Sebuah kisah datang dari seorang bergelar pengecut. Manusia yang tak diberkati keberanian, hanya takutlah teman ia bergelut. Ia lahir dari keluarga baik-baik, tak berharta, tak bertahta tak juga susah dalam mengisi perut mereka. Sang pengecut tumbuh dengan rasa takut, ia selalu melangkah dengan hati-hati karena bila terjatuh maka hidupnya jelas akan runtuh. Satu hal yang ia pelajari, menjadi pengecut hanya akan membuatnya tersudut. Orang kuat akan mengainjak yang lemah, yang berkuasa akan melangkahi yang tak punya apa-apa.
Sang Pengecut mencoba menjadi pemberani, menantang nyali tapi semuanya tak berarti. Sang pengecut tetaplah pengecut.
Sang pengecut mencoba kuat, berlatih dengan giat namun tetap saja ia tidak bisa menjadi kuat. Pengecut tetaplah pengecut.
Sang pengecut lalu bertemu dengan Sang pura-pura. Sang pura-pura menawarkan perubahan, menjadi kuat, hebat dan pemberani. Sang pengecut langsung berdiri tanpa sadar syarat dari sang pura-pura adalah dengan melepaskan jati diri.
Sang pengecut lalu hidup dengan pura-pura. Ia tumbuh menjadi sang pemberani, sang hebat dan sang kuat namun semua hanya kepura-puraan.
Ia hidup dalam kegelisahan. Ia bisa memegang pedang dalam perang namun dalam hati tak pernah sekalipun ia teriak berani. Lalu apa yang terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Jendela
PoetryDi balik jendela merupakan kumpulan coretan-coretan dari penulis. Coretan acak tak bertema bahkan juga tidak bermakna. Hanya sebagai pelampiasan kesepian semata tak ada maksud apa-apa. Coretan ini hanyalah sekelebat emosi sesaat yang kadang muncul b...