Aku masih ingat malam itu.
Malam saat aku takut untuk memejamkan mata. Walau hanya untuk sekejap saja. Sekujur badanku terasa lelah ternyata hati ini sedang gundah. Aku tahu ini bukan persoalan yang besar namun kenapa terasa begitu menakutkan.
Aku sedang berfikir tentang apa yang orang fikirkan tentang diriku. Apakah senyum mereka adalah senyum sapaan ramah atau hanya sekedar formalitas tak bermakna. Apakah tawa mereka saat mendengar leluconku adalah tawa senang atau ternyata hanya tawa ejekan leluconku yang payah. Apakah anggukan kepala mereka berarti persetujuan atau malah paksaan yang diikuti oleh umpatan tak terdengar. Apakah penting mengetahui pendapat mereka tentang diriku? atau hanya lebih baik menjadi sandi-sandi yang harusnya tak tersiarkan.Aku bahkan berfikir andaikan aku bisa mendengar kata hati mereka, bisa merasakan keikhlasan dari gerak gerik mereka. Apakah bila aku mempunyai kemampuan itu aku akan bisa tidur malam dengan nyenyak atau malah aku akan semakin akrab dengan malam lalu tak bisa memejamkan mata.
Apakah aku perlu tahu apa kata mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Jendela
PoetryDi balik jendela merupakan kumpulan coretan-coretan dari penulis. Coretan acak tak bertema bahkan juga tidak bermakna. Hanya sebagai pelampiasan kesepian semata tak ada maksud apa-apa. Coretan ini hanyalah sekelebat emosi sesaat yang kadang muncul b...