part 2

28 1 0
                                    

"Dirimu yang kupilih bukan dirimu yang memilihku"


Flashback on

2013,
   Teeeeetttt....
Suara bell, menandakan jam pelajaran dimulai. Para siswa berlarian kedalam kelas dan kembali ke tempat duduk mereka masing-masing. Itulah hari pertama ku setelah 1 bulan libur semester. Aku menduduki bangku kelas 6 SD. Disitulah awal kami bertemu.

"Permisi, apa tempat ini kosong?" Ucap seorang bocah yang menghampiri ku.
Aku hanya mengangguk dan dia pun menaruh tasnya di bangku kosong yang ada di samping ku.
"Sepertinya kita tidak pernah sekelas sebelumnya. Tapi aku rasa aku pernah melihat mu beberapa kali, tapi aku tidak mengenalimu." Ucap nya.
"Namaku Rian, Ahmad Rian." Ucapnya sambil mengulurkan tangannya padaku.
"Aku issa, Issabella" ucap ku tersipu malu.
Setelah itu kami pun mulai akrab satu sama lain. Dan menetapkan bahwa kami adalah sahabat.

Karena kami sudah kelas 6, maka kami harus melanjutkan ke tingkat pendidikan yang selanjutnya. Aku dan Rian memilih satu SMP yang sama. Dan berjuang untuk masuk kesana bersama-sama.

Beberapa bulan kemudian kami lulus dan menginjak bangku SMP. betapa senangnya aku bertemu teman- teman baru yang sama mengasyikannya dengan Rian. Awalnya kami berbeda kelas saat MOS. Tetapi aku tidak tahu bahwa aku dipindahkan ke kelas yang sama dengan Rian. Kukira semua itu kebetulan, kebetulan yang menguntungkan sebetulnya. Ternyata aku dipindahkan oleh ibunya, karena ibunya tau kedekatan kami maka dia ingin anaknya bersama dengan ku selama SMP ini.
"Kau disini juga? Wah senang nya... "
Ucap Rian yang amat sangat gembira.

"Apa kamu duduk sendiri? Boleh aku duduk bersama mu Rian?" Tanya ku.

"Maaf issa... aku sudah bersama dengan teman baruku.. maaf ya.. kau bisa duduk disitu jika kau mau" ucap Rian sambil menunjuk bangku yang kosong tepat disampingnya.

Aku pun menaruh tas ku dan duduk. Aku hanya diam dikelas itu. Aku tidak mengenal siapa pun disitu. Sebenarnya ada beberapa teman SD ku tapi aku tidak pernah akrab dengan mereka. Tetapi Rian tampak begitu akrab dengan mereka. Itu lah kelas yang paling menyenangkan semasa SMP ku karena ada Rian didalamnya.

Setahun sudah aku bersekolah di SMP itu. Aku sudah akrab dengan semua teman- teman sekelas maupun di luar kelas. Aku mempunyai 2 sahabat baru yang tak kalah asyiknya dengan Rian. Yaitu Inges dan bella. Dan 1 sahabat ku yang tak pernah pisah, Rian.

Teeetttt, bel sekolah berbunyi menandakan waktu istirahat.

"BELLA ISSAAA....." teriak inges dari bangkunya berlari kearah aku dan bella yang kebetulam sebangku.

"Ayo kita kekantin... aku sudah sangat lapar.... " rengek inges dengan menarik tangan ku dan Bella.

"Aku tidak ikut, aku ingin bermain Hp saja" ucapku menolak permintaan Inges.
"Ayolah issa selama pelajaran berlangsung kau tidak pernah dari benda itu, apa ada sesuatu yang spesial disitu? " ucap Bella dengan nada menyindir.

"Ah... tidak ada bel... aku hanya malas untuk keluar kelas dan mengantri saat membeli makan nanti. Itu cukup melelahkan " ucap ku.

"Yasudah lah, biar nanti aku belikan coklat kesukaan mu" ucap Bella sembari pergi meninggalkan ku.

Belakangan ini aku sedang asyik mengobrol dengan seseorang kenalan ku dari game yang baru kumainkan.
"Wah... sepertinya kamu sangat bahagia hari ini" ucap seseorang dari belakangku.
Aku pun menoleh dan tersentak mendapati Rian yang dari tadi membaca chat ku dari belakang.
Rian pun mengambil Hp ku dan membaca chat yang terpampang dia layar Hp itu.

"Riann... balikin Hp ku..." rengek ku padanya.

"Siapa sih yang buat kamu jarang bales chat ku? apadia lebih spesial dariku? " ucap Rian dengan nada mengejek.

Saat Rian sedang asik berlari dari ku. Tiba-tiba inges yang baru datang mengambil Hp ku dari tangan Rian.

"Inges..... balikin ke aku..."
"Issa diem!"
Tanpa sadar aku menurut dan mematung didepan inges yang sedang membaca Chat ku. Bella dan Rian mendekat dan ikut membaca chat tersebut.

"Issa.." ucap Bella
"Kenapa kamu gk pernah bilang kalo kamu punya pacar...." lanjut inges dan Rian Bersamaan.
"a aku... gk punya kok...." ucap ku
"bohong !!!" ucap Rian sambil menunjuk ku.
"Mana mungkin kamu gk punya pacar jika isi chat mu saja sudah seperti orang pacaran" sindir Rian dengan nada sinis.
"Baiklah aku mengaku..." ucap ku.
Mereka bertiga menepuk pundak ku dan berkata " kamu hebat... pertahankan !! " secara bersamaan.

Ando. Dia lah orang yang ada di dalam chat tersebut. Dia adalah pacar ku. Tetapi dia hanya ku jadikan sebagai perasaan ku. Karena rasa suka ku hanya kepada Rian seorang. Aku tidak ingin merusak hububgan kami sebagai sahabat. Maka dari itu aku menjalin hubungan dengan sosom Ando yang kukenal dari sosial media. Ando 2 tahun lebih tua dari ku. Dia kelas 1 SMA. Kami berpacaran cukup lama yaitu 3 tahun. Tetapi tetap saja aku tidak bisa mencintai Ando karena perasaan ku yang semakin dalam kepada Rian.

"Karena kebahagian ku bukan dengan orang yang memilihku tetapi dengan orang yang kupilih.

Dan dia yang kupilih tidak pernah, dan tidak akan pernah memilihku untuk bersamanya...."

Bersambung....

HurtnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang