Jupiter

267 17 22
                                    

Jupiter, Mars, Venus
Ditulis oleh Nila Resti Alfiani

Siswa laki-laki yang ambisius bisa ditemukan di SMA Corona dengan mudah

-

Seluruh siswa SMA Corona berbondong-bondong menuju ballroom untuk menyaksikan acara tahunan sekolah yaitu lomba teater antar kelas. Sebagai pembawa acara pada hari ini, Bulan Melanya dan Mars Sathria menjadi pusat perhatian bahkan saat masih di backstage. Bulan dan Mars dengan pakaian yang serasi bertemakan black and white, pergi ke atas panggung untuk bersiap-siap membuka acara mereka. Alunan musik yang mengiringi mereka membuka acara tersebut dimainkan begitu indah oleh tim musik Corona, White Pluto dengan Iko sebagai pemimpin timnya.

"Selamat datang di lomba teater Corona, The Black and White Theatron!" seru Bulan dan Mars bersamaan.

Riuh tepuk tangan siswa-siswa Corona menyelingi seruan kedua pembawa acara di atas panggung. Senyum lebar di setiap siswa membawa satu energi positif untuk pertama kalinya. Ditambah dengan musik instrumen yang menyemangati setiap dari mereka. Bulan dan Mars melanjutkan sambutan mereka dengan penuh semangat sampai dimana mempersilahkan kepala sekolah Corona naik ke atas panggung untuk memberi sebuah sambutan.

"Terima kasih. Saya harap acara ini bisa berjalan sesuai konsep dan rencana para planner di belakang, dan menyuguhkan drama-drama menakjubkan untuk generasi baru Corona. Semangat semua!" ujar kepala sekolah Corona, Prof. Barack Yutama sambil mengepalkan tangannya dengan penuh semangat. Sosok kepala sekolah yang selalu menunjukkan sisi semangat walau usianya tidak muda lagi, juga pantang menyerah untuk membuat terobosan baru untuk SMA Corona yang menyandang SMA favorit di Kota Betelgeuse.

Prof. Barack kemudian turun dari panggung dengan senyum yang tidak pernah pudar. Kembali pasangan Bulan dan Mars yang mengambil alih panggung. Mereka mengenalkan beberapa kelas yang akan menampilkan drama-drama mereka hari ini.

"Oke! Aku sudah nggak sabar nih, Mars, lihat tim drama dari kelas Chemist yang jadi penampil pertama hari ini," ucap Bulan.

"Yap! Aku juga nggak sabar. Karena tadi aku ketemu mereka di backstage persiapannya sudah matang dan terkonsep banget. Kira-kira akan menampilkan drama apa ya?" balas Mars.

"Daripada kita semua penasaran. So, let's watching the team from Chemist, Alaska!"

Musik dimulai, lampu latar diredupkan.

Sosok seperti puteri memasuki panggung. Dengan gaun putih panjang dipasangkan dengan sepatu putih yang terlihat pas di kakinya, puteri menari-nari kecil mengikuti musik yang mengalun indah. Rambutnya yang terurai bergelombang dengan mahkota bunga yang bertengger di kepalanya, tertiup angin buatan membuat tariannya terlihat alami bak menari di atas padang rumput yang menyegarkan. Latar belakang layar menunjukkan suatu padang rumput luas yang dipenuhi rumput hijau dengan panjang yang diratakan. Puteri terus menari hingga tanpa sadar ada seseorang yang mendekatinya perlahan.

Seorang berjubah hitam dengan membawa keranjang buah dari rotan, mendekati sang puteri yang asyik menari. Seorang itu biasa dijuluki nenek tua yang menginginkan puteri-puteri kerajaan di seluruh dunia. Kali ini nenek tua itu menginginkan Puteri Elzasha yang cantik jelita. Menginginkan jantung sang puteri untuk membuat wajah tuanya menghilang. Nenek tua itu usai terkena kutukan dari Pangeran Johan yang mengutuknya menjadi nenek-nenek tua karena telah membuat rakyatnya menderita.

Jupiter, Mars, Venus (Slow UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang