"Jatuh cinta datang tanpa alasan,bahkan tanpa rencana. Datangnya cinta tak pernah ditebak. Itulah cinta"
Bukkk
Seseorang tiba-tiba keluar dari dalam kelas.
"Aawwwww."pekikku saat pantatku mendarat mulus di permukaan lantai.
"Eh sorry gua gak sengaja." maafnya sambil mengulurkan tangan."Iya ga papa." jawabku sambil mendongak ke arah lelaki itu dan menerima uluran tangannya.
"Eh lo beneran Gavin kan? gua gak salah kan?"tanyaku
"Iya gua Gavin, tetangga lo."jawabnya
"Berarti yang tadi ada di kelas gua itu lo? Yang duduk disebelah gua." tanyaku lagi
"Emang lo kelas berapa?"
"X IPA 3."
"Berarti kita emang sekelas."jawabnya datar.
"Kalo kita sekelas, kenapa lo tadi kayak gak ngenalin gua."
"Sorry, gua kan tadi ketiduran sambil dengerin lagu. Jadi gua mana tau kalo disamping gua itu lo?!"
"Oh?"
"Ya udah yuk keluar."
"Yuk. Btw tadi lo ngapain di kelas XI IPA 1?"
"Gua tadi habis nemuin temen gua disana."
"Oh?"
"Yaudah gua ke parkiran dulu ya. Bye."
"Bye."
Saat sampai depan lobby, ternyata belum ada yang menjemputku sama sekali. Aku mengeluarkan handphoneku dari saku rok untuk menelpon seseorang.
"Paa, kok belum dateng sih?"
"Sya, papa minta maaf gak bisa jemput kamu. Papa ada acara mendadak. Kamu pulang naik taksi aja ya, sayang?"
"Ya udah deh, Gisya naik taksi aja."
Tut tut tut
Aku mematikan sambungan telponku. Lalu aku berjalan sampai depan sekolah untuk mencari taksi.
"Kok taksinya gak ada sih daritadi!"gerutuku
TINNNN!!TINNNNN!!
Aku langsung berbalik melihat siapa yang menaiki motor itu. Yap. Dia adalah teman sekelas dan tetangga baruku. Siapa lagi kalo bukan Gavin."Lo kok belum pulang?"
"Gua lagi nunggu taksi. Papa gua gak jemput."
"Ya udah, bareng gua aja."
"Eh gak usah, gua bisa nunggu taksi kok."
"Udah naik aja, gua gak nerima penolakan."
Aku pun hanya bisa mengangguk lalu berjalan mendekati motor ninja hitam milik Gavin.
***
Pukul 06.45 pagi aku selesai bersiap-siap.
Tuk tuk tuk
Suara ketukan pintu kamarku."Gisya cepetan! Udah ditungguin temenmu."
"Iya ma aku habis ini turun."
"Ya udah mama tunggu di bawah yaa."
"Iya maa."
"Bentar, tadi mama bilang ditungguin temenku? Emangnya siapa?" tanyaku pada diriku sendiri.
Aku pun segera turun menemui temanku itu.
"GAVIN" teriakku
Dia mengembangkan sudut bibirnya hingga membentuk sebuah senyuman.
"Lo ngapain di rumah gua?"
"Ya jemput lo lah, pake tanya!"
"Kenapa lo? Pake acara jemput gua segala?"
Gavin hanya terdiam dia tidak menjawab pertanyaan itu. Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.
"Woy, Vin lo denger gua gak sih?!" teriakku sampai membuyarkan lamunan Gavin.
"Gua--- gua pengen jemput lo aja."
"Ealah, ga usah repot-repot juga kali, gua juga bisa berangkat ke sekolah sendiri kok."
"Gua ga keberatan kalo jemput lo kok, kan rumah kita juga deket."
Gavin pun mengambil kunci motornya yang ia taruh di atas meja.
"Ma pa aku berangkat dulu yaa!!" teriakku agar terdengar oleh mereka.
Mama kemudian berjalan menghampiri kami."Ya udah hati-hati ya."
"Iya ma."
"Pamit dulu ya tante."
"Iya."
***
Pukul 7.45 suasana kelas begitu ramai padahal waktu sudah memasuki jam pelajaran. Itu karena semua guru sedang mengadakan rapat. Beberapa murid memilih untuk pergi ke kantin, dan sebagian tetap berada di kelas.
Gua mutusin untuk tetap di kelas. Gua duduk di tempat seperti biasanya. Yap. Dibelakang, samping tempat duduk Gavin."Gak tau kenapa gua sering mikirin lo, Vin? Padahal baru beberapa hari, kenapa gua ngerasa nyaman deket lo ya, Vin?"batinku
Jari-jemariku mengetuk-ngetukkan meja. Mataku melihat keluar jendela memandang langit gelap yang sebentar lagi akan turun hujan.
"Gua suka lo Vin?! Argghh... gak mungkin. Ngaco!!"batinku lagi.
Hai..
Ini baru permulaan aja
Jangan lupa vote dan comment nya Yaa!!
Gue butuh saran nih dari kalian!
Thanks udah Baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable
Fiksi RemajaApakah jika kamu pergi dari kehidupanku, aku akan tetap mengingatmu ataukah melupakanmu. Haruskah aku mengikuti perkataanmu? Atau tidak sama sekali. Aku terlalu rapuh untuk menjalani kehidupanku tanpa hadirnya dirimu. Kamu tau? Kamu pergi begitu sa...