[06.A] The End of Story

1.7K 318 77
                                    

-Didalam mimpiku, kau dan aku bisa menjadi apapun yang aku inginkan. Dan dari sana siapa tahu malam ini adalah malam dimana kita pertama kali berciuman.

.

Kamu dan Ranpo kini berada dibalkon kamar Ranpo. Balkon itu cukup luas hingga kalian bisa berbaring disana berdua. Kalian menatap langit yang dipenuhi Bintang malam itu. Tak ada yang berbicara sejak kalian berbaring lima menit yang lalu.

Ranpo menyentuh jari kelingkingmu dengan miliknya. Kamu hanya meliriknya dan wajah Ranpo terlihat sedih.

"Gradasi orange langit, harum permen dari toko, rumput liar dipinggir sungai, dan setangkai lollipop mengantarkanku padamu."

"Aku punya firasat bahwa kita akan bertemu lagi. Entah itu kapan dan dimana. Sekantung jelly yang kubawa nantinya akan mempertemukan kita kembali."

"Kita berdua memiliki argumen konyol. Kita berdua saling bertengkar satu sama lain. Aku tidak tau perasaan apa yang aku rasakan sekarang."

"Setiap kali aku melihatmu, aku ingin menjadi selalu tersenyum. Kehidupan sehari-hariku yang membosankan. Kini telah dihiasi warna-warni dan kemanisan sebuah permen kapas."

"Hari esok seperti apakah yang aku inginkan? Tanpa mengetahui apapun, aku mengharapkannya."

"Mengharapkan sesuatu yang aku tidak tau itu apa. Namun rasanya sangat hangat dan manis bagai canele yang ibuku pernah panggang dahulu."

"Kuingin melihat senyum dibibir manismu. Kuingin menyentuh pucukmu. Disaat pagi kau membuka mata, kuncup bunga ditanah yang basah ini pasti akan mekar."

"Memandangmu tersenyum membuat jantungku meletup-letup layaknya popcorn. Aku tidak pernah merasakan perasaan ini. Jika hanya denganmu aku merasakannya. Apa ini sebuah penyakit? Jika iya, apa nama penyakit itu?"

"Aku tahu, kamu tertawa bukan karena kamu kuat. Kamu hanya ingin menyembunyikannya karena kamu tau bahwa aku membenci wajah sedihmu."

"Dialah satu-satunya manusia yang mengacaukan pikiranku. Entah itu kapan atau dimana, setiap aku sedang tidak bersamanya, aku selalu bertanya pada diriku sendiri. Apa dia juga memikirkanku seperti aku memikirkannya?"

[II] Words : Edogawa RanpoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang