Prolog

8.3K 202 4
                                    

I can kill u, damn it!

-Wisnu Jaguar-

WISNU bisa saja membunuh orang dihadapannya sekarang karena berani menabrak tubuhnya. Tak tanggung-tanggung, Wisnu menarik kerah baju cowok yang diketahui namanya adalah Bani dengan sangat kuat sampai cowok itu meringis menahan sakit akibat tekanan di dadanya.

"Lo punya mata? Jalan pake mata, bukan dengkul!" Wisnu tidak peduli seberapa banyak orang yang menontonnya, ia hanya ingin melepaskan amarah dengan cowok bernama Bani ini.

"Gue gak sengaja." selak Bani membela dirinya walaupun itu hal sia-sia karena siapa saja yang berurusan dengan Wisnu akan sangat fatal sampai korbannya bisa saja kehilangan oksigen.

Wisnu mendorong tubuh Bani hingga terantuk di tembok. "Halah alasan klasik! Kalo nabrak ya nabrak, gak usah nabrak tapi bilang gak sengaja!"

Bani bungkam seribu bahasa. Bani tidak berani lagi melawan Wisnu. Cowok itu terlalu kuat dan marah. Bisa saja kalau Bani melawan, kepalanya akan dibenturkan ke tembok sekeras mungkin.

"Mau cari mati lo hah banci?!" tanya Wisnu sambil mengumpat kesal berkali-kali seolah kesalahan Bani sangat fatal. Faktanya, Bani hanya tidak sengaja bertabrakan dengan tubuh Wisnu.

Beruntung, ponsel Wisnu bergetar, membuat cowok itu mengalihkan perhatiannya ke arah ponsel. Sekilas, pandangan Wisnu beralih menatap layar ponsel kemudian memasukkannya ke saku celana dan beralih menatap Bani lagi.

"Lo beruntung kali ini gue mau cabut. Tapi, sekali lagi gue liat wajah lo..." Wisnu menjeda ucapannya. Cowok itu memperlihatkan kepalan tangannya kemudian bergerak dengan cepat ke wajah Bani. Bani refleks menutup matanya tapi kepalan tangan Wisnu justru memukul tembok. "Lo gak akan selamat!" lanjut Wisnu dengan penuh penekanan.

Bani bernafas lega, begitupun dengan orang-orang yang menyaksikan disekitar koridor dengan tegang. Bani membenarkan kerah baju seragamnya yang terlilit bersamaan tubuh Wisnu yang menghilang di persimpangan koridor.

Fokus dengan Wisnu, cowok itu berjalan tergesa dengan raut wajah semrautan. Baru saja emosinya sedikit hilang, kali ini tersulut lagi akibat kejadian yang sama. Seseorang menabraknya. Tapi orang itu bukan Bani.

Apa harus Wisnu mencongkel semua mata murid disini dan menggantinya dengan mata robot yang lebih tajam? Kalau iya, Wisnu dengan senang hati melakukannya.

Wisnu mendongak, mendapati seorang gadis berdiri di depannya dengan wajah menunduk.

"Maaf, saya sudah menabrak anda." ucap gadis itu sangat formal sampai Wisnu menaikkan sebelah alisnya.

"Angkat wajah lo." suruh Wisnu dengan penuh penekanan. Beruntung dihadapannya kali ini adalah seorang gadis, kalau tidak, tangan Wisnu sudah sangat siap mematahkan kaki siapa saja yang berani menabraknya.

Gadis itu menggeleng masih menunduk. Rambutnya yang tergerai menyamarkan wajahnya. "Saya sudah minta maaf, jadi urusan sudah selesai. Saya ingin masuk kelas, permisi." baru saja selangkah, Wisnu menahannya. Wisnu tak segan-segan menarik dagunya agar mendongak. Sejenak, mata milik Wisnu terkunci dengan mata gadis itu. Hanya sekian detik sampai Wisnu beralih melihat badge name gadis itu.

Kejora Vesilia

"Beruntung lo cewek," Wisnu melepas tangannya dari dagu gadis bernama Kejora Vesilia itu, dan merapikan sedikit rambut Kejora yang berantakan karenanya. "Jangan liatin wajah lo lagi dihadapan gue, kalau lo gak mau kena masalah. Understand?"

Gadis bernama Kejora itu terlihat mendengus. Ia menyelipkan anak rambut ke belakang telinganya kemudian beranjak dari sana bersamaan dengan punggung Wisnu yang sudah tak terlihat.

Siapa kira ini akan berakhir selamanya?

Kalian mengira seperti itu? Jika iya, perkiraan kalian salah besar.

☄️

Wisnu >< Kejora
Hayoloh Wisnu galak minta ampun.
Next chapter akan ada visual keduanya ok ^^

Saya, penulis gaje yang lagi gabut T_T....

METAMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang