Sekeras apa strukturnya, mau batu sekalipun, yang ditakdirkan akan melunak, tetap akan melunak seiring waktu.
-Wisnu Jaguar-
BULAN dan bintang menghiasi langit gelap malam itu. Suara kicauan burung malam mulai terdengar. Jalanan yang sepi seakan menambah kesan horor jalan yang Wisnu pijak saat ini.
Wisnu melangkah memasuki gang kecil disebelah gedung apartemen menjulang yang sudak tak berpenghuni. Suara musik mengalun terdengar semakin besar di indra pendengarannya. Baru saja Wisnu ingin mematik rokoknya, ia menyipitkan mata saat melihat seorang gadis tengah duduk lesehan di sebelah sofa kecil di dalam gedung.
"Siapa penyusup yang berani dateng kesini?!" celetuk Wisnu tiba-tiba yang berefek keterkejutan pada gadis itu. "Mau cari mati lo hah?!" lanjutnya.
Gadis itu mulai berdiri. Sangat terlihat jika seluruh badannya bergetar hebat termasuk kaki. Untung saja Wisnu sigap menahan pinggang gadis itu kalau tidak, mungkin gadis itu akan jatuh dengan keras ke lantai.
Wisnu mencengkram pipi gadis itu agar mendongak tapi yang Wisnu dapatkan adalah sebuah keterkejutan. Bagaimana gadis ini bisa berada di dalam gedung? Untuk sesaat, mata mereka saling terkunci, merasakan keterkejutan yang sama sampai akhirnya Wisnu melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang gadis itu.Wisnu segera menarik gadis itu sekeras mungkin meninggalkan temapt itu.
☄️
Kejora merasakan rasa sakit karena cengkraman Wisnu terlalu kencang dan langkah cowok itu juga sangan lebar, Kejora tidak sanggup menyamainya.
Wisnu tiba-tiba berhenti membuat Kejora menabrak punggung cowok itu. "Aduh, sakit!" ringis Kejora sembari mengusap hidungnya.
Wisnu berbalik, melepaskan cengkramannya. "Ngapain lo disana?!"
Tidak ada respon dari Kejora, gadis itu tiba-tiba saja duduk di emperan toko yang saat ini terpampang di samping mereka sambil memegangi dada, menetralkan rasa tegang, takut, lemas yang menjadi satu.
"Ngapain lo disana?!" ulangan Wisnu.
"Gue gak sengaja ngikutin orang." jawab Kejora cepat, masih memegangi dadanya yang berdebar. "Gue gak tau kalau tempat itu adalah tempat prostitusi."
"Itu bukan tempat prostitusi!"
Kejora mendongak lalu berdiri dengan cepat. "Bukan? Lo kenapa bisa tau?" tanya Kejora spontan. Kalau Wisnu bilang itu bukan tempat prostitusi, pasti cowok itu sangat mengenal tempat tua tersebut.
Wisnu membuang muka, merasa penjelasan darinya sangat tidak penting dan lagi pula gadis itu tidak ada hak menanyainya macam-macam. Ingat, Wisnu masih sangat emosi dengan gadis jelek itu.
"Anda punya mulut? Kenapa diam aja?" lanjut Kejora saat merasa tidak ada jawaban dari Wisnu.
"Ngomong sekali lagi, gue pastiin muka lo hancur lebih parah dari pada Bani sialan."
Kejora memilih untuk diam. Ternyata orang menyeramkan memang akan selalu menyeramkan, tidak ada sisi baiknya seperti dikebanyakan film yang ia tonton.
Hening menyelimuti selama beberapa menit. Kejora tidak tau situasi apa saat ini tapi dari pada harus berpikir berat, ia memutuskan untuk langsung pergi menuju tempat khursus.
"Mau kemana lo?" tanya Wisnu. Kejora menghentikan langkahnya yang baru beberapa senti lalu berbalik.
"Mau khursus."
Wisnu bergumam pelan bahkan Kejora pun tidak mengetahuinya. Kemudian Wisnu berjalan ke arah yang berlawanan dengan Kejora, meninggalkan gadis itu yang masih diam memandangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
METAMOR
Teen Fiction"Tidak semua pertemuan awal itu manis. Terkadang, ada pertemuan yang ditakdirkan pahit agar kelak menjadi kisah yang manis" Kejora Vesilia merasa dirinya terjebak bahaya dengan mengenal Wisnu. Cowok kasar dengan kesadisannya memukul siapa saja yang...