Pertikaian Pertama

52 6 2
                                    

Hari ini sekolah Corona dibanjiri mobil-mobil mewah yang terparkir di parkiran guru dekat lapangan, mengingat adanya rapat dewan guru Corona yang dihadiri semua guru dan petinggi Corona serta kepala yayasan Corona. Sebagian besar guru menyuruh siswanya belajar mandiri di kelas selama rapat berlangsung. Beberapa siswa menuruti perintah tersebut namun tidak sedikit yang memilih keluar kelas dan menghabiskan waktu mereka di lapangan untuk bermain basket atau berlari ke kantin, atau ke perpustakaan.

Jupiter melenggang ke kantin sendirian. Di belakangnya juga berjalan Venus yang juga kebetulan menuju kantin.

"Jupiter!" panggil Venus.

"Oh! Siswa pindahan yang nggak takut dengan siapapun?" ejek Jupiter. Dia berhenti sebentar menunggu Venus berjalan menjajarinya.

Venus terkekeh. "Benar. Lo nggak takut sama siswa macam gue?" tanya Venus berjalan melewati Jupiter.

Jupiter berjalan lagi menyamai langkah siswi perempuan yang menurutku cukup mengkhawatirkannya dalam segi keberanian itu.

"Untuk apa?" tanya balik Jupiter.

"Barangkali lo takut gue merebut Corona setelah susah payah lo rebut predikat orang paling ditakuti di Corona dari Bumi?" ujar Venus santai.

"Maksud lo apa?"

"Gue nggak ada niat untuk bersaing sama lo untuk Corona. Tujuan gue ke sini adalah untuk menghindari penyerangan anak Bimasakti ke gue, tapi setelah melihat lo secara langsung, gue jadi tertarik untuk main-main sama lo," jelas Venus lalu terkekeh.

"Jadi, lo mau main-main sama gue dengan cara yang bagaimana?" tantang Jupiter.

"Hm, gue belum tahu bagaimana cara yang asik untuk bermain-main sama lo. Tunggu aja waktunya," ujar Venus. Dia mempercepat langkahnya begitu melihat Mars yang sedang duduk di bangku kantin dengan minuman kaleng di depannya.

"Hei!" seru Jupiter.

"Baru kali ini ada yang menantang gue seperti dia, apalagi perempuan. Kurang ajar sekali dia." batin Jupiter dengan matanya memicing ke arah Venus.

Mars sadar akan kedatangan Venus bersama Jupiter.

"Hai," sapa Venus. Dia langsung duduk di bangku samping Mars yang kosong.

"Sedang apa dengan Jupiter? Gue sudah bilang supaya jangan dekat-dekat dengan dia. Sudah banyak korban yang dia kerjai, dan mereka memilih untuk jarang bersekolah, atau pindah di awal semester dua lalu," jelas Mars.

"Jangan berpikiran terlalu jauh. Gue bukan mereka yang lemah, Mars," jawab Venus. Tangannya menyambar minuman kaleng Mars dan meminumnya sedikit.

"Gue tahu, tapi kalau Jupiter tahu lawan mainnya seperti lo yang nggak takut apapun, dia semakin menjadi-jadi. Gue takutnya lo kenapa-kenapa," sanggah Mars.

"Nggak akan terjadi." Venus berdiri, lalu berjalan menuju bar makan yang ada di sisi kanan pintu masuk. Dia memesan makanan di atas nampan besar berwarna putih, dan dua minuman kaleng rasa jeruk. Menu hari ini adalah udang rebus dengan sayur brokoli yang dibumbui garam dan merica. Venus memilih dua-duanya di dalam piringnya dengan nasi semangkuk kecil. Selesai mengambil makan, dia menuju ke meja Mars lagi.

Begitu berbalik, dia mendapati Mars sedang duduk bersama Jupiter.

"Mau apa bocah itu?" gunam Venus.

"Hai, Jupiter," sapa Venus.

"Hai, Venus yang katanya mau main-main sama gue. Lo udah ada pikiran gimana cara main sama gue?" tanya Jupiter sambil matanya mengikuti pergerakan Venus yang duduk di samping Mars.

Jupiter, Mars, Venus (Slow UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang