana...Eh keceplosan deh, diem ya lo!! Gak usah bilang yang lainnya kalo gue bolos suka ada di rooftop."
"Gak janji."
"Sialann. Liat aja kalo sampe lo bocorin tempat persembunyian gue."
"Iya deh iya."
"Gue kan gak pengen lo kena hukuman Vin?" batinku"Oke." jawab Gavin sambil mengembangkan senyumannya.
"Senyum lo itu Vin? bikin gue jatuh cinta sama lo."batinku lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable
Teen FictionApakah jika kamu pergi dari kehidupanku, aku akan tetap mengingatmu ataukah melupakanmu. Haruskah aku mengikuti perkataanmu? Atau tidak sama sekali. Aku terlalu rapuh untuk menjalani kehidupanku tanpa hadirnya dirimu. Kamu tau? Kamu pergi begitu sa...