"Eh Lit gue pinjem pr lo dong?"
"Emangnya lo gak ngerjain."
"Enggak, gue kelupaan."
"Ealah, yaudah nih." jawab Lita sambil menyodorkan buku latihan matematikanya.
Saat baru beberapa jawaban yang disalin, tiba-tiba Gavin dateng dengan wajah pucat.
"Vin lo kenapa?"
"Gue gapapa kok."
"Beneran? Lo kelihatan pucet Vin? Mendingan gak usah berangkat kalo keadaan lo aja kayak gini"
"Elah gue dah biasa kayak gini, gak usah khawatir napa?"
"Ya udah lah terserah lo aja Vin? Tapi ntar kalo lo ada apa apa bilang gue ya?"
"Iya bawel."
"Btw lo udah ngerjain pr matematika?"
"Ya udah lah, emangnya elo?"
"Ishhh ngeselin banget sih jadi orang."
"Woy Gis kecilin dikit suara lo? Pak Guntur dah dateng." ucap Lita
"Eh iya."
"Sya gue nanti anter lo pulang ya?"ucap Gavin
Gue hanya menganggukkan kepala.
***
KRINGGGG!!
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Gue mencari keberadaan Gavin karena jam pelajaran terakhir dia gak masuk kelas. Gue menelusuri seluruh koridor hanya untuk menemukan Gavin. Yap. Gue nglakuin itu karna gue khawatir. Kakiku berhenti di depan pintu Uks, gue memeriksa ke dalam ruangan tersebut. Tepat dugaan gue Gavin sedang terbaring di kasur."Gavin?"
Dia menengok kearahku. Mata kami saling menatap satu sama lain.
"Eh Sya sorry gue kayaknya gak bisa nganter lo pulang deh?"
"Iya gapapa kok Vin, gue bisa pulang naik ojek kok."
"Jangan naik ojek lah, mending lo--?"
Tiba-tiba pintu Uks terbuka dan seorang lelaki menghampiri kita berdua. Yap. Dia Devon Fernando.
"Sama Devon aja." lanjut perkataan Gavin
"Kenapa harus sama dia sih Vin, gue tu bisa pulang sendirian."
"Eh kenapa nih, kok nama gue disebut-sebut?"tanya devon kebingungan
"Vin lo kenapa disini sih?""Gue gapapa Von. Lo anterin Gisya pulang ya?"
"Ogah!"
"Elah lu mah temen gue bukan sih? Dimintain bantuan kok gak mau."
"Ya lo juga aneh sih emangnya gue ojek?"
"Ya udah Vin, gue muak lama-lama deket nih orang. Gue pulang dulu ya. Bye."
"Eh Sya lo pulangnya !"
Belum sempat bertanya Gisya sudah pergi dari ruang Uks itu.
"Gara-gara lo sih!"
"Kok gue?!"
"Von anterin dia pulang yaa?"
"Ogah. Mendingan anterin lo pulang!"
"Kok lo gitu sih sama sahabat lo sendiri."
"Gitu gimana sih maksud lo! Dia kan bukan siapa-siapa gue. Dan lo kan sahabat gue. Lo juga lagi sakit jadinya gue mesti bantuin lo dong, bukannya cewe itu!"
"Jangan gitu lah Von. Lo anter dia aja, gue baik-baik aja kok. Gue juga bisa pulang sendiri."
"Lo kenapa sih Vin jadi kayak gini. Lo berubah?! Lo gak kayak Gavin yang dulu gue kenal."

KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable
Fiksi RemajaApakah jika kamu pergi dari kehidupanku, aku akan tetap mengingatmu ataukah melupakanmu. Haruskah aku mengikuti perkataanmu? Atau tidak sama sekali. Aku terlalu rapuh untuk menjalani kehidupanku tanpa hadirnya dirimu. Kamu tau? Kamu pergi begitu sa...