Muncul Orang Ketiga (2)

3.6K 117 0
                                    

Part sebelum ini di private yah!

selamat membaca!


******

Aku langsung bersiap-siap dengan mengganti pakaianku dengan mini dress bewarna baby pink dan mendandan diriku sedikit agar kelihatan fresh. Setelah sudah siap aku menginjak kakiku keluar rumah disana aku menghampiri pak De yang duduk.

"Pak nanti kalau suami saya pulang bilang kalau akunya ke salon atau mall aja deh" Pak De langsung menganggukkan kepalanya.

Setelah 15 menit perjalanan aku sampai juga dicafe yang telah dijanjikan. Aku memasuki café tersebut melihat sekeliling mencari dimana Nicholas berada. Ternyata ia telah duduk di pojokan dekat kaca yang membuat dirinya bisa melihat suasana luar.

Aku mendatanginya dan duduk didepannya, membuat ia sadar kalau diriku sudah datang.

"Kamu sendiri bukan?" aku menganggukkan kepala.

"To the point!" Nicholas hanya tersenyum melihatku

"Aku menyukai gadis yang to the point" aku menatapnya jijik

Apa dia sedang menggodaku batinku.

"Aku bukan lagi gadis! Aku akan menjadi mamak mamak" Nicholas malah tertawa dengan kencang.

Apa aku sedang ngelawak apa? Batinku.

"Santai Bumil jangan marah-marah" Aku terkejut bagaimana ia bisa tahu kalau aku hamil.

"Kamu heran mengapa aku tahu kalau kamu hamil?" katanya yang menebak apa yang kupikirkan.

"Tentu aku tahu kamu dung! Namanya juga cinta mati sama kamu" aku langsung memegang perutku.

"Apa maumu?!" aku membentaknya membuat para pengunjung lainnya melihat kearah kami.

"Santai darl! Kita dilihatin loh" Aku yang tak bisa menahan emosiku lagi aku langsung pergi. Takut akan terjadi apa-apa dengan anakku.

Aku melangkahkan kakiku dengan langkah yang besar, tangan besar tiba-tiba mencegat tanganku saat aku ingin memasuki taksi.

"Pulang bersamaku yah!" perintahnya dengan senyum tapi yang kulihat adalah dibalik senyum itu ada sebuah kemarahan yang ia pendam.

"Ikuta atau aku akan menyuruh anak buahku membunuh suamimu!" aku tak bisa menahan air mata yang sedari tadi aku tahan ditambah ia akan membunuh suamiku.

Nicholas yang sadar akan air mataku terjatuh ia langsung menghapus air mata sialan itu.

"Jangan nangis sayang!" perintahnya dengan muka yang menyeramkan membuat diriku semakin takut.

Nicholas langsung menarikku kearah mobil mewahnya yang bewarna merah. Ia membukakan pintu penumpang untuk diriku. Aku melihat kearah jendela dan aku tidak tahu kemana Nicholas membawaku pergi.

Carlos POV

Saat pulang kerja aku memasuki rumah tapi tidak ada siapapun, istriku juga tidak ada dan aku berjalan keluar rumah menanyai Pak De.

"Pak dimana istriku?" Pak De yang sedang menonton film kesukaannya langsung menoleh menghadap diriku yang sedang panic.

"Oh itu tuan, Nyonya pergi ke salah atau tidak ke mall" aku langsung mengambil kunci mobil dan bergegas ke mall dan mencarinya karena diriku yang panic apalagi ponselnya yang tidak aktif.

Semoga mereka baik-baik saja batinku

Saat di kantor aku sudah merasakan ada yang tidak beres karena ada kiriman pake yang tiba-tiba berada dimeja kerjaku.

"Stef ini kiriman dari siapa" tanyaku pada Stefani, Oh iya Desi sudah aku pecat dan sekarang aku mendapatkan seketaris yang tidak bakal menggodaku.

"Dari istri bapak kali" jawabnya acuh.

Aku langsung membuka paket yang dikirimkan ke diriku. Sebuah kertas bertuliskan 'Aku akan menang hari ini'

Aku yang mencari istriku kesemua dari mulai tempat yang ia pergi dan bahkan aku kerumah orang tuanya bukannya mendapat informasi malah aku ditonjok habis-habisan oleh papanya yah sekarang ia mertuaku.

"Misi pah, apa Amber ada disini" papa yang awalnya cuek dan tidak menyambut kedatanganku malaha sekarang ia menghampiri dirku langsung mengcekram kerah kemejaku.

"Amber kabur heh?!" disaat mertua mengcekram baju mantunya dengan muka menyeramkan pasti ada yang tidak beres. Yah betul firsasatku.

Bruk ! Bruk!

Aku yang ditonjok habis-habisan oleh papa.

"Pah aku bi-"

Bruk!

"Amber hila-"

Bruk!

"Aku tahu aku salah"

Aku yang sudah disiap dikenak tonjok tetapi papa tidak memukulku lagi dan menghempaskan diriku. Aku menatap mertuaku dengan heran sambil menghapus darah yang sudah keluar.

"Itu baru pemananasan!" katanya dengan santai.

Aku melongo melihat tingkah mertuaku.

"Sekarang kita baru mulai perkelahian" katanya sambil meninjukan tangannya kearah dinding.

Aku membuka mataku dan saat kucium aroma rumah sakit memasuki hidungku. Ada yang memegang tanganku dengan lembut.

"Kamu sudah sadar nak?" aku menyipitkan mataku kearah sumber suara yah itu mama.

"Akh!" aku mersakan kesakitan saat aku bangun.

"Kamu membuat mama khawatir!" mama nangis melihat diriku.

"Mama jangan salahkan salahkan saja papanya Amber tuh!" kataku tak mau kalah, tapi Celvin menyenggol diriku yang langsung manatapnya.

"Apa sih kau!" Celvin yang mengarahkan dagunya kearah belakangku.

Aku yang sadar dari kodenya langsung melihat kearah belakang dan melihat ada MERTUA-KU.

Mampus! keluar masuk rumah sakit nih batinku.

"Sudah puas kau bicara tentang-KU" sindirnya dengan penekanan diakhir kalimat.

"Damai kita pah" aku yang menunjukkan peace kearah papa.

"Maaf belum mendengar penjelasanmu dan langsung membantaimu" katanya yang mampu membuat diriku menatap dengan tak percaya.

Aku tersadar dari perkataan papa dan langsung mencabut infus yang berada ditanganku dan menuruni tempat tidur yang ditahan mama.

"Kamu belum sembuh total" aku menepiskan tanganku.

"Tidak mah istriku belum aku temukan dan aku tidak bisa tidur santai disini" mama yang mengerti langsung menganggukan kepalanya.


Jangan lupa Vote dan Coment nya yahh!

Salah Paham (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang