1 minggu kemudian...
Terlihat kedua namja dengan wajah serupa memakai baju sama berwarna biru muda polos dan celana jeans hitam sedang duduk di ayunan belakang rumah mereka. Ayunan tersebut bukan karena adanya anak kecil, melainkan keinginan Jimin yang selalu ingin merasakan kebahagian walau hanya bermain ayunan seperti anak kecil.
###
seorang namja tinggi, dengan kulit yang tidak terlalu putih dan menggunakan baju santai sedang berdiri di depan pintu rumah besar sahabatnya. Ia ragu untuk menekan bel rumah sahabatnya ini, ia takut kalau pemilik rumah sudah tak kenal dengannya. Tapi dia memberanikan diri untuk memijit bel tersebut
"huhh" helaan nafas namja tersebut sebelum akhirnya menekan bel pintu rumah tersebut
ting.. tong..
Jihyun pov
aku senang jika melihat hyung ku senang seperti ini, hyung ku terlihat senang walau hanya bermain ayunan seperti ini, meskipun udaranya agak dingin dia masih tetap ingin bermain ayunan. aku masih saja melamun dan tersenyum sambil melihat ke arah Jimin yang sedang emainkan ayunan tersebut.
ting.. tong..
suara bel tersebut berhasil membuat lamunanku.
"Jimin-ah aku akan membuka pintu dulu ne.. tunggu disini sebentar"
"arraseo" jawab Jimin sambil menganggukan kepalanya menandakan mengerti
'siapa yang datang sore-sore begini' batinku karena ini baru pertama kali nya aku mendapat tamu di sore hari, karena jika ada yang ingin bertamu itu pasti pagi atau malam, dan itu adalah tamu untuk pamanku
ceklek,, aku membuka pintu rumahku menampilkan seorang namja tinggi sedang berdiri di situ.
"nuguseyo? kau ingin bertemu kepada siapa"
"apakah kau Jimin?" dia malah balik bertanya kepadaku
"bukan" jawabku singkat
"ahh,, kalau begitu kau adalah Jihyun" ujar namja ini kepadaku
"bisa kau panggilkan Jimin untukku, aku ingin bertemu dengannya" lanjutnya lagi
aku mengangguk dan langsung berteriak memanggil Jimin. terlihat Jimin hyung datang sambil memegang gelas berisi air minum yang sedang ia minum
"waeyyo Jihyun-ah? siapa yang bertamu di sore i-" ucapannya berhenti saat melihat sesosok namja yang sedang berdiri di pintu tadi.
Jimin terlihat kaget saat melihat namja itu dan gelas yang ia pegang pun jatuh dan membuat pecahan kaca bertebaran di mana-mana
Jihyun pov end
Jimin pov
prang..
aku menjatuhkan gelas yang berada di tanganku 'ini tidak mugkin, aku pasti sedang bermimpi melihat orang ini ada disini' batinku
"uri mani da Jimin-ah" ucapnya sambil merentangkan kedua tangannya menandakan aku harus memeluknya, aku pun langsung berjalan cepat dan memeluknya sambil menangis
"Ya neo, pabbo-ya. apa kau tahu apa yang telah aku alami selama kau meninggalkanku!" ucapku masih dengan air mata yang bercucuran di pipiku dan masih memeluk namja yang lebih tinggi dariku ini.
"mianhe Jimin-ah, tapi kau percaya lah aku selalu tahu apa yang kau lakukan, karena aku mengirim mata-mata untu selalu mengikutimu, tarmasuk disaat penembakan itu terjadi" ucap namja pabbo ini sambil melepas pelukan kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY [END]
FanfictionMungkin sudah takdirku mempunyai segala sesuatu yang buruk dan tanpa adanya kebahagian. Tapi terima Kasih karena aku masih mempunyai kebahagian lewat Kasih sayang adik kembarku, sahabat-sahabatku, dan keluargaku. Dan aku ingin berterima Kasih juga...