Pernahkah kalian berharap menjadi orang lain? Melihat sosok yang sempurna dari balik jendela. Melihat langkah yang menawan, wajah yang rupawan, suara yang menyeret luka menjadi kebahagiaan.
"Tak ada insan yang sempurna"...
Aku tak peduli. Aku tak mau tahu yang ia lalui. Aku hanya peduli tampilannya saja. Tampilan yang menghipnotisku untuk merebut apa yang ia miliki.Tak bersyukur? Orang bijak berkata demikian. Lalu kujawab dengan ketawa cekikikan. Aku ini pemimpi. Apa salahnya berimajinasi. Aku paham dunia ini fana, aku tak pernah berdoa inginku jadi nyata.
Iri membuatku menggerakkan jari. Inilah awalku menulis dan berimajinasi. Aku mulai dari kegelisahan lalu aku wujudkan menjadi tulisan.
Kubuat manusia baru lalu kukendalikan, seolah aku berperan bagai tuhan. Bertanggungjawab akan takdir dan semua peran. Kutulis takdir yang penuh intrik, berharap hidup tokohku lebih menarik. Membuat pesan-pesan tersirat berharap tokohku jadi lebih kuat. Aku buat kisah-kisah manis walau terkadang aku suka akhir yang tragis.
Di balik jendela aku duduk. Berkhayal bebas agar tak terpuruk. Mulai bermimpi menjadi menjadi orang berbeda, hanya melalui kata-kata mimpi itu nyata. Kau sebut aku tidak bersyukur, aku hanya ingin selalu terhibur.
Apa salahnya melihat dibalik jendela.
Senin, 27 Februari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Jendela
PoetryDi balik jendela merupakan kumpulan coretan-coretan dari penulis. Coretan acak tak bertema bahkan juga tidak bermakna. Hanya sebagai pelampiasan kesepian semata tak ada maksud apa-apa. Coretan ini hanyalah sekelebat emosi sesaat yang kadang muncul b...