Love Is Unexpected Part 3

85 13 1
                                    

        Valerie masih berjalan dan berjalan terus. Entah kemana. Masih tidak tahu kemana ia akan pergi. Sampai ia menginjakkan kaki dan berhenti di depan sebuah cafe. Ia mendengar suara gitar akustik yang dipetik. Ia pun tertarik untuk melihat, siapa kah orang yang memainkan alat musik kesukaannya itu.

        Tidak di duga, laki - laki berkulit putih, mempunyai poster tubuh yang tinggi, rambutnya lurus berwarna hitam legam, dan hidung yang mancung. Sangat tampan lelaki itu. Lebih tampan lagi, saat ia memetik gitar akustiknya itu. Valerie terpesona.

Aku tak tahu apa yang terjadi
Antara aku dan kau
Yang ku tahu pasti
Ku benci untuk mencintaimu

     
       Laki - laki itu tidak hanya bisa memetik gitarnya dengan mengeluarkan melodi yang indah, tetapi juga menyanyikan sebuah lagu, dan suaranya.. Sangat merdu.

       "Permisi mbak, mau pesan apa?," tanya seorang pelayan cafe itu.

       "Ah? Saya gak mau makan disini mas. Tadi cuma lewat aja pingin liat siapa yang lagi live music disini," jawab Valerie.

      "Maaf mbak, kalau gak pingin makan disini keluar aja ya mbak. Mbak gak bisa seenaknya masuk sini terus nonton live music dengan gratis mbak,"

      "Sebentar mas, nanggung itu bentar lagi lagunya abis kok. Tinggal outro - outro doang kok,"

      "Maaf mbak, tolong keluar dari sini atau saya panggil satpam,"

      "Sebentar kek mas,"

       "Satpam!,"

Satpam datang dan menarik tangan Valerie keluar cafe. Saat berjalan untuk pergi dari cafe itu, Valerie merasa ada yang mengikutinya dari belakang. Tanpa disadari ternyata laki - laki yang tadi bermain gitar itu mengikuti Valerie.

      Valerie berbalik badan, "Woy lo siapa? Dari tadi lo ngikutin gue kan?!," Valerie terdiam kaku setelah melihat laki - laki itu membawa gitar. Dan mukanya juga tidak asing.

      "Hai. Maaf kalo ganggu lo. Gue sebenernya pingin nanya sesuatu sama lo cuman lo tadi jalan cepet banget," ujar cowok itu.

       "Lo yang tadi nyanyi di cafe itukan?," tanya Valerie.

      "Iya. Gue boleh nanya sesuatu sama lo?," tanya cowok itu balik.

      "Nanya apa?,"

      "Tadi gue sempet ngeliat lo. Tapi lo cuma berdiri ngeliat gue dipanggung, dengan pakaian tidur lo dan gak lama lo diusir satpam. Lo kenapa ngeliatin gue? Lo kenal sm gue?,"

       "Enggak, gue gak kenal sama lo. Tadi kebetulan gue lewat cafe, terus denger orang nyanyi. Gue butuh hiburan, jadi gue masuk cafe itu buat ngeliat siapa yang nyanyi. Dan ternyata suara lo bagus juga, pas gue masih pingin denger lo nyanyi sampe abis, eh gue diusir gara - gara gak beli apa - apaan,"

    Cowok itu tersenyum, "Gue Fadli. Lo?," dan sekarang ia menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Valerie.

       "Eh? Gue Valerie," Valerie pun menjabat tangan Fadli.

       "Emangnya lo ngapain malem - malem sendirian kelayapan, pake baju tidur lagi,"

       "Bukan urusan lo,"

Tiba - tiba Fadli menarik tangan Valerie menuju cafe.

      "Duduk Val," kata Fadli yang sudah duduk duluan.

       "Ngapain sih? Nanti gue diusir lagi sama satpam. Gue gak bawa uang," ujar Valerie.

       "Udah duduk aja, satpam sini mah udah jadi CS an gue,"

Dari Musik Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang