Muncul Orang Ketiga

1.3K 48 0
                                    


Dalam perjalanan pulang, kami masih dalam diam terlarut dalam pikiran masing-masing, keadaan tidak ada yang mau memulai pembicaran. Sesampainya aku yang rishi dengan keadaan diam dan memulai membuka suara.

"Tadi pagi kamu mana?" tanyaku pelan.

"Kenapa kamu nangis?" Carlos malah bertanya balik ke diriku dam menatap mataku yang masih bengkak.

"Kamu tinggalin aku pagi-pagi! Aku kira kamu habis bercinta dengan aku terus meninggalkan aku dan aku juga tidak tahu perasaan kamu gimana?"

"Hah?!" Carlos terkejut dengan penjelasanku yang panjang.

"Hah hah aku dari tadi tunggu penjelasanmu dan kamu malah hanya diam!" Carlos diam dan tidak berbicara apa sampai aku mau beranjak pergi karena tidak mendapat jawab.

Tangan Carlos yang menahan lenganku membuat ku menghentikan langkahan kakiku.

"Aku kira kamu nangis karena aku telah menghilangkan perawanmu karena aku tahu kamu nggak mencitaiku bukan? Kalau tentang perasaanku apa kau tidak bisa mersakannya dari perlakuaanku padamu hm? Yah aku mencintaimu dari dulu saat sebelum kita mungkin Cuma aku belum pasti kalau saat itu menyukai mu tapi bergilirnya waktu aku yakin aku mencintaimu" Carlos menyelesaikan perkataan dengan mendaratkan ciuman di keningku.

Aku menangis mendengar perkataannya yang menyentuh.

Baperr hweee batinku

"Hiks.. aku kira kamu tinggalin aku habis kita main terus kamu buang aku dan aku juga gak tahu perasaanmu hikss... aku juga mencintaimu" Aku memberikan ciuman ke bibirnya dengan lembut.

"Berhentilah nangis hm?" Carlos menghapus airmata yang turun dari mataku.

****

Hari-hari pernikahan kami sudah berjalan seperti pasanagan yang saling mencintai tapi tidak semua berjalan mulus seperti air yang mengalir ada saatnya air tersebut tersumbat.

Amber POV

Awalnya aku sering diteror oleh bocah sialan itu yah Nicholas iya senang sekali menggangguku dan tak kenal takut pada suami orang. Carlos sudah memberinya pelajaran masih saja ia menggangu kami dengan alasan

"Aku bukan orang yang mudah menyerah untuk mendapatkan apa yang ku inginkan".

Carlos yang membuka pintu kamar dengan muka yang kelihat lelah aku mendekatinya dan membantunya membuka kemejanya. Carlos yang memeluk pinggangku dengan erat membuatku terjatuh dipangkuannya.

"Apa kabar anakku hmm?" Carlos mengelus perutku yang masih datar.

"Baik daddy" aku menirukan suara anak kecil.

"Apa kamu masih diganggu sama anak bocah itu?" aku menggelengkan kepala dan Carlos tersenyum lalu mencium bibirku dengan pelan tapi lama kelamaan makin parah malah makin lebih akhirnya kami pun bercinta.

Setelah kami bercinta ada yang meneleponku saat aku ingin mengambil ponsel Carlos lebih cepat mengambilnya.

"Berhenti ganggu istriku" Cralos masih menjawabnya dengan pelan.

"SHIT! AWAS SAJA KAU BERANI MELAKUKANNYA" teriak carlos yang membuatku terkejut.

Tut tut tut

Carlos langsung membuang ponselku kearah jendela, aku membulatkan mataku dan akua yakin bahwa ponsel itu sudah hancur berkeping-keping bagaimana tidak jatuh dari lantai 2.

"Aku akan membelikan ponsel yang palaing terbaru" Carlos memelukku makin erat.

"Ada apa?" tanyaku penasaran.

"Ponselmu itu buruk sekali" aku heran dengan tingkahnya yang makin hari makin sensitive kan harusnya aku yang sensitive malah dirinya.

"Bohong!" Carlos melepaskan pelukannya dan memutar badannya menjadi membelakangi diriku.

Hap

Aku langsung memeluknya dari belakang dan Carlos masih diam.

"Marah hm?" Tanya ku sambil mengelus dadanya yang bidang.

Carlos merasakan aku sedang menggodanya ia langsung berbalik mengahadapku dengan tatapan mesumnya itu

Dasar batinku

Akhirnya kami bermain ranjang sekali lagi.

Esoknya

Aku melihat ponselku yang baru dibelikan Carlos ada yang sms ku dengan nomor yang tidak dikenal.

+6281373900000

Halo! Pasti kau mengenaliku! Aku yang mengirim bunga lagi padamu!

Flashback On

Aku melihat Carlos yang menendang bunga mawar bewarna merah dan Carlos sedang memegang kartu yang diselipkan dibunga tersebut.

"Dari siapa? Kok ditendang bunganya?" Carlos menatapku dengan sinis wah pertanda kalau ia sedang marah.

"Jangan menerima bunga dari bocah itu lagi! kalau bisa langsung buang aja!" aku hanya menganggukkan kepala.

Carlos mendekatiku dan mencium keningku sebelum ia pergi ke kantor.

"Kerumah mama aja yah biar kamu aman?" aku mengangkat alisku.

"Kamu mau aku aman atau kamu cemburu dengannya" aku menyenggolkan lengannya.

"KAU!" Carlos langsung pergi karena aku tahu pasti ia sedang dipuncak kemarahan.

Flashback Off

Aku baru saja mengingat bagaimana kejadian kami kelahi hanya gara-gara dirinya. Aku yang tidak ambil pusing dengan tidak membalas pesannya dan membiarkannya.

Ting

Bunyi ponsel berbunyi pertanda ada sms yang masuk.

+6281373900000

Datang ke café dekat mall! Kita akan menyelesaikan permasalahan kita!

Situ yang mulai permasalahannya malah situ juga yang akhiri masalahnya! Batinku

Me : Setengah jam lagi aku sampai disini.

Salah Paham (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang