part 4

20 1 0
                                    

"Maaf bukan kata yang tepat untuk ku, aku memang pantas merasakan semuanya"

Pagi ini Ando memberitahu ku jika ia tidak bisa mengantar ku sekolah. Dia bilang ada ujian mendadak jadi dia harus datang sangat pagi. Aku memutuskan akan berangkat dengan taksi.

Tok tokt tok

Suara itu memecah suasana hening saat aku sarapan. Aku pun bergegas untuk membuka pintu. "Apa itu taksi yang kupesan?" Batin ku.

"Pagi..."
Aku terkejut saat mendapati Rian datang.

"Loh.. kenapa yan?"

"Ngga kok.. cuma mau bareng aja" ucap nya.

"Ohh... yaudah bentar ya aku pamit dulu"

"Eh sekalian aku juga is.."

Setelah berpamitan, kami berangkat. Motornya melaju sangat cepat membuat ku sedikit takut.

Akhirnya kami pun sampai. Rian memarkir motor nya di tempat yang sama setiap harinya. Bahkan sudah ditandai jika itu adalah tempat parkirnya.

"Thx ya... duluan ya yan.." ucap ku setelah turun dari motornya.

"Eh.... mau kemana, bareng napa sih"

"Ish... ribet amat sih... "

"Heheheh"

Aku merasa aneh dengan Rian. Semenjak ia sering mendapat tatapan sinis dari Ando, Rian jadi suka menempel dengan ku. Bahkan terkadang harus bareng. Aku takut jika Ando salah paham. Dan aku takut jika perasaan ku kembali untuk kesekian kali nya.

Teeeetttt.... (bel istirahat)

"Issaaaaa......" teriak Rian dari luar kelas.

" apa sih yan... berisik tau ngga"

" ayok makan.... aku laper bgt...." ucap nya dengan nada memelas.

"Gk ah... aku gk laper. Kamu sama inges sama bella aja ya..."
" nggak. Aku mau nya sama kamu." Ucap Rian sambil mengacak- ngacak rambut ku.

"Hoi!!! APA APAAN NIH"

Aku terkejut Ando tiba-tiba datang saat Rian sedang mengacak-acak rambut ku. Aku sontak menyingkirkam tangan Rian dan menarik tangan Ando. Aku membawa nya ketempat yang sepi.

"Aku bisa jelasin" ucap ku dengan menatap lurus kedua mata Ando. Aku bahkan merasakan perasaan kecewa dan tersakiti di matanya.

"Kenapa sih is.... kalo kamu emang udah gk mau yaudah kita bubar aja." Ucapnya dengan nada selembut mungkin.
Tapi kata-kata itu menusuk hati ku. Aku tidak ingin melepas Ando. Aku sudah terlanjur sayang padanya dan aku janji akan menerima nya dengan sepenuh hati.

"Aku gk mau kita bubar. Aku sama Rian tu cuma temen doang... pliss kamu ngerti." Ucap ku
Tanpa ku sadari ada seseorang yang mendengarnya.

"Is... jadi... oh okay kita temen DOANG kan? Emang bener kok. Okey thx udah sadarin aku is.." ucap Rian kecewa.
Rian pergi meninggal kan ku dan Ando.

" sekarang plis jelasin semua nya!" Ucap Ando.
"Aku memang pernah suka bahkan aku jatuh cinta sama Rian. Bahkan saat kita pacaran aku masih suka sama Rian. Aku bingung sama perasaan ku. Pada akhirnya aku milih kamu karna aku tau aku lebih sayang sama kamu. Aku gk mau kehilangan kamu. So, please stay here..."

Ando sontak memeluk ku dan membiarkan ku menangis di dalam pelukannya.

"Maaf teman...
Bukan maksutku untuk menyakiti mu... jika aku bisa memilih lagi aku ingin memilih mu. Tetapi kurasa aku terlalu bodoh untuk memilihmu. Aku bukan teman terbaik mu, bahkan aku bukan teman terindah mu. Tapi aku hanya ingin kau bahagia, karena aku bahagia jika kau bahagia.

Berbahagialah teman...."

Kau tetap lah pilihan hati ku...selamanya..."

Bersambung.....

HurtnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang