• t i g a •

1.2K 253 77
                                    

Tak seperti malam sebelumnya, Seungwan yang biasanya menghabiskan waktu dengan meng- scroll akun sosial medianya dengan damai dan santai, kini justru dihabiskan dengan melamun tanpa tujuan sambil mengunyah camilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tak seperti malam sebelumnya, Seungwan yang biasanya menghabiskan waktu dengan meng- scroll akun sosial medianya dengan damai dan santai, kini justru dihabiskan dengan melamun tanpa tujuan sambil mengunyah camilan.

Seungwan menatap sangsi goodie bag berisi baju yang baru saja ia beli bersama Seulgi di departement store. Ia tiba-tiba ragu dengan keputusannya untuk membalas dendamnya pada laki-laki sombong itu dengan 'menggoda' nya dengan pakaian terbuka. Bagaimana jika lelaki itu justru menganggapnya murahan seperti kemarin? Bagaimana jika ia disuruh pakai flannel bekas lagi?

Seungwan mengambil pakaian itu di dalam goodie bag dan kembali menimbang-nimbang, lebih baik ia memakai baju itu atau tidak. Sebenarnya Seungwan sudah terbiasa memakai pakaian terbuka seperti itu. Tapi 'kan kali ini ia memikirkan bagaimana pandangan lelaki itu.

Ah, Seungwan sampai lupa. Dia telah pusing-pusing memikirkan persepsi dari orang yang tidak ia ketahui namanya.

Hahaha, lucu sekali. Seungwan menertawakan kebodohannya sendiri.

Namun Seungwan sungguh kesal. Ia 'kan tidak terlihat se-murahan itu. Tapi mengapa laki-laki itu bisa beranggapan seperti itu. Lagipula ia tidak seburuk perempuan jalanan yang sangat liar. Ia itu hanya perempuan mahal yang suka kebebasan saja.

"Bisakah kau menggunakan pakaian yang lebih tertutup lagi?"

"... Lebih baik anda sekarang pergi. Dan untuk biaya administrasinya kau tidak usah khawatir, semuanya akan kubayar tanpa sogokan tubuhmu."

"Aku tidak suka kau berpakaian seperti itu,"

Seungwan mengacak-acak rambutnya dengan stress, mengingat kata-kata itu sungguh membuat harga dirinya jatuh sekali lagi. Rasa kesal pada manusia itu membuncah hingga ke ubun-ubun. Mengapa ucapan lelaki itu bisa membuatnya depresi begini?

Seungwan segera meraih ponselnya dan menelpon salah satu teman baiknya.

Calling Kim Jongin...

"Halo? Ada apa, Wan?"

"Datanglah ke rumahku, aku membutuhkanmu untuk melepas rasa peningku."

"Hahaha, butuh sentuhan dariku rupanya." Jongin tertawa di seberang sana.

"Yaaa begitulah. Oh ya, bawakan 2 botol soju untukku,"

"Aku akan membawakan 5 botol, tenang saja."

💉💉💉

Turn Back My Life [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang