Jimin pov
Ku kerjapkan mataku dan ku lihat ruangan dengan warna cat hijau muda santai. Ku dengar suara Jihyun sedang menangis, hatiku sakit jika sudah mendengar Jihyun menangis. Itu mengingatkanku pada kejadian 4 tahun lagi.
"Jihyun-ah" ucapku pelan dan hampir tak terdengar sama sekali.
Jihyun tidak mendengar karena memang suara ku sangat pelan. Dan aku baru menyadari ruangan ini adalah rumah sakit. Aku melihat tanganku yang tertusuk jarum infus. mulut dan hidung ku tertutup oleh alat bantu pernapasan, dan di dadaku tertempel alat untuk mengetahui kondisi tubuhku.
"Jihyun-ah" kali ini suaraku agak sedikit keras dan berhasil membuat Jihyun menoleh ke arahku.
"Jimin-ah, kau sudah sadar" aku hanya mengedipkan mataku, dan Jihyun langsung memencet tombol untuk memanggil dokter keruanganku.
"Hyung, mianhe. Jongmal mianheyo" Jihyun kembali menangis sambil memegang tangan kiriku.
Hatiku sangat perih ketika melihat Jihyun menangis seperti ini, aku berharap dia segera berhenti menangis. Aku tidak bisa membuatnya berhenti menangis karena tubuhku masih lemas, aku hanya bisa mengusap tangan Jihyun yang sedang memegang tanganku.
"Gwaenchana"ucapku sangat pelan.
Autor pov
pintu terdengar terbuka menampilkan orang-orang ber jas putih yang langsung berjalan ke arah mereka-Jihyun dan Jimin-
"Jimin-ah, bagaimana perasaanmu?"tanya Kang songsaeng pada pasiennya selama 4 tahun belakangan ini-Jimin
Jimin hanya menganggukan kepalanya karena untuk berbicara rasanya ia masih belum mampu.
"Keurreunde Kang songsaeng, kenapa Jimin masih belum bergerak dan berbicara?" ucap Jihyun masih dengan air mata yang mengalir di pipinya meskipun tidak menangis seperti tadi
"Sepertinya kejadian yang sekarang adalah kejadian yang terparah Jihyun-ah. Jimin sangat shock berat dan itu membuat jantungnya memompa hampir 3 kali lebih cepat. Untuk sekarang Jimin harus dirawat dulu. Dan mungkin besok ia sudah pulih dan bisa pulang" Jihyun sangat kaget karena kecerobohan yang dia buat, hyung nya harus mengalami ketakutan yang sangat dalam.
"Oh iya Jihyun-ah untuk sekarang kau mungkin harus terus menjaga Jimin karena keadaan jantungnya tidak bisa menerima shock berlebih. Karena itu akan berakibat buruk pada jantungnya" tambah Kang songsaeng pada Jihyun dan langsung keluar dari ruangan VVIP tersebut.
Jihyun pov
Aku ingin menangis sekeras mungkin saat mendengar pernyataan Kang songsaeng barusan. Aku masih tidak percaya dengan ini semua, karena mungkin seharusnya aku yang mempunyai penyakit jantung sialan itu. Kalau saja Jimin tidak menyelamatkanku waktu itu sekarang pasti aku yang sedang menunggu ajal menjemputku.
"Jihyun-ah duduklah, aku ingin mendengar penjelasanmu" aku senang Jimin hyung sudah bisa bicara lagi, aku langsung mengangguk dan duduk di sisi kiri Jimin lagi dengan menggenggam tangannya.
"Nama perempuan tadi adalah Jihyo hyung. Dia teman sekelasku , mungkin kita baru berteman sekitar 6 Bulan. Aku menyukainya hyung. Dia sangat baik, periang, cantik, tapi dia orang yang tertutup pada orang lain. Aku saja bisa bersahabat dengan nya butuh waktu 3 Bulan untuk membuatnya percaya bahwa aku ingin jadi sahabatnya. Kau tahu Hyung, Dia tidak tahu bahwa aku mempunyai saudara kembar. Jadi mianhe hyung kalau tadi dia berbuat seperti itu padamu" ucapku panjang lebar pada Jimin Hyung karena aku tahu dia masih lemas untuk menanyakan banyak pertanyaan kepadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY [END]
FanfictionMungkin sudah takdirku mempunyai segala sesuatu yang buruk dan tanpa adanya kebahagian. Tapi terima Kasih karena aku masih mempunyai kebahagian lewat Kasih sayang adik kembarku, sahabat-sahabatku, dan keluargaku. Dan aku ingin berterima Kasih juga...