-Kuingin melihat senyum dibibir manismu. Kuingin menyentuh pucukmu. Disaat pagi kau membuka mata. Kuncup bunga ditanah yang basah ini pasti akan mekar.
.
Ranpo tengah menunggu gadisnya datang. Seperti biasanya, Ranpo mengenakan pakaian ala detektifnya itu. Tak berapa lama kemudian gadis yang ia tunggu pun datang.
Gadis bersurai [HC] dengan kemeja putih dan rok cream serta flat shoes yang senada dengan roknya. Ia membawa mini ransel hitam dan rambutnya ia kepang.
"Apa kau sudah menunggu lama, Ranpo-san?"
Ranpo terdiam. Tidak ada satu kata pun yang ia keluarkan. Dia terpesona dengan penampilanmu yang terkesan imut.
"Ranpo-san?" Panggilmu sekali lagi.
"Manis." gumam Ranpo namun terdengar olehmu.
"Eh? Ranpo-san?"
Ranpo yang tersadar akan ucapannya pun langsung malu dan dia berusaha mencari alasan yang tepat.
"Maksudku lollipop. Ya lollipop. Aku membawanya. Kau mau bocah?"
Kamu tersenyum lembut melihat pipi Ranpo yang tengah memerah. Kamu mencubit pipi Ranpo dan menariknya pergi menuju Caffe favoritmu.
***
"Ranpo-san mau pesan apa? Biar aku yang traktir" tawarmu dan Ranpo terlihat berpikir.
"Hmm ..... Parfaits" jawab Ranpo dengan semangat.
Setelah selesai memesan, tak berapa lama pesanan kalian pun datang. Dengan penuh kebahagiaan Ranpo menyantap Parfaits yang ia pesan. Kamu hanya tertawa pelan melihat tingkah Ranpo.
"Hei bocah! Dilarang tertawa!" ucap Ranpo dan kamu berusaha menahan tawamu.
Setelah selesai menyantap makanan yang kalian pesan, kini kalian akan membayarnya. Tanpa memberimu kesempatan, Ranpo langsung membayarnya.
"Ranpo-san kenapa kau yang membayar? Aku sudah bilang bukan? Kalau ingin mentraktir." ujarmu yang tidak enak pada Ranpo sebab tadi kamu yang bilang bahwa ingin mentraktir.
"Dazai bilang laki-laki yang harus mentraktir bukan sebaliknya. Lagi aku juga yang mengajak jadi sudah sepantasnya aku yang membayar." jelas Ranpo sambil membayar.
"Dazai?" gumammu dengan nada bingung.
"Temanku di tempat kerja." ucap Ranpo yang mendengar gumamanmu.
"Ranpo-san mau ke taman kota?" ajakmu dengan malu-malu.
"Aku sih tidak keberatan." ujar Ranpo disertai anggukan dan senyuman polosnya.
Kalian pun menuju taman kota. Sesampai disana, pemandangan yang kalian jumpai adalah pasangan disana-sini. Kamu hanya terdiam hingga Ranpo mengeluarkan sesuatu dari kantungnya.
"Canele?" ucapmu saat melihat sekantung canele keluar dari kantung Ranpo.
"Kau kemarin bilang ingin makan ini bukan? Aku membelikannya tadi." ucap Ranpo sambil mengambil sebuah canele.
"Terima kasih." ucapmu lalu tersenyum sangat manis.
Ranpo pun menyuapimu sebuah canele. Kamu cukup terkejut tetapi kamu tetap memakannya. Ranpo terlihat senang karena kamu mau disuapi olehnya.
Setelah selesai makan canele kalian pun berjalan-jalan dan saling bertukar cerita hingga petang.
"Ranpo-san, terima kasih untuk hari ini." ucapmu diakhiri dengan kekehan kecil.
"Besok giliranku mengajakmu ke suatu tempat, boleh?" tanyamu dan Ranpo hanya mengangguk.
"Mungkin aku egois jika meminta seperti itu, hanya saja aku kurang percaya diri jika tak ada yang menemaniku." ucapmu dan Ranpo hanya memasang wajah 'apa maksudmu?'
"Baiklah. Aku akan pergi denganmu besok." ucap Ranpo sambil menghela nafasnya.
Kamu hanya tersenyum lembut. Surai [HC]-mu berterbangan. Ranpo terpesona olehmu bahkan ada sedikit rona kemerahan dipipinya.
.
-Memandangmu tersenyum membuat jantungku meletup-letup layaknya popcorn. Aku tidak pernah merasakan perasaan ini. Jika hanya denganmu aku merasakannya. Apa ini sebuah penyakit? Jika iya, apa nama penyakit itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
[II] Words : Edogawa Ranpo
Fanfiction[Words Series] [Edogawa Ranpo Version] Drabble Collection] Mari kita bersama sampai akhir. Endingnya bisa pilih ya mau angst atau happy. Code Angst : 06.A Code Happy : 06.H